Tuesday, March 14, 2017

on Leave a Comment

Makna Iman, Iman di atas Iman, "Iman adalah keimanan yang diyakini dalam hati, diucapkan melalui lisan dan diamalkan melalui perbuatan."

Salam ustd ..smg selalu dlm lindunga Alloh swt ..bagaimana makna yg orang yg mati dlm keadaan ber iman
Suka
Komentari
Komentar

Sukarno Karno Wa alaikun salam

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

1- Iman itu memiliki tingkatan yang banyak dan tidak bisa dihitung. Misalnya iman setelah Islam, iman setelah iman dan seterusnya. Jangan heran kalau ada iman di atas iman. Perhatikan firman Tuhan di QS: 4:136:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا 

"Wahai orang-orang yang beriman, BERIMANLAH KALIAN kepada Allah dan RasulNya dan kitab-kitab yang diturunkan kepada RasulNya dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir terhadap Allah dan malaikat-malaikatNya dan kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya dan hari akhir, maka dia telah sesat sejauh-jauh kesesatan."

Catatn Ayat:
- Perhatikan perintah beriman di atas. Perintah itu diberikan kepada orang yang sudah beriman. Dengan demikian, berarti iman yang lain dari iman yang dasar dan umum kita ketahui. 

- Kalau imannya lain, maka kafir yang menjadi lawanannya juga lain.

2- Untuk mendapatkan keyakinan pada keberimanan kita, minimal kita gapai apa yang secara globalnya dikatakan sebagai iman yang paling dasar, yaitu yang didefinisikan sebagai berikut:

"Iman adalah keimanan yang diyakini dalam hati, diucapkan melalui lisan dan diamalkan melalui perbuatan."

3- Supaya kita pasti dihitung sebagai orang beriman, maka kita selain mengimani keimanan-keimanan yang diterangkan oleh Islam, juga mesti mengamalkannya dalam perbuatan. Mengamalkan keimanan adalah dengan mengamalkan fiqih yang dibuat Tuhan untuk kita manusia. 

4- Memang, kita tidak boleh putus asa. Karena itu yang hanya beriman dan tidak mengamalkan fiqih, asal tidak menentang fiqih dan tidak mengingkari kewajibannya, maka jangan berputus asa untuk terhitung sebagai orang mati dalam keadaan iman/beriman. 

5- Yang lebih parah dari itu, maka hendaknya berusaha untuk memperbaiki diri tanpa memiliki hak untuk berputus asa. Karena itu, kalau menentang fiqih maka berhentilah dan bertaubatlah. Kalau mengingkari kewajiban berfiqih maka berhentilah dan bertaubatlah.




Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1164286600351462


0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.