Tuesday, April 24, 2018

on Leave a Comment

Tentang dua Nabi Ismail yang ada dalam Al Quran

Salam ustaz, dalam suatu kajian Ushuluddin dikatakan bahwa Ismail yang akan dikorbankan oleh Nabi Ibrahim as itu bukanlah Ismail yang Nabi, bagaimana tanggapan ustaz mengenai hal tsb?

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Saya tidak terlalu paham maksud pertanyaan antum. Coba pelajari catatan berikut ini dan kalau masih ada yang mau ditanyakan, silahkan ditanyakan:

1216. Dua Nabi Ismail as Dalam Qur an, seri status Sinar Agama

http://www.facebook.com/.../21057069.../doc/475867349124733/
by Sinar Agama on Friday, January 4, 2013 at 2:22pm ·

Bismillaah: Dua Nabi Ismail as Dalam Qur an 
Sinar Agama
19 Oktober: 

Bismillaah: Ada 2 nabi Ismail dalam Qur an (karena banyak juga yang bertanya): 

1- Ismail as yang sebagai putra nabi Ibrahim as. Nabi Ismail as yang ini, jamannya adalah sebelum nabi Musa as dan ada di QS: 14: 39: 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ 

"Syukur kepada Allah yang telah memberiku di masa tua, Ismaa'iil dan Ishaaq. Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengabulkan Doa." 

2- Sedang nabi Ismail as yang lain adalah sebagai putra Hizqiil yang diutus Tuhan untuk Bani Israil. Nabi Ismail as yang ini, jamannya adalah setelah nabi Musa as dan ada di QS: 19: 54: 

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا

"Dan ingatlah di kitab Ismail, sesungguhnya ia adalah seorang yang teramat tepat janji dan seorang rasul dan nabi."

Jadi, kedua Ismail as itu, adalah sama-sama nabi. Tapi berbeda nasab dan jaman. 

Haidar Dzulfiqar: Subhanallah...! Terima Kasih banyak Ustadz untuk tambahan ilmunya. Sungguh sesuatu yang baru saya ketahui. Syukran...Syukran...Syukran Jazila...!!! Barakallah... 

Neo Quisling: Waah...baru tau...terimakasih ustadz 
Mohammad Jesus Kristus, 9 mutual friends: Jadi karena ayat sebelumnya menyebut Harun, lalu diasumsikan Ismail pada ayat tersebut pada Jamannya Musa, Bagaimana dengan Idris pada ayat berikutnya, apa juga pada zaman Musa?, mungkin Ini yang dimaksud Islam sebagai Teologi/Ilmu pengetahuan, Bukan sebagai Mental dan Moral. 

Bande Husein Kalisatti: Syukron Ustadz atas ilmunya. Semoga antum selalu dalam lindunganNYA dan tak bosan-bosan menasehati kami 
Shyaahiid Akhmmadd Andreanshyahh Billall, Friends with Cahaya 

Nur H: Nabi itu ada banyak. Tapi yang wajib kita ketahui ada 25 Nabi dan Rasul. Yaitu. 
Adam, Idris, Nuh, Hud, Salih, Ibrahim, Lut, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Musa, Harun, Dhul Kifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakariya, Yahya, ’Isa, Muhammad 

Novianti Armedhini: Syukran, ya kak! 

Muhammad Hanafi: Syukran Ustadz. Dalam koleksi nama-nama nabi yang berjumlah 313, saya tidak mendapati nama Ismail, Melainkan Asmuuiil setelah kenabian Hizqiil jauh setelah kenabian Ismail setelah Ibrahim. 

Ali Raza Jaffery: Well as far as I know there's 124, 000 anbiya and only 25 mention in Al Qur an 

Maskulin Rijal: Ajiib! Bisa lebih luas tentang Ismail bani Israilnya Ustadz? Sukron! 

M Dong: Syukron Ustadz.. 

Zaranggi Kafir: hehehe ajib nih baru tau juga ane..syukron Ustadz atas postingannye...hehehe..klo bisa diulas lagi seiring banyaknye komen
Kelola


SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas5m

Sinar Agama .

Razman Abdullah Chokrowinoto, 17 mutual friends: Adakah Ismail ke 2 itu Samuel=Asmuuill dalam bahasa Ibrani? 


Firman Asyhari Bin Masyhudi: Perlu dibahas, saya tidak melihat hubungan ayat yang di nukilkan tersebut menunjukkan memang ada 2 Ismail yang berbeda jaman, maaf 

Fatimah Al Junaid, 33 mutual friends: 
2- Sedang nabi Ismail as yang lain adalah sebagai putra Hizqiil yang diutus Tuhan untuk Bani Israil. Nabi Ismail as yang ini, jamannya adalah setelah nabi Musa as dan ada di QS: 19: 54:
----------------------------------------
Nama Hizqiil dicomot dari mana yaa..? 
Sinar Agama: Salam dan terimakasih untuk semua jempol dan komentar-komentarnya. 

Tentang keberlainan kedua nabi Ismail as itu, selain dipahami dari susunan ayat dan perurutannya, memang ada haditsnya. Jadi, nama Hizqil yang sebagai ayah dari nabi Ismail as yang ke dua itu sudah tentu diambil dari hadits tersebut. 

Tentang keAsmuil-an Ismail as, saya hanya bisa memperkirakannya. Tapi di hadits memang disebutkan sebagai Ismail as.

Muhammad Hanafi: Afwan Ustadz. Dari penjelasan antum, dapat disimpulkan ternyata ada dua Ismail as, yakni Ismail sebelum Musa (Ismail bin Ibrahim), dan Ismail sesudah Musa (Ismail Bin Hizqiil). Dimana keduanya adalah seorang Nabi. Saya juga menemukan data Itu di tumpukan berkas-berkas pribadi. 

Pertanyaan tambahan Ustadz, dalam kisah penyembelihan/sejarah qurban dalam Islam, menurut antum, Ismail yang mana, yang dikisahkan dalam al Qur an kemudian ditukar dengan seekor domba? 
Razman Abdullah Chokrowinoto, 17 mutual friends: Hizqill disebut oleh ahli kitab sebagai Ezekiel... Jadi Asmuill bin Hizqill disebut oleh ahli kitab sebagai Samuel dan Ezekiel kedua dua mereka adalah Nabi...tapi ada nabi bani Israel yang serupa namanya dengan Nabi Ismail bin Ibrahim...ini pertama kali saya dengar...minta pencerahan. 
Eko Purnomo: Syukron, ngaji lagi 

Sinar Agama: Muhammad H: Tentu saja Ismail as yang disembelih itu adalah yang putra nabi Ibrahim as. 

Sinar Agama: Razman AC: Bisa saja pelafazhan dari nama-nama itu berbeda akan tetapi maksudnya sama. Atau kalau bukan karena beda pelafazhan, bisa juga karena beda bahasa, misalnya sudah diarabkan. Tapi kalaulah mau dikorbankan salah satunya, maka lebih bagus kita korbankan yang tidak sama dengan Qur an. Jadi memilih yang Ismaa'iil as. Bisa juga sama akar katanya. Hal itu tidak terlalu penting, yang paling penting adalah esensi dan pemberitahuan Allah-nya di dalam Qur an, bahwasanya ada Ismail yang sebelum nabi Musa as dimana beliau as adalah bin Ibrahim as dan ada Ismail setelah nabi Musa as dimana beliau as di dalam riwayat disebut sebagai putra Hizqiil. 

Khommar Rudin: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad
Kelola


SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas5m

Sinar Agama .

Sinar Agama: Umar:

1- Kok bisa menerapkan janji kepada nabi Ismail bin Ibrahim as dengan menerima sebagai orang yang mau disembelih. Emangnya sebelum disembelih nabi Ismail as telah berjanji untuk mau disembelih? Nabi Ibrahim as mengatakan bahwa beliau as telah diperintah untuk menyembelih Ismail as dan nabi Ismail as bersedia. Jadi, disini, justru kata "taat", "ikhlash", "yaqin" .. dan semacamnya, yang cocok untuk disifatkan kepada beliau as, bukan sangat tepat janji. 

Kalau nabi Ismail bin Hizqiil as dalam hadits itu sendiri dikatakan bahwa temannya berjanji kepadanya di suatu tempat. Tapi temannya itu tidak datang dan beliaupun as menunggu di tempat itu selama setahun. Tentu saja, dengan tidak melepaskan kewajiban-kewajiban lainnya. Sampai ketika sekitar setahun, temannya baru datang dan terheran-heran karena beliau as setia menunggu sesuai dengan janjinya untuk menunggu. 

2- Kalau dalil kitab itu, maka sama-sama dengan nabi Islmail bin Ibrahim as. Karena kita tahu bahwa kitab samawi yang umum itu hanya ada 4: Taurat, Zabur, Injil dan Qur an.

Dan antum yang mengartikan dengan "kitab Ismail", adalah artian yang sangat aneh. Karena yang dimaksud kitab disini adalah Qur an. Karena itu, Tuhan memberi alif laam kepada kitab, yaitu dengan firmannya: "wa udzkur fii al-kitaab, Ismaiil...". Yakni: "Dan ingatlah/ceritakanlah tentang Ismail di kitab ini (Qur an)." 
Kalau mau ditambah dengan dalil kenabian dan kerasulan, maka kedua Ismail bin Hizqiil as ini, di ayat tersebut, dinyatakan sebagai nabi dan rasul. Jadi, keduanya bisa dikatakan tidak berbeda. 
Ibnu Zaki: Bawa riwayatnya sekalian nurdin. Semua tafsir dan riwayatnya hampir merujuk pada Ismail yang satu.

Ridho Fakhru Ridho: 84 mutual friends: Tapi bukannya tidak semua sifat bisa dipahami dari suatu fi'il, Ustadz? Boleh-boleh saja sifat shadiqul wa'ad ini ada pada diri Ismail bin Ibrahim alaihimassalam walaupun Ismail bin Ibrahim seumur hidupnya belum pernah berjanji. Akan tetapi, adalah pasti secara akli bahwa jika berjanji, Ismail bin Ibrahim akan shadiq. Adapun hadits, sah-sah saja untuk dikaji dan dianalisa lagi. kalaupun benar, belum tentu yang dimaksud ayat itu selain Ismail bin Ibrahim. 

Sinar Agama: Ibnu Zaki: Ahlan wa sahlan, apa kabar? Kok ada kata-kata hampir? Riwayat yang ana maksud itu jelas menyatakan bahwa Ismail as tersebut bukan Ismail bin Ibrahim. Kalau begitu, tidak ada istilah hampir-hampiran. Tinggal kita mau terima riwayat itu atau tidak. Itu saja. 

Sinar Agama: Ridha: Haditsnya itu jelas-jelas menolak Ismail bin Ibrahim as kok. Kalau tidak menolak hal itu, ngapain kita meributkan ayat yang belum dijelaskan hadits? Jadi, hadits itu, selain menjelaskan asal muasal pensifatan "sangat jujur pada janjinya" itu, juga menolak keIsmailan bin Ibrahim as. 

Ibnu Zaki: Iya riwayatnya agama imamiah Persia. Mana mau ane terima riwayatnya ente. Shi’ah gitu loh. Dikatakan hampir, sebab semua mufassir moslem [sonna] sepakat bahwa Ismail yang dimaksud ayat tersebut adalah Ismail bin Khalilullah. Kecuali, tentu saja riwayat-riwayat dagelan agama ente yang mengclaimnya secara jelas pula bahwa itu adalah untuk ben Hezkiel. 

Sinar Agama: Umar: He he he ... Antum ini mbok jangan parah-parah kenapa? Pertama mengatakan Ismail as punya kitab. Setelah dibuktikan tidak punya kitab, eh malah mau memaksakan sebagian penafsiran yang tidak sesuai. Orang ayatnya mengatakan "sangat menepati janji", kok diterapkan pada kesabaran menerima perintah penyembelihan? Sementara itu, Tafsir Sunni dipenuhi sejarah janji dan penungguannya itu walau banyak versi di Sunni, ada yang sehari semalam, tiga hari, setahun dalam menunggu temannya yang berjanji datang dan ternyata ia lupa itu, lah ...antum malah ngarang-ngarang sendiri dan mengatakan "bermasalah". Kan ra'syih. 
Laskar Penanti: Allahumma shalli ala Muhammad wa aali Muhammad wa ajjil farajahum
Kelola


SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas5m

Sinar Agama .

Sinar Agama: Ibnu: He he ... Enaknya main sepakat- sepakatan tanpa kitab selain kitab khayalan. Antum ini, kalau mau bicara agama, mbok ya ... baca-baca kitab kek. Bicara agama, tapi dari pikirannya sendiri, mana bisa atuh?


Ana tidak perlu menukilkan berbagai tafsir Sunni yang menukilkan pendapat tentang Ismail bin Hizqiil as, cukup satu saja dari Kitab Tafsir Qurthubi: 

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا (54) 
فيه ست مسائل :الأولى : قوله تعالى : } واذكر في الكتاب إسماعيل { اختلف فيه فقيل : هو إسماعيل بن حزقيل بعثه الله إلى قومه......

"Dan ingatlah/ceritakanlah tentang Ismail di kitab ini (Qur an), bahwa dia itu adalah sangat menepati janji dan seorang rasul dan nabi." (ayat). 

Ada enam bahasan tentang ini:

Pertama: Tentang firmanNya "Dan ingatlah/ceritakanlah tentang Ismail di kitab ini". Bahwa DALAM HAL INI TERDAPAT BEDA PANDANGAN. Ada yang berkata bahwa ia adalah Ismail bin Hizqiil yang diutus Allah kepada kaumnya...........

Perhatikan tulisan balok itu mas, Qurthubi mengatakan terdapat perbedaan pendapat tentang Ismail as ini. Lah ... kalau cuma ngomong muttafakun 'alaihi dari angan-angan sendiri, terus bagaimana bisa berani berdiskusi tentang agama? Kan ra'syih? 

Ibnu Zaki: copasan dari tafsir al Qurtuby ini ga ente terusin nyet? 

والجمهور أنه إسماعيل الذبيح أبو العرب ابن إبراهيم 

Jumhur Ulama noh, istilah kata, mereka sepakat merujuknya pada Ismail ben Khalilullah. 

Riwayat dari agama ente sendiri ga di bawain? banyak noh yang katanye di bilangin ame bu baadille japar 

Sinar Agama: Ibnu Zaki: Ana hanya menyebutkan bahwa di tafsir Sunni juga diakui adanya penafsiran yang tidak sepaham itu. Kalau seorang mufassir yang terkenal sudah mengakuinya bahwa di dalamnya ada perbedaan, sekalipun mengatakan bahwa jumhur itu berkata lain, maka itu sudah cukup sebagai adanya perbedaan. 

Artinya, dari mana saja sumber perbedaan itu, ketika dimuat oleh mufassir Sunni dan dijadikan berita akan adanya perbedaan itu, maka itu sudah cukup untuk membuktikan adanya perbedaan yang diakui mufassir Sunni. 

Ringkasnya, ketika mufassir Sunni itu memberitakannya, maka ia berarti mengakui kemungkinannya. Karena dengan itu, tidak serta merta disesatkannya. 

Dan itu sudah cukup bagiku untuk menyebutkan bahwa di Sunni juga disebutkan adanya perbedaan. 

Belum lagi kitab-kitab yang lain yang ada di Sunni. Yang terlihat mata saja, dan secara baca cepat, ada tiga atau lebih tafsir Sunni yang menyebutkan perbedaan itu. 

Yudi Helfi Sutan Ma'rouf: Apakah Samuel yang dimaksud sebagai Ismail bin Hezekiel ini adalah sama dengan Samuel yang mengangkat Thalut sebagai Raja Israel? 

Debi Susandra, Friends with Sang Pencinta and 22 others: love the point of this topic..salam 'alaika guy's 

Husein Amrillah: Benu jeki ente dah paham lom, gak usah panggil nyet nyet segala! 
Wassalam.
Kelola


SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas5m

Bravo Boy Ustad apakah jawaban antum dari tukilan catatan antum ini perlu dikoreksi juga?
Kelola


SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas5m

Hendy Laisa Ustaz Sinar Agama baik... sy inbox kan nti cuplikan audionya
Kelola


SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas5m


Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1551871141593004




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.