Sunday, April 15, 2018

on Leave a Comment

Jika safar dari wathon ke wathon bagaimana jarak tarakhusnya?

Salam.
Mau tanya.
1. Kalau safar ke tempat Wathon, maka shalat qoshor di perjalanannya dari batas haddust tarakhus dari batas kota yg ditinggali sampai kemana ? Apakah sampai ke haddust tarakhus kota tujuan atau cuma sampai batas kota tujuan ?
2. Kalau no.1 sampai batas haddust tarakhus kota tujuan, apakah berarti sekitar 2 km sebelum batas kota tujuan ?
Syukron
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Sampai Batas Tarakhkhush wathannya. Sampai ke haddu tarakhkhush, sebab yang dituju adalah wathannya. Bahkan begitu pula kalau yang dituju itu bukan wathannya akan tetapi berniat dari awal untuk tinggal sepuluh h
ari di kota tujuan tersebut.

2- Kalau perginya untuk kehati-hatian ambil 1-2- kilo meter atau kalau perlu 3 kilo meter, tapi untuk wathan yang dijutu dan/atau wathan yang dipulangi setelah berpegian, atau juga kota yang dituju yang diniati dari awal tidak akan keluar dari kota itu setidaknya dalam waktu sepuluh hari, maka hati-hatinya ambillah sekitar 1 kilo meter atau kurang dari itu. Tapi di fatwa Rahbar hf, cukup seukuran tidak terdengarnya adzan yang tidak pakai pengeras suara dan tidak terhalangi pohon-pohon dan lain sebagainya. Kira-kira sendiri berapa ratus meternya. Mungkin 500 meters sudah cukup.
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas2m

Orlando Banderas Ustadz, kenapa ada perbedaan batas haddust tarakhus ketika bepergian dan ketika pulang, padahal acuannya sama ? Kau pergi, hati2nya 2-3 km, sementara pulangnya hati-hatinya sekitar 1 km atau kurang dari 1 km.
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas2m

Orlando Banderas Acuannya sama yaitu tidak terdengar azan dan tidak pakai pengeras suara dan tidak terhalangi pohon/rumah.
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas2m

Orlando Banderas Acuannya sama yaitu tidak terdengar azan dan tidak pakai pengeras suara dan tidak terhalangi pohon/rumah.
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas2m

Sinar Agama Orlando Banderas, kan mudah memahaminya. Misalnya untuk Shalat Maghrib dan berbuka, hati-hatinya dilambatin lagi dari 45 menit setelah adzan Maghribnya saudara-saudara Sunni. Tapi untuk Shubuh dan Imsaknya, hati-hatinya dipercepat dari adzan Shubuh saudara-saudara Sunni. Kenapa di ujung di pangkal/permulaan diperlambat sementara di akhir/ujung malah dipercepat? Belum bisa memahami? Nih:

- Kalau pergi ambil batas Tarakhkhushnya itu 2-3 kilo meter supaya yakin kalau memang sudah melewati batas tersebut. Misalnya mau batalin puasa, maka puas hati karena sudah pasti lewat batas tarakhkhush.

- Kalau pulangnya diperpendek supaya yakin bahwa benar-benar telah memasuki batas tersebut. Misalnya mau shalat penuh, maka sudah yakin kalau sudah sampai ke kotanya alias batas tarakhkhush tersebut.

So, apa susahnya saudaraku? Tapi memang apapun wajib ditanyakan kalau tidak mengerti.
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas2m

Orlando Banderas Alhamdulillah Syukron Ustadz. Jazakallah Khoiron Katsir.
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas1m



Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1561588127287972



0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.