Saturday, March 18, 2017

on Leave a Comment

Benarkah ada hadis yang menjelaskan bahwa semua keturunan nabi itu di jamin masuk surga? Usia berapa Imam Mahdi dighoibkan?

Salam ustadz... Mohon pencerahannya 1. Benarkah ada hadis yang menjelaskan bahwa semua keturunan nabi itu di jamin masuk surga...? 2. Imam Muhammad Al Mahdi waktu di ghoibkan itu pada usia berapa pak ustadz.. Matursuwun...
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Benar ada hadits seperti itu akan tetapi perhatikan poin-poin berikut ini:


a- Haditsnya itu global atau muthlaq/mutlak menurut istilah ilmu hadits.

b- Ketika mutlak, maka bisa dikondisikan (diqaid) dengan ayat dan hadits yang lain. Misalnya dengan ayat dan hadits yang mengatakan bahwa hanya yang taqwa yang akan dimasukkan surga dan yang lainnya nanti diputusi oleh Allah swt sendiri apakah akan diampuni atau tidak tergantung jenis dosa dan potensinya.

Terlebih banyak ayat dan hadits yang menerangkan bahwa beberapa dosa besar diancam kekal di neraka seperti membunuh dan semacamnya.

c- Ada hadits yang bisa disalahpahami juga tentang jaminan masuk surga ini, yaitu hadits yang mengatakan bahwa keturunan Nabi saww kalau tidak kafir tidak akan masuk neraka dimana sebenarnya bisa dimaknai tidak masuk neraka selamanya. Sebab haditsnya bisa dipahami sedang menerangkan beberapa ayat yang diantaranya menerangkan bahwa yang kafir akan masuk neraka selama-lamanya (QS: 35:31-36).

d- Dengan adanya hadits yang kadang mutlak/umum dimana kandungannya bertentangan dengan berbagai ayat dan riwayat, dan kadang ada hadits yang bisa dipahami sedang menerangkan serangkaian ayat yang seperti sudah dijelaskan di poin (c) itu, maka KALAULAH haditsnya shahih, tidak bisa dimaknai tanpa pengkomperasian dan pengkondisian oleh ayat dan/atau hadits yang lain tersebut.

e- Di samping itu, juga bertentangan dengan akal sehat dan tujuan diturunkannya agama. Sebab akal dan agama tidak akan bisa terima kalau Tuhan menurunkan agama dengan balasan pahala dan dosa, surga dan neraka, akan tetapi semua itu tidak berlaku pada sekelompok orang yang disebut keturunan Nabi saww.

f- Oh iya, salah satu hadits yang sangat bertentangan dengan hadits jaminan itu dimana saya pernah baca sendiri, adalah hadits dari Imam Ridha as yang sedang menyergah salah satu orang sayyid yang sedang membangga-banggakan darah keturunannya yang merupakan keturunan Nabi saww. Imam Ridha as menyergahnya (nukilan maksud):

"Tidakkah kamu mendengar bahwa justru kalau keturunan Nabi saww itu berbuat dosa maka dosanya dua kali, sekalipun kalau berbuat kebaikan pahalanya juga dua kali lipat?"

Setelah saya baca hadits itu saya bertanya kepada guru saya, dan beliau hf mengatakan:

"Tidak benar, sebab yang memiliki konsekuensi bahwa yang kalau berbuat baik dan buruk memiliki konsekuensi dua itu hanya istri-istri Nabi saww sebagaimana di Qur an."

Hadits dari Imam Ridha as di atas saya cari di satu dua kitab belum ketemu, tapi biarlah saya nukil yang hadits yang senada dengannya:

سئل أبو الحسن الرضا (عليه السلام) أخبرني عمن عاندك ولم يعرف حقك من ولد فاطمة هو وسائر الناس سواء في العقاب (فقال: كان علي بن الحسين (عليه السلام) يقول: عليهم ضعفا من العقاب)

Imam Ridha as ditanya: "Katakan padaku tentang keturunan hdh Faathimah as (bintu Nabi saww) yang memusuhimu (Ahlulbait as) dan tidak mau tahu tentang hak-hakmu (Ahlulbait yang makshum as atau imam Makshum as), apakah adzab mereka sama saja dengan orang lain?" Imam as menjawab: "Ali bin Husain (maksudnya kekek beliau Imam Ali Zainu al-'Aabidin as) pernah berkata: 'Mereka itu (keturunan Faathimah as yang memusuhi Ahlulbait as dan/atau tidak mau tahu hak-hak mereka as) mendapatkan adzab dua kali lipat.'."

.(35) (وفيه) عن ابن أبي نصر سألته (عليه السلام) الجاحد منكم ومن غيركم سواء؟ فقال: الجاحد منا له ذنبان والمحسن له حسنتان.(36)

Abu Nashr bertanya kepada Imam Ridha as: "Apakah orang yang maksiat dari kalian (keturunan Nabi saww) dan yang lainnya sama saja?" Beliau as menjawab: "Justru yang maksiat dari kami (keturunan Nabi saww) akan mendapatkan dua dosa sekalipun bagi yang berbuat baik akan mendapatkan dua pahala kebaikan."

Catatan Hadits:
- Dikatakan memiliki dua pahala dan dosa itu, karena selain perbuatan baik atau maksiatnya itu, di dalam dua perbuatan itu terdapat efek kepada umat Islam. Misalnya umat akan berfikir, "Kalau dari keturunan Nabi saww berbuat dosa dan melanggar kakeknya sendiri, apalagi orang lain." Jadi, dalam perbuatan maksiat mereka terdapat rangsangan secara tidak langsung kepada orang lain untuk melanggar perintah Nabi saww. Begitu pula kalau berbuat baik akan memberikan rangsangan kepada umat untuk menerima dan menaati perintah Nabi saww. Karena itulah kedua perbuatan dosa dan pahala dari keturunan, selain kedua perbuatannya itu sendiri dimana layak mendapatkan balasan, juga memiliki nilai propaganda atau rangsangan kepada keduanya hingga dari sisi ini juga layak mendapatkan bagian dari masing-masing jenis perbuatanya, yaitu kalau baik maka layak diberi pahala juga, dan kalau buruk maka demikian juga alias layak diberi dosa. Karena itulah maka perbuatan keturunan memiliki nilai dobel/ganda.

- Tentu saja kalaulah hadits di atas ini shahih, maka masih mendapatkan tantangan dari dari ayat yang mengatakan bahwa yang memiliki nilai ganda itu adalah istri-istri Nabi saww. Yaitu di QS: 33:30:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ مَنْ يَأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضَاعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا

"Wahai istri-istri Nabi (saww) barang siapa dari kalian yang melakukan maksiat, maka adzabnya akan dilipat duakan, dan hal seperti itu adalah mudah bagi Allah."

Kalau ayat ini tidak dianggap inhishaar atau penghanyaan atau pembatasan, maka tidak bertentangan dengan hadits dari Imam Ridha as di atas itu. Tapi kalau dipahami dengan pembatasan (tentu harus dengan dalil-dalil yang gamblang), maka akan bertentangan dengan hadits yang dimaksud. Dan karena ayat lebih kuat dari hadits, maka haditsnya tidak bisa diterima.

- Nah, kalau pelipatan dua yang sangat masuk akal saja harus melewati berbagai ujian dengan dihubungkan dengan berbagai ayat dan riwayat, maka apalagi hadits penjaminan masuk surganya yang bisa dikatakan jauh dari penerimaan akal dan juga bisa dikatakan sangat bertentangan dengan tujuan diturunkannya agama, serta keAdilan Tuhan.

Sinar Agama .

g- Ada juga hadits Nabi saww yang mengatakan:


"Aku dan Ali adalah ayah dari umat ini."

Dari hadits ini, dapat dirabakan bahwa semua umat Islam adalah keturunan Nabi saww dari sisi hakikatnya, bukan darahnya. Salah satu yang bisa kita pahami adalah kelahiran jiwa manusia yang dimulai dari beriman kepada Allah dan ajaran Islam dimana semua itu terlahir dari Utusan Allah saww dan Penerusnya as.

h- Penyimpulan: Dari berbagai uraian di atas, mungkin dapat disimpulkan sebagai berikut:

h-1- Ajaran Islam sudah jelas, mana dosa dan mana pahala, mana yang dijanjikan surga dan mana yang dijanjikan neraka.

h-2- Dalam ajaran Islam yang jelas itu, jelas pula ditegaskan bahwa penegakan hukum Tuhan tidak pandang bulu, baik di dunia atau akhirat.

h-3- Ayat dan hadits tidak sembarang bisa dipahami oleh setiap orang, karena mesti memiliki berbagai alatnya terlebih duhulu. Di samping itu hadits itu banyak bentuk dan bahkan pertentangannya. Yang bisa dipadukan, maka dipadukan dan yang tidak, maka dipilih yang seiring dengan Qur an dan akal sehat.

h-4- Pendosa syirik, kalau dibawa mati, dan sengaja tentunya, tidak akan dimaafkan oleh Allah sebagaimana dijelaskan dalam Qur an seperti di QS: 4:48:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang menyekutukanNya."

h-5- Pendosa lainnya kalau besar juga diancam neraka, baik abadi atau lama sekali.

h-6- Semua orang muslim bisa dikatakan keturunan Nabi saww, baik yang sedarah dengan beliau saww atau tidak.

h-7- Maksimal yang bisa dikatakan untuk keturunan yang sedarah dengan beliau saww adalah kalau berbuat dosa dan pahala, maka dilipatduakan oleh Allah swt.

h-8- Dosa besar selain syirik, kalau ditaubati maka akan diganti pahala. Dan kalau tidak ditaubati, maka urusannya diserahkan kepada Allah swt nanti di akhirat TANPA BISA DIPASTIKAN, siapa-siapa yang akan diampuni dan siapa-siapa yang tidak akan diampuni, siapa-siapa yang akan diadzab dulu dan siapa yang tidak pakai adzab dulu.

h-9- Setiap orang beriman yang melakukan dosa apapun yang tidak dihukumi sebagai abadi (selamanya) di dalam neraka oleh Islam, maka mereka pada akhirnya akan masuk surga, baik dengan diadzab terlebih dahulu atau mendapatkan ampunan hingga tidak perlu diadzab.

h-10- Menyepelekan dosa adalah dosa yang sangat besar. Hingga karena itu, tidak layak bagi siapapun untuk mementang-mentangkan dirinya akan mendapatkan ampunan, karena Allah swt mengatakan bahwa Dia akan mengampuni bagi yang dikehendakiNya, seperti di QS: 4:48:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang menyekutukanNya dan mengampuni selain itu bagi yang dikehendakiNya."

Saya sudah sering menjelaskan bahwa dosa yang diampuni dari selain syirik itu adalah dosa yang tidak ditaubati. Sebab kalau ditaubati sebelum mati, maka dosa syirikpun akan diampuniNya.

2- Ghaib itu ada dua:

a- Ghaib Kecil/Sughra, yaitu tidak mengenalkan diri kepada orang lain akan tetapi memiliki wakil yang selalu bertemu dengan beliau as untuk menjawab dan menyelesaikan masalah umat melalui wakilnya tersebut. Masa ghaib ini dimulai dari sejak beliau as umur 9 tahun. Yaitu setelah selesai mengimami shalat jenazah terhadap ayah beliau as yang syahid (Imam Hasan al-'Askari).

b- Ghaib Besar/Kubra, yaitu tidak mengenalkan diri kepada siapapun setelah meninggalnya wakil beliau yang ke empat. Masa ini dikatakan sebagai ghaib besar. Jadi, sekalipun beliau as bersama umat dan umat melihat beliau as, akan tetapi beliau as tidak mengenalkan diri dan umatpun tidak mengenali beliau as. Masa ini dimulai dari sejak beliau berumur 78 tahun.

Mohamad Misrundiewirya Nuwunsewu pak Sinar Agama Untuk pertanyaan nomer 2 belum di jawab..

Sinar Agama Mohamad Misrundiewirya, kok bisa? Sudah dijawab kok.




Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1169503019829820




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.