Saturday, December 3, 2016

on Leave a Comment

Bismillaah: Hari Duka Karbala 10 Muharram 61 Hijriah.

Link : https://web.facebook.com/sinaragama/posts/1049294311850692


Bismillaah: Hari Duka Karbala 10 Muharram 61 Hijriah.
Ikut mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas syahidnya Imam Husain as dan 23 keluarga beliau as serta 70-an shahabat beliau as, begitu pula atas tersandranya cucu-cucu wanita Nabi saww oleh pasukan Yazid, kepada Rasulullah saww sendiri, kepada Ahlulbait as terutama Imam Ali as dan hdh Faathimah as serta Imam Mahdi as, kepada para ulama dan maraaji' terutama Rahbar tercinta hf, kepada segenap mukminin dan mukminat terkhusus teman-teman facebook yang saya hormati dan cintai.
Semoga kita bisa menjadi penduka hakiki dengan mencontohi Ahlulbait as secara hakiki di dunia ini dan di akhirat semoga kita semua bisa mendapatkan syafaat mereka para Makshumin as, amin.
Saduran, Ringkasan dan Cuplikan Beberapa Catatan Sebelumnya (catatan nomor: 593, 594, 595 dan 50)
593. Hikmah Peristiwa Karbala Bag 1: “Tinjauan dan Perspektif Hadits” Oleh Ustadz Sinar Agama
Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 21 Desember 2011 pukul 15:49
Hikmah Peristiwa Karbala Bag 1: “Tinjauan dan Perspektif Hadits” Oleh Ustad Sinar Agama
Sinar Agama: Rasulullah saww bersabda: "Sesungguhnya dalam peristiwa terbunuhnya Husain itu, menyimpan suatu Bara yang tidak akan pernah padam di hati semua kaum Mukminin."
Mari kita bersyukur karena kita dengan pertolongan Allah telah menyimpan bara itu dimana hal tersebut merupakan salah satu ciri seorang mukmin, sesuai dengan sabda di atas.
Semoga yang belum menyimpan bara itu, juga akan segera menyimpannya untuk mengumpulkan kredit kemukminannya hingga menjadi sempurna dan benar-benar akan diakui Nabi saww nanti di akhirat.
Beberapa Poin Penting:
Hadits-hadits tentang pemberitaan Nabi saww akan terbunuhnya imam Husain as itu sejak imam Husain as masih bayi dan banyak sekali bentuknya di riwayat-riwayat sunni, seperti:
Diriwayatkan dari Syadaad bin 'Abdullah dari Ummu al-Fadhl bintu al-Haarits yang mendatangi Rasulullah saww dan berkata:
"Ya Rasulullah, aku semalam bermimpi menakutkan sekali."
Nabi saww bertanya: "Mimpi apakah itu?"
Ia berkata: "Mimpi yang sangat mengerikan sekali."
Nabi saww bertanya: "Mimpi apakah itu?"
Ia menjawab: "Aku melihat potongan dari badanmu diletakkan di pangkuanku."
Nabi saww menjawab: "Kamu telah melihat kebaikan, karena -makna mimpi itu- Faathimah akan melahirkan seorang anak yang akan diletakkan di pangkuanmu."
Ia meneruskan: "Kemudian Faathimah melahirkan seorang anak dan benar-benar diletakkan di pangkuanku sebagaimana dikatakan Nabi saww. Lalu saat aku mendatangi Nabi saww dan meletakkannya di pangkuannya sambil kuperhatikan beliau saww. Tahu-tahu, kedua matanya mengalirkan air mata. Akupun bertanya: 'Wahai Nabi saww, demi ayah dan ibuku, apa yang terjadi padamu?'
Nabi saww menjawab: "Telah datang kepadaku Jibril as dan memberitahukan bahwa umatku akan membunuh putraku ini."
Aku bertanya: "Dia ini Husain?"
Nabi saww menjawab: "Benar, anak ini. Iapun (Jibril) memberiku tanah merah ini."
(Mustadrak Hakim, jilid 3, hal. 176, jld. 4, hal. 398; Thabrani dalam Dzakhaairu al-Qubraa-nya, hal. 148; Musnad Ahmad bin Hanbal, jld 3, hal. 242; Kanzu al-'Ummaal, jld. 7, hal. 106........dan lain-lain yang banyak sekali di riwayat-riwayat sunni).
Catatan:
Hadits-hadits pemberitaan Jibril as ini banyak sekali di sunni selain yang sudah disebutkan di atas. Karena memang Nabi saww mengatakannya berkali-kali.
Ada yang menjabarkan bahwa terbunuhnya imam Husain as itu di tanah di negeri Iraq dan Nabi saww meminta tanahnya untuk disimpan (Mustadrak Hakim, jld. 4, hal. 398; Thabari dalam Dzakhaairu al-'Uqbaa-nya, hal. 148; Kanzu al-'Ummaal, jld. 7, hal 106).
Ada yang seperti ini bahwa diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa suatu hari malaikat meminta ijin bertemu Nabi saww. Lalu masukkan imam Husain as yang masih kecil dan menaiki punggung Nabi saww. Lalu sang malaikat bertanya kepada Nabi saww:
"Apakah kamu mencintainya?"
Nabi saww menjawab: "Iya"
Lalu sang malaikat berkata: "Sungguh umatmu akan membunuhnya. Kalau kamu mau, maka akan kutunjukkan dimana ia akan dibunuh. Kemudian ia mengeluarkan tanah merah yang diambil oleh Ummu Salamah dan ia menyimpannya."
"Aku dikabari", kata perawi hadits ini: "Bahwa tanah itu adalah Karbala." (Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 3, hal. 242; Kanzu al-'Ummaal, jld 7, hal. 106; Majma' haitsami, jld. 9, hal. 187; Thabari dalam Dzakhaairu al-'Uqbaa-nya, hal 147).
Ada yang menyebutkan nama tempatnya:
"Malaikat Jibril as telah memberitahuku bahwa anakku Husain akan terbunuh setelah aku meninggal di bumi yang namanya al-Thaf dan iapun (Jibril as) memberiku tanah ini." (Kanzu al-'Ummaal, jld 6, hal. 222: Thabrani juga meriwayatkan ini dari 'Aisyah).
Ada datang juga dari 'Aisyah:
"Jibril as telah mengabariku bahwa Husain akan terbunuh di tempat yang tanah ini adalah tanahnya." (Kanzu al-'Ummaal, jld. 6, hal. 222).
Lalu dari Ummu Salamah (Kanzu al-'Ummaal, jld 6, hal 223).
Ada yang dengan disertai periwayatan bahwa tanah Karbala itu diserahkan ke Ummu Salamah ra yang meriwayatkan:
{{Kala itu Rasulullah saww bermain dengan Hasan dan Husain di rumahku, lalu datang malaikat Jibril as dan berkata: "Wahai Muhammad, sesungguhnya umatmu akan membunuh anakmu ini setelah kamu meninggal (sambil menunjuk ke imam Husain as). Lalu menangislah Rasulullah saww sambil mendekapnya (imam Husain as) di dadanya."
Nabi saww berkata: "Jibril berkata: 'Kuserahkan tanah ini padamu." Lalu Nabi saww menciumnya dan berkata: "Semerbak Karbun wa Balaa'."
Nabi saww bersabda: "Wahai Ummu Salamah, kalau nanti tanah ini sudah berubah menjadi darah, maka ketahuilah bahwa anakku ini telah terbunuh."
Karena itu tanah itu disimpan oleh Ummu Salamah dan melihatnya tiap hari sambil berkata: "Nanti kamu akan berubah menjadi darah di hari yang agung penuh duka."}} (Tahdziibu al-Tahdziib, jld. 2, hal. 347; Riwayat Ummu Salamah ini jg diriwayatkan oleh 'Aisyah, Zainab bintu Jahsy, Ummu Fadhl bin al-Haarits, Abu Umamah dan Anas bin Malik.).
Ada yang periwayatannya lengkap yaitu yang dibarengi dengan penjelasan bahwa ketika imam Husain as terbunuh, Ummu Salamah mendengar suara:
"Wahai para pembunuh Husain dengan durjana. Ketahuilah bahwa tempat kalian di neraka. Kalian telah dilaknati lisan Ibnu Daud dan Musa dan Pembawa Injil."
Berkata Ummu Salamah: "Aku menangis (mendengarnya) dan kubuka penutup tempat penyimpanan tanah itu, lalu kulihat telah berubah menjadi darah." (Shawaaiqu al-Muhriqah, Ibnu Hajar, hal 115)........dan seterusnya, dimana begitu banyak lagi hadits pemberitaan akan terbunuhnya imam Husain as oleh umat beliau saww sendiri yang diriwayatkan oleh sunni.
Sementara imam Husain as adalah kekasih Nabi saww:
Anas bin Maalik bertanya kepada Nabi saww: "Ahlulbait yang mana yang paling kamu cintai?" Nabi saww menjawab: "Hasan dan Husain." (lihat riwayat-riwayat seperti ini atau semakna di: Shahih Turmudzii, jld. 2, hal 306; Faidhu al-Qadiir, jld. 1, hal. 138; Thabari dlm Dzakhaaitu al-'Uqbaanya, hal 122; Kunuuzu al-Haqqaiq, hal. 5; Majma' Haitsamii, jld 9, hal 175; ..dan lain-lain).
Sementara kita diwajibkan mencintai imam Husain as:
Diriwayatkan dari Usamah: .....sampai pada: Berkata Nabi saww:
"Kedua anak ini -imam Hasan as dan imam Husain as- adalah anakku dan anak dari anakku. Ya Allah ... sungguh aku mencintai keduanya. Karena itu maka cintailah orang yang mencintai keduanya.' " (Shahih Turmudzi, jld. 2, hal. 240; Kanzu al-'Ummaal, jld. 6, hal. 220; Nasai dalam Khashaishnya, hal. 36; dan lihat yg serupa/semakna di: Shahih Ibnu Maajah dalam bab Fadhaailu al-Hasan wa al-Husaian; Musnad Ahmad, jld 2, hal. 288; Tariikh Baghdaad, jld. 1, hal. 141; Baihaqi, jld. 2, hal. 263; Abu Daud, jld. 10, hal. 332; Majma', jld. 9, hal. 180; Mustadrak Hakim, jld 3, hal. 166 dan hal. 171; ....dan lain-lain yang begitu banyak sekali).
Kesimpulan:
(1). Setelah kita mendengar semua itu, maka jelas bahwa sabda Nabi saww itu diucapkan ketika Nabi saww masih hidup dan ketika imam Husain as masih kecil sekalipun dan bahkan sewaktu baru lahir.
(2). Hadits-hadits tentang hal tersebut adalah hadits-hadits shahih sebagaimana Hakim juga sering mengatakannya dan begitu pula yang lainnya.
(3). Pemberitaan-pemberitaan seperti itu, sangat tidak aneh bagi orang yang mempercayai Nabi saww yang diberitahu oleh Allah melalui para malaikat.
(4). Sekarang terserah kalian semua, apakah akan mengikuti imam Husain as dan mencintai serta membelanya, atau mendukung pembunuhnya si Yazid bin Mu’awiyyah yang melakukan itu juga atas wasiat ayahnya si Mu’awiyyah.
(5). Alfakir hanya bisa membantu memberikan info-info yang akurat sebagai sumbangan, dan setalah itu, semuanya akan kembali kepada kita-kita sendiri. Semoga Tuhan selalu memberi pertolongan lahir dan batin, kepada pencinta dan pembela imam Husain as, amin.
594. Hikmah Peristiwa Karbala Bag 2: “Kesetiaan Abbas as Kepada Al-Husain dan Penghianatan Penduduk Kuffah” Oleh Ustadz Sinar Agama
http://web.facebook.com/…/210570692321…/doc/298586516852818/
Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 23 Desember 2011 pukul 14:52
Hikmah Peristiwa Karbala Bag 2: “Kesetiaan Abbas as KepadaAl-Husain dan Penghianatan Penduduk Kuffah” Oleh Ustadz Sinar Agama
Sinar Agama: Ketika Abbas as sudah teterbas kedua tanganya dan matanya tertancap panah, ia pun roboh ke tanah Karbala. Ketika imam Husain as mengangkat kepalanya dan memangkunya, Abbas as pun menangis. Ketika ditanya oleh imam Husain as mengapa menangis, beliau as menjawab:
"Menjelang syahidku ada engkau yang mengangkat kepalaku, tapi sebentar lagi, siapa yang akan mengangkat kepalamu??!!"
Sungguh manusia tak berhati dan muslim tak tahu diri, yang mendengar cucu kesayangan Nabi saww, imam Husain as, dirajang-rajang dan kepalanya jadi arak-arakan sabelum akhirnya menjadi permainan di depan umum di tahta Bani Umayyah di kala Yazid l.a. memainkan tongkatnya di mulut suci imam Husain as tempat Nabi saww sering menciumnya, sementara ia -yang mendengar ini-tidak berteriak berang dan bahkan tetap saja mendukung kerajaan Bani Umayyah.
Ya Abbas as, wahai Pendekar Terluka, keselamatan atasmu. Betapa hebatnya dirimu yang dikagumi oleh semua makhluk Tuhan atas ketaatan dan kesetiaanmu kepada imammu as -imam Husain as- yang wajib ditaati.
Abdul Malik Karim: Aku mendengar Ali bin Husein berkata dengan suara lirih, badannya kurus karena sakit: Wahai penduduk kufah, apakah kalian menangisi kami? Siapa yangmemerangi kami jika bukan kalian? Hari-hari ini, generasi baru penduduk kufah mulai berteriak-teriak.
Sinar Agama: @Abdul Malik Karim: Semoga karena kebodohanmu hingga kamu menulis seperti itu. Karena kalau karena kesengajaan dalam memelencengkan sejarah, maka adzabmu akan lebih pedih kelak di akhirat dan di dunia ini.
Semua orang syi'ah itu mengikuti apa yang diajarkan Nabi saw dan imam-imam Ahlul bait as. Nabi saww sudah menangisi imam Husain as sejak awal kelahirannya. Baru kemarin saya tulis bahwa Nabi saww menjerit ketika melihat sayyiduna Hamzah yang dipotong-potong:
عن جابر أن النبي صلى الله عليه وسلم لما رأى حمزة بكى فلما رأى ما مثل به شهق.
Dari Jabir berkata: “Ketika Nabi saww melihat Hamzah –yang syahid- beliau saww menangis, dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang-beliau menjerit.”
Lihat: al-Mu’jamu al-Kabiir, karya Thabrani, hadits ke: 2932; Kanzu al-‘Ummaal, hadits ke: 36938 dan 36939; al-Mustadrak, karya Hakim, haditske: 2510, 4881, 4888; ....dll kitab.
Nah, bagaimana kalau Nabi saww melihat cucu kesayangannya yang disayangi karena ketaatannya hingga mencapai derajat maksum dan dipilih Allah sebagai imam penerus (penjelas dan penjaga) agamanya, dipotong-potong jari jemarinya, dan kepalanya dipotong, lalu diarak jadi tontonan riang dari Iraq sampai ke Suriah, dan kemudian kepalanya disajikan ke Yazid l.a. lalu yazid l.a memainkan tongkatnya di mulut imam Husain as yang mana sering dicium Nabi saww??!! Apakah tidak akan menjerit dan akan menumpas semua kerajaan yang kamu puja dan ikuti itu??!!
Semua Ahlulbait as dibantai oleh kerajaan-kerajaan yang kamu dukung itu dan semua Ahlulbayt mendirikan majils duka karena itu. Apakah kamu buta atau pura-pura buta dan tidak membaca sejarah kehidupan imam Ali Zainaal-'Abidiin as??!! Beliau as bukan hanya menangis dan menjerit di hari 'Asyura, tapi setiap saat. Setiap mau minum air, beliau as menangis, setiap melihat kambing disembelih beliau as menangis. Di Suriah saja, selagi dalam tawanan Yazid pun sudah mengadakan, begitu juga sesampai di Karbala dan Madinah. Semua tarikh syi'ah dan sunni menulis ini. Tapi kamu membutakan matamu yang diberikanTuhan untuk melihat kenyataan sebagaimana mestinya itu???!!! Semoga kamu nanti tidak dibangkitkan di akhirat sebagai orang buta, tentu kalau taubat.
Kamu telah ambil bagian dalam pengeroyokan di Karbala terhadap imam Husain as sebagai imam maksum as yang dipilih Allah dengan memfitnah baiatnya imam Ali as kepada Yazid al-mal'uun.
Kalau imam Ali as memprotes menangisnya orang kufah itu karena buat apa mereka menangis setelah mereka mengkhianati. Karena mereka tadinya mengundang imam Husain as untuk menjadi pemimpin, tapi karena takut kepada ancaman Yazid maka mereka bukan hanya tidak setia pada janjinya, akan tetapi memeranginya dan membantainya?? Jadi, yang diprotesnya itu bukan tangisannya ya bahlul.. Tapi kepengecutan dan kemunafikan tangisan tersebut. Karena itu hdh Zainab as meneriaki mereka: "Hati kalian bersama kami -dengan tangisan itu- tapi pedang kalian memenggal kami??!!!" Yakni, apa artinya cinta dan simpati serta tangis seperti itu kalau pedang kalian memenggal kami??
Catatan:
Sudah sering saya katakan bahwa pecundang-pecundang Kufah itu bukan syi'ah. Karena jelas, mereka sebelum itu mengikuti pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, seperti Abu bakar, Umar, Utsman, imam Ali as dan Mu’awiyyah, serta sedikit masa pada imam Hasan. Akan tetapi setelah Mu’awiyyah mati, mereka bersepakat untuk menjadikan imam Husain as sebagai khalifah dan menolak memilih Yazid yang sangat dikenal sebagai pemabok dan bejat perangainya. Karena itu, mereka mngundang imam Husain as untuk menjadi pemimpin dan khalifah mereka. Tapi yazid duluan mengutus pasukan ke Kufah/Iraq dan mengancam mereka. Akhirnya mereka menyerah pada Yazid dan membaiatnya sebagai khalifah kemudian berbalik memerangi imam Husain as.
Jadi, para pengundang itu kebanyakannya dan mayoritasnya hanya sebagai simpatisan dan bukan syi'ah yang meyakini imam Husain as sebagai imam maksum yang dipilih Tuhan. Sedang menoritas syi'ah yang juga ikut mengundang banyak yang tidak berdaya keluar Kufah karena Kufah dijaga ketat dalam kepungan tentara Yazid dan, juga mereka tidak mengira bahwa akan terjadi pembantaian seperti itu. Karena itulah, setelah terjadi pembantaian itu, mereka bangkit dan melakukan revolusi yang dipimpin oleh Mukhtaar dan berhasil menduduki kufah dan membunuh semua pembunuh imam Husain as dan keluarga serta pengikutnya sewaktu di Karbala.
Taufan Harimurti: @Ustadz Sinar Agama: Bukankah Abbas ra itu sudah meninggal pada32 hijriah? Sedangkan Husain ra meninggal pada 61 H?
Sinar Agama: @Taufan Harimurti: Yang dimaksud Abbas ra di sini adalah adik imam Husain yang satu ayah tapi lain ibu. Beliau lahir dari ibu Ummu al-Baniiin ra. Beliau sebegitu setianya pada ke-imamah-an kakaknya itu, hingga dari sejak kecil tidak pernah memanggilnya kakak. Akan tetapi memanggilnya imam/maula. Beliau bertubuh besar dan lebih tinggi dari imam Husain as. Beliau ra sebagaimana ayahnya, imam Ali as, memiliki keberanian dan kekuatan yang tidak bisa dibayangkan, sebagaimana imam Husain as. Kalau kedua orang ini sempat meminum air, walau seteguk saja di Karbala kala itu, maka sangat tidak heran kalau puluhan ribua tentara Yazid itupun tidak akan sanggup menghadapinya. ImamAli as di kala hidupnya, menarik pintu benteng Khaibar hanya dengan tangan kirinya, maka pintu itu lepas sampai ke engsel-engselnya dan setelah dipegang beliau as untuk menjadi jempatan pasukan kuda memasuki benteng dan setelah begitu saja dilemparnya. Padahal, untuk buka-tutupnya saja perlu 12 orang dan setelah peristiwa itu, pintu tersebut mau diangkat, tapi 40 orang yang dipekerjakan untuk itu, tidak sanggup mengangkatnya walau sedikit saja. Pintu itu ada dan ditatabaruuki oleh semua kaum muslimin, begitu juga pada Jemaah haji. Tapi ketika wahabiah menjajah Madinah, maka pintu itu dihancurkan.
Kalau imam Husain as dan Abbas ra kala itu dapat meminum seteguk air saja, entah apa yang akan terjadi pada lawan-lawan mereka itu.
Salam padamu ya Husain as dan salam padamu ya Abbas ra.....!!!
Haidar Dzulfiqar, Susi Noorhayati dan 48 orang lainnya menyukai ini.
Abu Uraina Salam padamu ya Husain as dan salam padamu ya Abbas ra.....!!!
Salam padamu ya Husain as dan salam padamu ya Abbas ra.....!!!
595. Hikmah Peristiwa Karbala Bag 3: "Kemenangan Sejati Al-Husain" Oleh Ustadz Sinar Agama
http://web.facebook.com/…/210570692321…/doc/298599286851541/
Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 23 Desember 2011 pukul 15:35
Sinar Agama: Kemengan Husainiy as lebih tepat untuk dua hal besar ini karena terjadi di 10 hari pertama Muharram:
(1). Kemenangan partai Islam (Ikhawanu al-Muslimin) di Mesir setelah melewati berbagai cobaan penggagalan bangkitnya Islam, dari teror, penembakan demontrans, penangkapan, penjara dan siksa, ...dan seterusnya sampai kudeta militer dan campur tangan Amerika dan Israel. Tapi semuanya itu gagal menghadapi mayoritas kesadaran Islam di Mesir.
(2). Dikontrolnya dan dikuasainya pesawat supra dan super modern mata-mata Amerika yang super anti radar yang belum bisa ditaklukkan dunia yang bernama STEALTH, oleh pemuda ahli radar Iran. Kini pesawat itu sudah di tangan Iran, dirampas dari radar Amerika ketika memata-matai Iran hari minggu kemarin. Amerika geger, semua pejabat ikut bicara dan kebingungan tentang dimana batas kemajuan Iran hari ini. Mereka berkata kamajuan Iran di atas bayangan pejabat Amerika. Labbaika ya Husain (as) ...................!!!!!!!
Abdul Malik Karim: Imam Husein menang apa, kenapa hari ini masih mimpi? Imam-imam syiah tidak pernah menang.
Tidak pernah bisa menerapkan sistem imamah berlaku di muka bumi. Para imam syiah kalah oleh orang-orang majusi dan generasi penduduk Kufah hari ini. Penduduk Kufah bisa mengalahkan imam Husein. Penduduk Kufah berhasil menipu imam Husein untuk datang ke Kufah.
Sinar Agama:@Abdul Malik Karim :
(1). Hati-hati mengatakan yang mengalahkan Imam Husain as adalah Majusi. Karena kamu nanti akan dihalalkan darahmu oleh para wahabi yang menjadi kelompokmu sendiri. Karena berarti kamu telah memajusikan, Muawiyyah, Yazid ...dan seterusnya dari raja-raja Bani Umayyah dan juga raja wahabi Saudi karena telah mendukung Bani Umayyah itu. Kalau kita, tidak sampai mengatakan bahwa mereka itu majusi yang menyembah api, tapi muslim yang tidak tahu diri dan tidak mau bersyukur pada Allah dan Nabi saww dan menjadi pengkhianat dan perusak agama. Mereka walaupun tidak kafir terhadap Allah dan Nabi saww, tapi tidak setia dan mengkhianati serta kafir terhadap Imamah yang maksum as.
(2). Perjuangan Imam Husain as dan seluruh para imam as itu adalah untuk kemenangan hakiki, yaitu mempertahankan Islam yang murni. Karena itu, keberadaan syi'ah sampai hari ini adalah kemenangan mereka as.
(3). Kemenangan pemerintahan bukan target para maksum as. Karena mereka as tahu dan Tuhan juga tahu bahwa kemenangan seperti itu harus ada dua belah pihak, yaitu adanya ketakwaan yang hebat dari yang dipimpin. Jadi, kemenangan dalam bentuk pemerintahan, seperti di Iran itu, ditentukan oleh baiknya kedua belah pihak, yaitu pemimpinnya dan yang dipimpinnya yaitu rakyatnya.
(4). Para imam maksum as tidak pernah menang, kecuali sebentar di jaman imam Ali as dan imam Hasan as, itu karena masyarakatnya tidak meyakini keimamahan dan kemaksuman serta keterpilihan mereka oleh Allah swt dan Nabi saww. Karena mayoritas mereka juga mengimani dan menerima kekhalifaan Abu Bakar, Umar, Utsman, Muawiyyah ....dan seterusnya. Jadi, walupun mereka taat pada imam Ali as dan imam Hasan di jaman keduanya, tapi mereka menaatinya sebagai khalifah biasa. Karena itu tidak solid dan gampang berubah. Memang ada yang meyakini kemaksuman yang disebut sebagai syi'ah dari sejak jaman Nabi saww sesuai ayat dan riwayat syi'ah dan sunni, tapi mereka sedikit.
(5). Jadi, kemenangan yang diinginkan para maksum di jaman mereka adalah kebertahanan Islam yang murni dan hak. Dan mereka as sudah tentu menang. Karena sampai sekarang, walau dalam tekanan dan penjara dan pembunuhan sepanjang sejarah, tapi semakin menyebar. Karena para syi'ah tidak gampang putus asa karena telah meniru ketabahan para imam as menghadapi manusia-manusia bodoh dan penindas. Para imam as kalau tidak menghadapi manusia-manusia bodoh yang sulit diajari dan sulit memahami, juga menghadapi orang-orang kejam yang memburu dan membunuhnya. Dan di semua lini, orang-orang syi'ah punya teladan. Dan untuk kesyahidan dan ketercabik-cabikan, mereka memiliki imam Husain as. Untuk kesabaran, mereka memiliki contoh-contoh yang lain dari imam-imam yang lain.
Keberanekaragaman itu bukan karena keberbedaan mereka as karena mereka as adalah sama-sama maksum. Yang berbeda itu hanyalah masyarakat yang menghadapi mereka yang kadang bodoh dan kadang bodoh dan kejam. Nah, kebertahanan Islam yang hakiki sampai sekarang ini, adalah hasil semua perjuangan Imam-imam maksum as itu.
(6). Memang, target-target pemerintahan itu ada, tapi sesuai dengan keadaan umat itu sendiri. Karena itu, yang meyoritasnya menghadap dan taat pada maksumin as, maka mereka akan menang, seperti Iran sekarang ini. Karena itu, kemenangan Iran juga kemenangan imam Husain as dan para imam-imam yang lain as. Karena itu imam Khomeini ra sendiri yang memimpin revolusi Islam Iran itu sendiri mengatakan: "Revolusi Islam Iran ini diambil dan bermula dari Karbala."
(7). Ada lagi target akhir mereka as dalam perjuangan mereka itu, yaitu berdirinya negara Islam dunia secara menyeluruh yang akan dipimpin oleh imam Mahdi as. Karena itu, kemenangan imam Mahdi as juga merupakan kemenangan mereka para imam maksum as itu. Karena, kalau tanpa seluruh pengorbanan dan kemenangan mereka dalam mempertahankan kebenaran Islam itu, maka bagaimana mungkin imam Mahdi as akan menang di dunia. Apakah kalau sendirian dan tidak ada yang menyambutnya akan bisa menang? Dan kalau tidak ada Islam hakiki sebelum kedatangannya, apakah imam Mahdi as itu akan ada yang menyambutnya??!!!
Semoga kamu bisa sadar, dan membuka otak buntumu itu dan belajar dengan tawadhu tidak menjadi perusak sosial dan diri sendiri dengan memendekkan akalmu itu. Karena akalmu itu pemberian Tuhan yang terbesar untukmu dan kamu dengannya bisa mencapai kemenangan-kemenangan abadi yang argumentatif gamblang. Aku agak kasar beberapa waktu belakangan ini padamu, karena mungkin dengan itu kenakalanmu yang sudah sekitar setahun ini bisa direm dan dihentak. Ketahuilah, bahwa aku kadang tidak tega menghentak orang, tapi mungkin itu adalah obatnya seperti yang dikatakan Nabi saww bahwa akhir segala obat itu adalah key (besi panas yang merah yang ditempelkan di badan) dimana para ilmuwan akhlak mengatakan bahwa kadang untuk mengobati akhlak yang buruk itu adalah dikey secara batin, seperti dihentak. Andaikan kamu tidak nakal selama hampir setahun ini, maka saya tidak akan sehentak ini menulis untukmu. Ingat, kapan saja kamu sudah mulai berenung dan kapan saja kamu menulis dengan santun, maka kita-kita juga akan santun padamu, insyaAllah. Tapi kalau kasar, walau kita-kita tidak akan sekasar dirimu, tapi mungkin akan menghentakmu juga. Tapi apalah arti hentakan bagi orang-orang yang memang tidak mau dihentak karena telah mengikat akal dan hatinya hingga keras bagai batu hitam seperti dalam Qur an dan bahkan asyaddu qaswatan (lebih keras). Na'udzubillah.
Catatan:
Kemenangan dimanapun setelah revolusi Iran, baik kemenangan Islam atau keadilan secara umum, maka ia merupakan kemenangan para imam maksum as ysng mengajarkan kebenaran itu sendiri. Karena mereka as memang wasilah Tuhan untuk menerangi manusia setelah Nabi saww. Karena itu, dimana ada kemenangan, maka di sana pula kemenangan Nabi saww dan Ahlul baitnya as. Baik utuh, atau hampir utuh seperti di Iran, atau tidak sepenuhnya seperti dimana saja sesuai dengan derajat kebenaran itu sendiri. Seperti di Mesir, di Bahrain, di Libya .... dan seterusnya dan bahkan di Eropa dan Amerika sesuai dengan derajatnya masing-masing. Sekarang di Amerika dimana masyarakatnya sudah berbulan-bulan mendemo pemerintahan zhalim dengan teriakan keadilan dan demokrasi hakiki, juga merupakan ajaran Nabi saww dan para imam maksum as.
Inilah salah satu arti dari Rahmatan Lil'alamiin (Rahmat Untuk Semesta). Seperti dalam QS: 21: 107:
"Kami tidak mengutusmu -Muhammad- kecuali sebagai rahmat bagi segenap alam semesta."
Nah, ketika Nabi saww dan para maksum, sesuai dengan penjelasan terdahulu di catatan-catatan lainnya, bahwa mereka as adalah satu dan sama-sama maksum dimana Nabi saww sebagai pemula dan para imam as sebagai penerus dan penjaga serta penjelasnya hingga jalan lurus (shiratulmustaqim) tetap ada, maka berarti para maksum as adalah rahmat bagi segenap alam, baik manusia atau lainnya, baik muslim atau kafirnya.
Tentu saja, kebertingkatan rahmat yang ada pada manusia itu akibat ikhtiar manusia itu sendiri. Karena Allah yang merahmati semua alam dengan melalui para maksum as itu, tetap merahmati secara rata dan sama serta berterusan seperti matahari yang tidak pernah terbenam. Tapi manusia sendirilah yang telah mengkotakkan dirinya sendiri dan membatasi penerimaannya.
Karena itu, berbedalah Iran sekarang, bahkan dari pengikut para imam as di jaman mereka as. Apalagi dengan muslim yang lain sekarang ini atau apalagi dengan kafirin yang hanya mengambil kebenaran di beberapa ajaran mereka as saja.
Wassalam.
Haidar Dzulfiqar dan 4 orang lainnya menyukai ini.
50. Syahid dan Filsafatnya (secara tertib huruf), seri tanya jawab Ibnu Ahmad Khan dengan Sinar Agama
https://web.facebook.com/…/syahid-dan-filsa…/317990298211525
by Sinar Agama (Notes) on Sunday, November 27, 2011 at 11:00pm
Bismillaah: Syahid dan Filsafatnya (secara tertib huruf)
Ibnu Ahmad Khan: Salam. Ustadz, ana mohon pencerahannya...
Sekaitan dengan akan datangnya peringatan Asyura, tolong antum jelaskan falsafah dari pada "syahid" dan "syahadah"! Syukran.
Sinar Agama: Salam dan terimakasih permintaannya:
Kalau boleh saya menjelaskan syahid atau kesyahidan sesuai dengan huruf-huruf abjad syahid ini, maka saya akan berkata bahwa huruf abjad itu menandakan urutan-urutan keimanan dari seorang syahid:
(1). Huruf “S”: Huruf ini bisa berarti “saksi”. Artinya kesaksian atas keTuhanan Tuhan dan KesegalaanNya. Maha Kasih, Maha Pandai, Maha Harus Ditaati, Maha Harus Dicintai, Maha Indah, Maha Pengatur, Maha Jujur, ...dst. Jadi, kesaksian ini sudah melebihi tingkatan iman biasa yang ada pada semua manusia.
(2). Huruf “Y”: Huruf ini menunjukkan makna “yakin”. Artinya, seseorang yang telah mencapai derajat kesaksian bahwa Tuhan itu adalah segala-galanya, maka maqam ini tidak akan dicapai kecuali pencapainya akan mendapat maqam lain yang bernama “yakin” itu.
Allamah Thaba Thaba’i ra mengatakan:
“Orang yang beriman terhadap adanya neraka akan tetapi masih melakukan dosa, maka orang tersebut hanya beriman (percaya) saja dan belum meyakininya. Sebab kalau meyakininya, sudah pasti tidak akan melakukan dosa.”
(3). Huruf “A”: Huruf ini bermakna “aplikasi”. Artinya, ketika orang yang sudah sampai ke tingkat kesaksian dan yakin itu, maka sudah pasti ia akan mengaplikasikan iman dan fikih yang ia ketahui walaupun dengan membayar yang termahal dari dirinya, yaitu nyawanya, apalagi kalau hanya dengan lelah, harta dan kesulitan.
(4). Huruf “H”: Huruf ini bermakna “hidup”. Artinya, apapun keadaan orang yang sudah mencapai derajat kesaksian, yakin dan aplikasi itu, maka itulah hakikat hidup yang diinginkan Tuhan dan memang sesuai dengan argumentasi akal terhadap filsafat dan tujuan kehidupan. Karena itulah, maka Tuhan mengatakan bahwa kalau diri kita, ayah kita, anak-anak kita, harta kita ...dst lebih dicintai dari Allah, Rasul saww dan jihad di jalanNya, maka hendaknya kita tinggal menunggu adzabNya (QS: 9: 24).
(5). Huruf “i”: Huruf ini bermakna Indah. Artinya, bagi orang yang sudah mencapai derajat kesaksian, yakin, aplikasi dan hidup, maka sudah tentu apapun yang dihadapinya adalah indah walau dalam sejuta duka dan air mata. Karena itu, mereka-mereka ini selalu ceria dalam hidup walau dalam sejuta derita. Karena itu Hadharat Zainab as ketika ditanya tentang peristiwa Karbala, beliau as menjawab: “Tidak kulihat kecuali keindahan semata.”
(6). Huruf “D”: Huruf ini bermakna “dan seterusnya”. Artinya, uraian-uraian terdahulu itu, hanyalah bagian kecil dari samudra hikmah, argumentasi dan keindahan syahid. Karena “D” itu bisa bermakna “Dia”, yaitu maqam keTuhanan yang tidak bisa terjangkau oleh akal dan amal siapapun.
Tambahan:
(1). Syahid ini bukan maqam sembarangan yang bisa dicapai dengan sembarang mati di atas nama agama. Karena bisa saja diatas namakan agama, bukan agama, seperti kerja-kerja terorist yang dibuat wahabi dan bekerja sama dengan barat yang membunuhi orang-orang tidak berdosa. Justru, yang terbunuh oleh mereka itulah yang sebenarnya mencapai derajat syahid sesuai dengan keimanan dan derajat ketaatannya kepada Allah. Artinya, kalau ia orang beriman dan taat, tapi dianggap kafir oleh wahabi mal’un ini, lalu ia dibunuh, maka sudah pasti akan mendapat derajat kesyahidan yang tinggi. Begitu pula kalau beriman walau tidak terlalu taat. Karena tidak taat bukan dibunuh, kecuali kalau membunuh dan/atau murtad menurut orang makshum as yang kata-katanya pasti dan sudah diberi kesempatan bertaubat setidaknya 3 hari.
(2). Keterangan di atas itu, hanyalah berupa beberapa poin-poin penting yang harus diperhatikan yang dijelaskan secara sekilas saja (sudah tentu bisa dirinci lebih jauh). Karena dengan memperhatikannya, maka kita akan tahu posisi kita dimana dan, na’udzubillah, kalau ada di oposisinya atau lawannya. Yakni lawan dari maqam “kesaksian”, “yakin”, “aplikasi” ....dan seterusnya. Karena kalau kita ada di maqam opositnya/lawannya, maka sudah pasti kita akan menjadi orang yang celaka di dunia dan akhirat.
Salam padamu ya Husain as, sang penghulu para syuhada’ (orang-orang syahid). Salam padamu dan anak-anakmu, kerabat-kerabatmu dan shahabat-shahabatmu yang terbantai bersamamu di Karbala. Begitu pula salam pada keluarga-keluargamu dan semua keluarga yang telah menjadi sandera yang digiring dalam rantaian besi Bani Umayyah.
Tambahan Lagi: Filosofi Slogan: Labbayka Ya Husain as
1- Labbaika itu dlm bhs Arab, dipakai untuk menyahuti panggilan yg, biasanya kalau yg memanggil itu lebih tua atau lebih mulia. Tp untuk orang yg tdk mengerti bhs Arab, dikiranya hanya jawaban panggilan untuk Tuhan. Padahal tdk demikian.
2- Ketika imam Husain as sdh tinggal sendiri, beliau as berseru: "Adakah seseorang yg bisa menolongku?"
3- Orang yg meninggal, apalagi syahid, tdk mati sesuai dg ayat Qur an-hadits dan, apalagi dlm filsafat. Karena itu mereka selalu mendengar apapun yg kita katakan. Jadi, tdk heran kalau di dalam shalat kita diwajibkan mensalami kanjeng Nabi saww secara langsung "assalaamu 'alaika ayyuha al-Nabii". Bgt pula tdk heran kalau hadits mensunnahkan kita mensalami orang2 yg mati di kuburan kalau kita melewati kuburannya dg mengatakan "assalaamu 'alakum yaa ahla al-qubuur".
4- Tdk ada yg tdk tahu, bhw imam Husain as adalah Ahlulbait dan pejuang di jalan Allah membela agama dg harta dan jiwa beliau as. Dan tdk ada yg tdk tahu, kalau syahidnya sebegitu menderita dg dikepung berhari-hari di tengah padang pasir tanpa air dan kepalanya serta seluruh keluarganya (krg lbh 23 orang) dipenggal dan dibuat mainan serta ditancap di atas tombak dan diarak dari Karbala-Iraq sampai ke Damascus-Suriah.
5- Dengan semua penjelasan itu, mk slogan "Labbaika yaa u Husain (as)", memiliki makna yg dalam, spt:
a- Tanda kesetiaan kepada imam Husain as yg menyeru di Karbala dikala sendiri itu.
b- Mengerti apa arti perjuangan yg sebenarnya karena sdh belajar kepada mam Husain as. Yakni tdk brelebihan dlm segala perbuatan. Tdk menzhalimi yg lemah, tdk konpromi pada kebatilan dan tdk takut apapun.
c- Sekarang ini dlm keadaan siap penuh untuk mengorbankan apa saja spt imam Husain as di jalan beliau as yg merupakan jalan Islam yg maksum itu.
d- Syi'ar kepada sesama muslimin untuk mempelajari imam Husain as dan meneladaninya.
e- Teriakan kepada kafirin agar mereka tdk main2 dg Islam dan muslimin.
f- Ajakan kepada saudara2 sunni untuk mengkaji imam Husain as yg dicintai mereka juga dan mengajak mereka untuk meneladinya.
g- Baiat kepada Allah, Nabi saww dan para Ahlulbait as seluruhnya.
h- Baiat kepada Islam yg hakiki, argumentatif, tegas akan tetapi dlm waktu yg sama juga santun kepada yg lemah dan, tdk memaksa siapapun baik dg ucapan, sikap dan, apalagi tindakan fisik.
i- Sumpah setia kepada Islam untuk terus setia walau harus terpenggal seperti Imam Husain as.
6- Bgt pula ttg slogan "Labbaiki Ya Zahraa' as".
Wassalam.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
12 Komentar
Komentar

Moch Subechan labbayka ya husain

Dzolamtu Nafsi Assalamualaika Ya Aba Abdillah as 

Dzolamtu Nafsi Assalamualaika Ya Aba Abdillah as 

Dadan Gochir Assalamualaika Ya Aba Abdillah as 

Arief El Ghuroba Islam mengajarkan berpuasa asyura.. Agama syiah malah pukul diri.. Kaum majusi

Hendy Laisa Assalamu alal Husein

Wa ala Ali ibnul Husein

Wa ala awladil Husein

Wa ala ashabil Husein

Eko Pratomo gimana ya kalian bilang jibril as salah menyampaikan wahyu kepada muhammad, yg menurut pendapat kalian wahyu itu seharusnya di berikan pd ali lalu gimana ceritanya imam kalian lebih dulu tau sesuatu baru Allah tau kemudian dan gimana kabarnya kalian melaknat umar, abu bakar dan aisyah wah

Noto Nyono Dirjo ada lowongan mut'ah ga??? yang serius ajja...

Donny Bray .karena Sejatinya Kalian orang2 Syi'ah Bukanlah pengikut Ahlul Bait,tapi Justru Musuh Utama Ahlul Bait 'Alaihim Shalatu Wa Salam,,Di antara buktinya adalah:

1.Pemuka Ahlul Bait Sayyidu Syabaabi Ahlil Jannah Raihaanul-Musthofa Hasan Bin 'Ali Radhiyalla...Lihat Selengkapnya

Fuad Victor Mengaku cinta Ahlulbait tapi meratapi deritaNya di Karbala dibilang sesat, cinta palsu...... aneh.

Sinar Agama Donny Bray, semua itu sudah dijawab di catatan-catatan sebelumnya. Silahkan cari di situs sinaragama.org

Islam Hakiki, Islam Relatif: Kajian & Diskusi
SINARAGAMA.ORG

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.