Tuesday, March 14, 2017

on Leave a Comment

Tentang Ahok Pemimpin kafir, Negara Islam wajib dicintai dan diidamkan, boleh diterangkan akan tetapi tidak boleh dipaksakan, baik dalam ilmunya apalagi dalam penerapannya.

Salam Saudaraku. Ada beberapa tanya yg ingin kusampaikan.
1. Saya sangat resah dengan maaalah penistaan agama yang dilakukan Ahok. Jujur saya tdk suka Ahok yg gemar melakukan penggusuran dan reklamasi namun saya juga tidak suka cara2 FPI dengan aliansinya dalam menuntutnya. Apalgi jika melihat track record mereka yg gemar menyudutkan kaum agama lain. Menurut ustads apakah yang harus kita lakukan di tengah banyaknya fitnah dalam kasus ini apalgi membawa nama Islam.
2. Apakah menurut ustads perlu menjadikan Indonesia sebagai negara Islam layaknya Iran di tengah2 tanpa adanya penindasan dan ancaman terhadap keberadaan agama Islam di Indonesia ini. Sungguh Ustads sy mencintai negara Islam Iran tp menurutku bukanlah saat yg tepat untuk menerapkan hal yg sama untuk Indonesia. Selain karena tdk adanya alasan di atas juga umat muslim di Indonesia belumlah siap untuk itu. Beda dengan Iran yg jauh sebelum revolusi tanpa henti dididik oleh ulamanya untuk bersiap menyambut negara islam.
3. Apakah dalam fikih tentang mandi wajib yaitu mendahulukan bagian tubuh kanan lalu kiri bermaksud seluruh bagian tubuh kanan dulu yg dibasahi air atau tangan kiri dlu baru kanan lalu dilanjut dengan hal yg sama pd bagian tubuh lainnya.
4. Apakah doa2 sehari dalam Sunni sm dengan syiah, seperti doa akan makan, minum, berpakain dn sejenisnya.
Terima kasih ustads. Semoga engkau selalu dalam naungan rahmatNya. Amin
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Saja Zaenal Nyimak dulu

Mursalin Mursal Salam ikut nyimak

Rahmat Nyimak juga

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Untuk mengambil sikap yang komplit, harus tahu semua informasi dan kebenarannya secara gamblang tanpa dipengaruhi subyektifitas sama sekali. Namun sebagai rabaan-rabaan maka saya akan memberikan pedoman umum dan global terhadap pertanyaan-pertanyaan antum di atas sesui dengan nomor-nomor yang antum berikan, yaitu (saya sudah pernah juga menjelaskan hal ini sebelumnya):

1- :

a- Ahok merupakan harga mati yang tidak boleh dibiarkan melakukan apa yang selama ini dilakukan, seperti kasar, tidak sopan, sok tahu Islam, ngajari orang Islam tentang keIslaman, menghina Qur an, menghina mufassir dan ulama dan semacamnya. Sombong juga dimana memastikan dirinya masuk surga dan dikasih makan sama Tuhan. Walhasil harga mati tidak boleh dibiarkan. 

b- Ahok juga merupakan harga mati sebagai tidak boleh dipilih orang muslim dengan alasan larangan Qur an yang tidak perlu takwil sekalipun. Dan ketidakbolehan memilih pemimpin kafir ini bahkan masuk darurat fiqih hingga tidak lagi memerlukan fatwa dan taqlid. 

c- Ahok juga merupakan harga mati sebagai tidak bisa dijadikan alat mencari kemuliaan seperti keadilan sosial, pemerataan, keamanan dan semacamnya. Sebab Qur an sudah mengancam pencari kemuliaan dunia itu dari orang kafir, seperti QS: 4:139:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (138) الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا

"Beritakan pada orang-orang munafik bahwa bagi mereka adzab yang pedih (138) yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir sebagai aulia'/pemimpin/topangan dengan meninggalkan mukminin, apakah mereka mengharap kemuliaan dari mereka, sesungguhnya kemuliaan itu hanya milik Allah seluruhnya."

d- Sementara Islam, ya Allah ..... apa itu Islam dan Qur an? Tidak semudah memahami sate Madura. Islam dan Iman mesti dimaknai oleh alim yang alim, bukan alim yang dialim alimkan. Karena itu, siapa saja yang mengaku dirinya paling Islam, apalagi paling alim, atau setidaknya berucap dan bertindak yang semakna dengan itu, maka dialah (baca: siapa saja) yang paling sesat di muka bumi ini dan atas nama Islam. 

e- Teman-teman, jangan seenaknya mengambil sikap apapun, baik mendukung atau menentang. Baik yang didukung dan ditentang itu adalah Ahok atau FPI dan sebangsanya. Mengapa? Karena kita semua tergolong pada yang tidak tahu Islam dan bukan yang alim. Apalagi kalau ditambahi dengan kecenderungan diri dalam menilai (subyektif) maka sudah pasti akan bertambah parah. 

f- Terus bagaiman dong? Mungkin jalan keluarnya adalah:

f-1- Jelas tidak memilih Ahok. Tapi karena negara kita bukan negara Islam, maka tidak boleh mengganggu yang memilihnya. 

f-2- Ikut menyuarakan anti perangai Ahok dan ikut demo asal damai dan karena Allah swt, bukan karena partai, pilkada membela lawanan Ahok dan semacamnya. 

f-3- Memberikan masukan pada FPI atau sebangsanya dalam hal-hal yang dianggap keluar dari ajaran atau akhlak Islam. Apalagi yang mensokpastikan informasi luar negeri tentang apa-apa yang terjadi di Iraq, Suriah. Dan memberikan masukan juga agar juga menyuarakan Yaman. Intinya, berikan masukan yang perlu, baik-baik hal-hal dalam negeri atau luar negeri. Dan berikan saran jangan mengambil dari dari satu arah tentang apa yang terjadi di luar negeri. Dan janganlah gerakan dalam negeri menjadi peredam suara tertindasnya muslimin di luar negeri oleh para teroris dan wahabi hingga tidak tersentuh umat Islam di dalam negeri kecuali kelompok terorisnya. Berikan masukan agar selalu berusaha mengajak kepada persatuan, baik yang separtai atau tidak, semadzhab atau tidak, segolongan atau setidak, sealiran pemikiran atau tidak.

Sinar Agama .

2- Negara Islam itu wajib dicintai dan dibela. Tapi penegakannya tidak wajib dipaksakan. Antum dan saya, bukan orangnya untuk mengatakan kapan siapnya Indonesia menerima negara Islam. Apalagi kita termasuk orang yang tidak pernah memproses diri send
iri sekalipun, untuk menuju negara Islam. 

Negara Islam wajib dicintai dan diidamkan, boleh diterangkan akan tetapi tidak boleh dipaksakan, baik dalam ilmunya apalagi dalam penerapannya. 

Makshumin as dari sejak nabi Adam as, lebih banyak yang tidak menegakkan negara Islam karena umatnya yang tidak mendukung. Bahkan para Imam as yang sudah tidak memaksakan juga diuber dan dibantai. 

Intinya negara Islam hanya wajib dicintai dan diidamkan, akan tetapi tidak boleh dipaksakan baik secara ilmu atau apalagi prakteknya. 

3- Wajib badan kanan yang dimandikan terlebih dahulu. Yakni dari bahu sampai ke ujung kaki. 

4- Sama dan tidak sama, tergantung. Tapi doa yang baik, selalu boleh dibaca dan dilakukan, tentunya.

Arifuddin Syam terima kasih atas jawaban ustads. izinkn saya u menanggapi ustads, bkn lancang tp hanya ingin meyakinkn driku sj, maafkn; sy sngt setuju dgn pendapt ustads tentang bagaimana sikap kita mnghdapi maslah itu, tp ustads untuk ikut berdemo dan mendukung FPI sy sngh tdk bsa. sy mengecam Ahok dn prilakunya tp sy lbh memilih u tdk ikut demo bsama Fpi. lagian ustads bkn cm FPI sj yg trlibat dalam aksi itu, tetapi jg banyak simpatisan gerakan radikal sy sbtkn sj ustads simpatisan ISIS dan Jabhat Al Nusra dn sngt terkesan ditunggangi, walau sy juga melihat banyak muslim yg memang dgn ikhlash memperjuangkan agamanya. saya hanya tkut aksi ini mala ditunggangi. itu juga blm ditambah dengan akn sngt mudahnya kita akan mendapatkn intervensi dr pihak asing atas nama kemanusiaan (humanitarian intervention) seperti yg dilakukan Amerika di Irak dan Suriah. sngguh ustads sy lbh memilih untuk mengecam dlm dri dn menhan dri demi tdk menyulut aksi yg sm dr agama lain sebgaimna kita lht saudara nasrani kita juga melaporkn balik letua FPI dengan kasus penistaan agama juga. untuk poin lainnya sangat jelas dan terang ustads. trima kasih selalu menanggapi setiap tanyaku. semoga engkau selalu diliputi rahmat Allah SWT

Sinar Agama Arifuddin Syam, justru kalau antum datang demo dengan kelompok tertentu yang bukan teroris apalagi dengan bendera-bendera tertentu yang menunjukkan beda dengan para teroris, maka akan semakin menutup kemungkinan terjadinya yang antum khawatirkan itu. Tapi kalau tidak dantang ke demo, maka bisa sebaliknya.

Arifuddin Syam apakah haram hukumnya ustads jika kita tdk ikut demo? sy hanay merasa tdk bisa satu barisan sj dengan para simpatisan teroris dn juga jujur sj sy tdk suka FPI. sy tdk mndukung Ahok bahkan sy juga membencinya. sy juga tdk memposisikan driku netral, sy tetap berada posisi mengecam Ahok tp tdk dibarisan para simpatisan Teroris itu, merkea memiliki agenda lain yg menurutku dapat menyebabkn kerusakan yg lbh basar bahkan bsa berujungnya trrpecah belahnya NKRI ini.

Sinar Agama Arifuddin Syam, saya sudah menjelaskan tentang alasan antum yang terulang di atas. Sedang masalah dosa tidaknya tidak ikut demo, maka tergantung keadaan. Kalau kita tahu bahwa Islam dan muslimin akan semakin menderita dari dalam dan luar negeri sesuai dengan uraian saya sebelumnya, maka bisa saja sampai ke tingkat dosa. 

Apalagi ada analisa bahwa kaum nasionalis bisa menjadi korban habis-habisan kalau lemah. Karena ada yang meraba bahwa sekarang sudah lebih dakhsyat bahaya yang mengancam Indonesia. Yaitu dari Komunis Atheis (atau Komunis Sosialis) yang dibelangnya adalah negara China, dan dari pihak Jihadis yang dibelakangnya tiga sejoli (Amerika, Wahabi Saudi dan Israel). 

Nah, kalau kaum nasionis yang mau kritik Ahok tidak turun lapangan, dikiranya dua kubu di atas sudah mementas dan sudah siap tempur dan tinggal tunggu tanggal mainnya. Apalagi kalau kepuluan seribu sudah dihuni puluhan juta orang China Asing (bukan China dalam negeri) yang konon sudah membeli rumah-rumah apartemen yang sedang dibangun, yang konon maketnya sudah dijual belikan di China, Hongkong dan lain-lain. 

Karena itu, mungkin anti Ahok yang netral mesti memberikan coraknya di lapangan seperti saya lihat dari beberapa intelektual Muhammadiah (sekalipun secara politik sebagiannya memang cenderung pada partai tertentu) dan juga nampak kita lihat dalam demo itu beberapa ustadz dari kalangan Syi'ah. 

Tapi maksud saya, tidak usah membawa bendera madzhab dalam demo. Cukup sebagai bangsa Indonesia dan sebagai muslim, tapi bukan dari jenis Intoleran. Jadi, yang ditonjolkan sebagai bangsa Indonesia, muslim dan bukan dari golongan intoleran. 

Hanya Allah yang tahu pasti mana yang maslahat dilakukan. Semua itu hanya dari pandangan saya belaka yang tentu relatif. Tapi saya tidak sembarangan memberikan anjuran atau rabaan sekalipun tentu saja tetap relatif.

Arifuddin Syam nah itu dia ustads menurutku yang paling tepat. berada pada garis perjuangan kaum muslim yg tdk intoleran. terima kasih ustads atas pencerahannya. InsyaAllah sy pun akan berjuang, tp untuk bersama FPI dn organisasi lainnya yg berafiliasi sy tdk bsa. atau ustads ada baiknya ustads kita mmbangun ulang gerakan Islma ini dngan pondasi yg jelas. memetakan musuh dan memfilter siapa2 yg bisa ikut dalam gerakan itu. tntu sj dengan mengeluarkan kaum intoleran yg anti perbedaan itu. bagi sy ustads berjuang dengan mereka sm sj dengan menyakiti hati kaum muslim di Suriah, Irak, dan Yaman yg sedang berjuang melwan mereka

Arifuddin Syam menurtku visi kaum intoleran itu berbeda dengan kita. visi mereka persis sm dengan idola mereka di Irak dan Suriah yaitu mendirikan negara Islam yg berpaham wahabi. merka hanya menjadikn isu ini sbgi alasan u mengobarkn perang di Indonesia seprti Isu Bashar Al Assad yg mereka smkn dengan Tahgut yg wajib diperangi. krn itulah ustads menurutku lbh baik berada pd jalur perjuangan sndri melawan kekuuatan arogansi dunia ketimbang bersama mereka yg hanya dapat memecah belah dn memporak2ndakn Indonesia.

Sinar Agama Arifuddin Syam, ha ha....sepertinya antum bukan orang yang bisa bersatu dengan orang yang berbeda. Pergerakan antum tidak akan bersama-sama dengan kelompok lain yang berbeda, baik beda sedikit atau banyak, beda asas atau ranting. Walhasil, silahkan saja antum pilih dan tanggung jawab sendiri di hadapan Allah, semoga Tuhan selalu menlindungi kita semua, amin.

Arifuddin Syam tdk kok ustads. justru sy sngt mencintai perbedaan. maaf itu hanya pengalaman sj, dlu sy ad ketua BEM di kampus. dn dalam m3mbangun gerakan mahasiswa yg selalu menjadi pengacau dan merusak jalan dan visi sebuah gerakan adlh kaum radikal yg selalu menginginkn terjadinya kekacauan. walhasil visi perjuanagn tdk bsa dicapai mala menciptakan perspektif n3gatif dr masyarakat. maaf ustads ini curhat p3ngalaman. sy lanjut, sy mengenal mreka sjk di kampus. ktika ad penguasa Zalim dn m3nindas baik di kampus atau birokrat negara tp jika dr golongan mereka atau dekat dengan mereka tdk ingn m3lawannya, tp jika yg m3nindas itu bkn dr golongan mereka maka mereka lansung sj berteriak munafik dn darahnya halal. mereka tdk ingn bergerak jk isunya bkn masalah agama, seperti perampasan tanah, penggusuran, dll. sy sngt mengenal mereka ustads dan belakangan smnjak diskusi dgn ustads sy sngt yakin kalau pikiran mereka ini memang sdh sngt rusak dn sngt sulit diperbaiki. mereka bkn pejuang k3manusiaan ustads, mereka ad simpatisan teroris. bknkah duta besar plestina jg sdh prites dgn mereka krn suka m3mbawa bndera plestina pdhl aksinya tdk damai. dn mereka jg tdk ingn membawa isu Yaman, Irak, dan Suriah. isu mereka cuma satu yaitu Ahok si Kafir. sungguh ustads sy sngt mencintai perbedaan bahkan sy sngt tdk suka siapapun yg anti perbedaan

Saja Zaenal Allahumma solli a'la Muhammad waa Ali Muhammad.

Arifuddin Syam kuharap ustads tetap mendujungku dn tdk m3mb3nciku walau tdk ikut dgn barisan mereka. sy akan tetap berjuang. semoga juga ustads selalu dlm lindunganNya dan selalu dalam jalan kebenaran.

Sinar Agama Arifuddin Syam, saya hanya mendukung apa yang saya yakini kebenarannya akan tetapi jelas akan sangat toleransi pada siapa saja yang berbeda. Jangankan seperti antum, orang yang seperti FPI saja saya masih bisa toleran. Toleran dalam arti tidak mengganggu apa yang mereka yakini. Tentu saja beda kalau dalam diskusi. Diskusi pasti harus tegas dalam salah menyalahkan, tapi dengan argumentasi dan tanpa pemaksaan serta tanpa saling mengganggu. Ini yang saya maksudkan toleransi dan persatuan. 

Setiap golongan atau orang, satu sama lainnya boleh saling menyalahkan akan tetapi:

a- Dengan argumentasi gamblang.

b- Tidak saling memaksakan.

c- Tidak saling mengganggu.

d- Tidak saling membuat pertikaian.

e- Tidak saling menjatuhkan.

f- Tidak enggan bersatu dalam hal-hal yang sama (di sini yang saya katakan barang kali bagus kalau turun ke jalan dalam waktu yang sama dalam memprotes Ahok).

g- Saling menolong semampu-mampunya terutama dalam hal-hal yang sama. 

h- Bersatu menyuarakan kalimat-kalimat tauhid dan yang sama lainnya dalam menghadapi rongrongan kafirin.

Arifuddin Syam iya ustads. terima kasih atas semua penjelesannya. beberapa penjelasan ustads mmnerangi pikiranku. sy hanya brpijur sj argumentasi ku jg ckup kuat dlm hal ini. sy pun akan berjuang.



Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1164561533657302



0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.