Monday, November 21, 2016

on Leave a Comment

Saya pernah dengar kalo tgl 10 Muharam tidak diperbolehkan menumpuk makanan. benarkah ini? Kalo benar, apa saja jenis makanan yg tidak boleh disimpan?

Link : https://web.facebook.com/shadra.hasan/posts/1120922884624283


Salam.
Saya pernah dengar kalo tgl 10 Muharam tidak diperbolehkan menumpuk makanan. benarkah ini?
Kalo benar, apa saja jenis makanan yg tidak boleh disimpan?
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Hal itu tidak haram. Kerja atau juga menumpuk makanan di hari 10 Muharram itu hanya kurang baik sebab hari duka. Tapi tidak sampai ke tingkat haram. Dan kalau makanannya bukan dalam arti ditumpuk dan hanya disimpan yang baik supaya tidak rusak, maka hal ini jelas wajib dilakukan sebab kalau tidak, akan masuk ke dalam mubadzdzir yang dosa. Jadi, yang dimaksud menumpuk kurang baik itu (kalaulah ada anjuran seperti itu), maksudnya mencari makanan (kerja) atau juga menyayani banget makanan hingga karena takut kekurangan di hari-hari esok, menumpuknya di hari 'Asyura tersebut, bukan karena memang harus dijaga lantaran sudah ada dan kalau tidak disimpan dengan baik akan menjadi rusak.

Hasan Basri Kalau meratapi dengan menyakiti anggota badan???

Sinar Agama Hasan Basri, tidak masalah. Karena di jaman Nabi saww juga dilakukan dengan memukul dada dan kepala dan tidak dilarang oleh beliau saww. Begitu pula 'Aisyah melakukan pukul-pukul dada dan kepala itu dengan semua anggota majilsnya sewaktu Nabi saww wafat. Lihat catatan terdahulu tentang hal ini. Tapi kalau melukai diri maka tidak boleh dan haram.

Sinar Agama Hasan Basri, ini saya nukil lagi di sini catatan yang dimaksud:

599. Catatan Kecil Tentang Menangis, Menjerit, Memukuli Diri di Hari Duka di Jaman Nabi saww

http://www.facebook.com/.../21057069.../doc/324612634250206/

by Sinar Agama (Notes) on Thursday, December 1, 2011 at 1:18am

Bismillaah: Catatan Kecil Tentang Menangis, Menjerit, Memukuli Diri di Hari Duka di Jaman Nabi saww

Catatan ini dibuat karena banyaknya orang tidak menyadari akan adanya budaya insaniah yang juga ada di jaman Nabi saww dan dibolehkan oleh Nabi saww dan tidak dilarangnya. Yaitu kesedihan ketika keluarga meninggal atau syahid yang disertai dengan tangisan, jeritan, memukuli dada dan kepala.

Berikut ini contoh-contoh kecil yang terjadi di jaman Nabi saww dan ditaqrir/dibolehkan atau yang dilakukan Nabi saww sendiri:

(1). Diriwayatkan di kitab Dzkhaairu al-‘Uqbaa, karya Thabari, hal. 183; Musnad Ahmad bin Hanbal, hadits ke: 14 34; dan lain-lainnya:

Dari ‘Urwah bin Zubair dari ayahnya, berkata: Ketika terjadi peristiwa perang Uhud (kekalahan muslimin dan larinya Umar dan beberapa shahabat lainnya dari perang sampai ke Madinah hingga para wanita mencela mereka) terlihat ada wanita yang datang berlari –ke tempat perang- hingga hampir mencapai tempat medan perang tempat para jenazah syahid. Lalu Nabi saww nampak tidak suka para wanita itu datang ke tempat tersebut untuk melihat para korban perang (karena ada yang ditelanjangi dan dirajang-rajang seperti sayyiduna Hamzah ra).

Karena itu beliau saww bersabda: “Ada wanita, ada wanita.”

Berkata Zubair: “Aku mengira bahwa ia adalah ibuku, Shafiyyah. Karena itu aku lari mengejarnya dan aku berhasil menyusulnya sebelum mencapai tempat para jenazah syuhada. Akhirnya ia me-ladam (memukul-mukul dadanya) dalam dekapanku sementara ia adalah wanita yang sangat kuat. Ia berkata:

“Semoga ibumu tidak mengakuimu –celaan karena mencegahnya.”

Akupun berkata: “Bukan begitu, tapi Rasulullah yang tidak ingin kamu ke sana.” Kemudian iapun berhenti berusaha mendekati tampat syahid, bukan berhenti meladam diri.

Ladam, atau perempuan melakukan ladam atau ladamat, adalah memukul-mukul dadanya. Lihat semua kamus bahasa Arab seperti: Lisaanu al-‘Arab (bahkan di kitab ini telah meriwayatkan hadits di atas juga); al-Mu’jamu al-Wasiith; ... dan lain-lainnya.

(2). Dalam kitab Siiratu al-Nabawiyyati, karya Ibnu Hisyaam, jilid. 6, hal. 75:

‘Aisyah berkata:

......”قبضو هو في حجري ثم وضعت رأسه على وسادة وقمت ألتدم مع النساء وأضرب وجهي”

“....... telah meninggal Rasulullah saww ketika ia ada di kamarku/pangkuanku. Lalu kuletakkan kepalanya di atas bantal. Dan kemudian aku mengadakan ladam (memukul-mukul dada) bersama para wanita dan juga aku memukuli wajahku.”

(3). Rasulullah saww ketika melihat sayyiduna Hamzah ra syahid beliau saww menangis dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau saww menjerit (syahiqa). Bentuk haditsnya bermacam-macam diantaranya:

عن جابر أن النبي صلى الله عليه وسلم لما رأى حمزة بكى فلما رأى ما مثل به شهق.

Dari Jabir berkata: “Ketika Nabi saww melihat Hamzah –yang syahid- beliau saww menangis, dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau menjerit.”

Lihat: al-Mu’jamu al-Kabiir, karya Thabrani, hadits ke: 2932; Kanzu al-‘ Ummaal, hadits ke: 36938 dan 36939; al-Mustadrak, karya Hakim, hadits ke: 2510, 4881, 4888; ....dll kitab.
Wassalam.

Hidayatul Ilahi and 17 others like this.

Bocah X Arus: Afwan ustadz...kalau melukai diri di dalam peringatan Asyuro itu gimana ustadz...biasanya wahabi memakai isu itu untuk memojokkan orang Syi’ah tadz...

Sinar Agama: @Bocah: Kalau melukai diri seperti yang nampak di beberapa peringatan itu, maka hal itu adalah dosa dan haram, karena tidak ada perintahnya dan bahkan ada larangannya. Dan, hal-hal menyimpang seperti itu, selalu ada di setiap madzhab manapun. Maksudnya umatnya yang menyimpang dari ajaran madzhabnya atau agamanya. Dan, sudah tentu hal seperti itu tidak perlu dipikirkan, karena bukan ajaran agama dan madzhab.

Sinar Agama: @Maya: Tidak masalah, ahsanti telah membantu, terimakasih.
December 1, 2011 at 10:02pm





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.