Wednesday, March 8, 2017

on Leave a Comment

Saya itu saya yang mana ? Bisakah saya mengetahui saya itu siapa dan yang mana..? Tentang Logika, Ilmu Mudah dan Ilmu Fikir.

Salam ustd.. Mohon pencerahannya... Terlintas dalam benak pikiran "sawah ladang kambing dll ini punya saya. Lalu, mata tangan hidung dan anggota tubuh ini adalah punya saya. Kemudian di saat aku mati jasadku di kubur dan membusuk. Kemudian aku di alam barzahi.. Yang mau saya tanyakan sebenarnya " Saya itu saya yang mana ? Bisakah saya mengetahui saya itu siapa dan yang mana..? Mohon pencerahannya dan mohon do'anya pak ustadz. Matursuwun dan salam.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

1- Dalam Ilmu Logika dikatakan bahwa ilmu itu bisa dibagi dari berbagai sisi. Salah satu sisi pembagian ilmu, dibagi dari sisi mudah dan tidaknya:


a- Ilmu Mudah, adalah yang tidak perlu dipikirkan atau tidak perlu proses pemikiran walau cepat sekalipun. Tidak perlu sama sekali. Seperti mengerti tentang diri kita, keadaan diri kita, yang kita lihat, yang kita dengar, yang kita raba dan yang apapun yang kita capai dengan panca indra secara tanpa keraguan. 

b- Ilmu Pikir, adalah ilmu yang perlu proses pikir. 

2- Pikir, adalah gerak akal dari yang diketahui (data) kepada yang tidak diketahui (masalah yang mau dipecahkan) walaupun dengan cepat.

3- Sekalipun Ilmu Mudah itu tidak perlu pikiran, akan tetapi tidak semua orang bisa mengetahuinya. Karena itu perlu syarat-syarat seperti:

a- Perhatian ata fokus. Sebab kalau tidak fokus pada baju teman bicaranya, kalau sudah pisah ditanya memakai baju apa, bisa saja tidak mengetahuinya. 

b- Sehat panca indra supaya tidak tercakupi kalimat ini:

"Siapa yang hilang satu indra, hilang satu jenis ilmu."

c- Tidak gila alias sehat akal. 

d- Tidak berpenyakit ragu atau waswas. Sebab bagi orang ragu dan waswas, tidak ada yang jelas sekalipun terangnya matahari dan keberadaan dirinya. 

e- Tidak dipikir sebab akan hilang dan menjadi samar. Misalnya antum memikir rumah itu apa ya, apa ya, dan terus dipikir, nanti lama pahaman mudah tentang rumah, akan menjadi kabur sebelum kemudian menjadi kacar balau.

4- Jawaban Pertama dari Soalan:
Dengan semua penjelasan di atas, maka antum tinggal mengatakan bahwa:

"Saya ada saya ini, pelaku semua tindakanku ini, yang bertanya ini, yang menjawab ini, yang berdiskusi ini, yang makan ini, yang nulis ini, yang facebookan ini, dan seterusnya ini."

Kasarnya, antum jangan banyak memikirkan diri antum itu siapa karena akan merusah beberapa syarat di atas dan kejelasan diri antum akan menjadi samar sebelum kemudian kacau balau. Saking kacaunya kalau diteruskan lagi, maka betul-betul bisa menjadi gila betulan. 

5- Jawaban ke Dua dari Soalan:

Untuk jawaban ke dua ini, yaitu menanyakan diri dalam rangka ingin tahu secara hakikat dan filsafatnya, bukan sekedar keberadaan dan tanggung jawabnya. Untuk ini perlu banyak belajar hal-hal seperti filsafat (ilmu tentang wujud dengan dalil gamblang akal), agama dan semacamnya. Saya sarankan merujuklahke catatan alfaqih yang menjelaskan tentang Tuhan, alam semesta, manusia, ruh, amal manusia, hakikat amal manusia, alam kubur dan akhirat. 

Ringkasnya adalah jati diri manusia itu adalah ruhnya. Sebab dia yang merupakan pelaku dari semua amalnya, buku catatan amalnya, jelmaan semua amalnya, bentuk hakiki dari jati dirinya adalah ruh yang sudah diserupakan dengan semua hasil ilmu dan amalnya, yang akan berbeda dari manusia-manusia lain kelak di akhirat baik dari sisi tubuh barzakhinya (kalau di dunia kan sama yaitu sama-sama punya tubuh seperti sekarang ini) apalagi dari sisi ruh malakuutinya (auliyaa' ke atas).

Karena hakikat kita itu adalah ruh yang berbentuk sesuai dengan ilmu dan amal kita, dimana ruh itu adalah non materi, maka dia tidak bisa dilihat dengan mata, didengar dengan telinga dan semacamnya sekalipun terhadap diri kita sendiri. Karena itu maka hakikat tersebut hanya bisa dibayangkan sekarang, diperkirakan sekarang, dan baru kelak kalau kita sudah mati akan terlihat dengan nyata.

Semoga kita semua bisa kembali kepada Allah swt dengan tetap bertubuh barzakhi seperti tubuh dunia ini, alias manusia sejati, bukan binatang atau apalagi campuran dari berbagai binatang, amin.

Mohamad Misrundiewirya Terimakasih atas pencerahannya pak ustadz.. Dan mohon do'anya selalu.




Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1160479977398791




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.