Monday, November 21, 2016

on Leave a Comment

Kenapa orang yang buang air hanya mensucikan kemaluannya saja. Sementara orang yang keluar air mani diwajibkan mandi?

Link : https://web.facebook.com/shadra.hasan/posts/1111666578883247

Mohon penjabaranya ustad
Kenapa orang yang buang air hanya mensucikan kemaluannya saja. Sementara orang yang keluar air mani diwajibkan mandi?
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Andika Salam..

Hari Dermanto Wajib tahu

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Hal itu dikarenakan hukum Tuhan yang telah ditetapkan untuk kita manusia.

2- Hukum Tuhan pasti memiliki hikmah kebaikan bagi dunia dan akhirat manusia. Tapi yang tahu hikmah-hikmah itu adalah Tuhan sendiri, Nabi saww dan Ahlulbait as sesuai dengan ilmu yang diberikan kepada mereka as.

3- Kalau mau meraba, maka barang kali bisa katakan:

a- Keluarnya mani melibatkan beriaksinya seluruh tubuh. Tapi kalau kencing, sekalipun dia merupakan pembuangan seluruh tubuh (yakni tubuh yang mati dalam bentuk atom-atom), akan tetapi seluruh tubuh tidak ikut merasakannya.

b- Keluarnya mani melibatkan seluruh tubuh dalam rasa. Dan rasa terlezat di dunia ini adalah keluarnya mani itu (orgasme). Beda dengan makanan yang hanya dirasakan oleh lidah. Nah, karena lezatnya melibatkan seluruh tubuh, maka demi tersucikannya dari kelezatan itu untuk kembali pada kelezatan keTuhanan dan peribadatan, maka diwajibkan mandi.

d- Catatan:
Kelezatan orgasme itu adalah alat untuk berketurunan. Kalau tidak dilezatkan, maka tidak ada manusia yang akan mau memiliki keturunan. Sebab siapa yang mau hamil dan menahan sakitnya kelahiran, siapa yang mau menanggung beban hidup anak-anaknya dari sejak menyusui sampai kelak bisa mandiri.

Tentu saja, selain kelezatan orgasme itu, Tuhan juga memberikan rasa kasih sayang pada orang tua untuk menyayangi anak-anaknya hingga mau menanggung beban hami, melahirkan dan membiayai hidupnya sampai mandiri.

Akan tetapi, yang sangat dasar dan menonjol, adalah kelezatan orgasme itu. Karena itulah maka bagi siapa yang sudah tidak kuat kalau tidak kawin, tapi belum bisa membiayai hidup diri dan calon keluarganya, diperintah oleh Nabi saww untuk melakukan puasa. Hal itu karena puasa dapat menurunkan semangat orgasme yang meledak-ledak.

Seingatku, saya sudah pernah menjelaskan bahwa filsafat dan tujuan kawin, pertamanya adalah penyaluran syahwat/orgasme, bukan kelahiran seorang anak. Kalau hal ini dipahami, maka akan mudah dapat memahami mengapa kita dibolehkan melakukan KB atau kawin mut'ah (tentu dengan syarat-syaratnya dan sesuai kondisinya yang darurat sebagaimana ditata dalam fiqih Islam, lihat catatan-catatan terdahulu tentang mut'ah ini yang menerangkan sejak dari kehalalannya, tidak dihapusnya, sunnahnya dan tidak digalakkannya ketika tidak darurat) dan semacamnya.

Jadi, kelezatan orgasme itu mesti dilewati demi kedaruratan di atas, yaitu terjaganya generasi manusia. Dan karena mesti dilewati, sementara cinta dan lezat itu mesti bertauhid juga, yaitu hanya dan hanya kepada Allah swt seperti ketika beribadah, ketika melakukan kewajiban dan menjauhi yang dosa, maka diletakkanlah hukum mandi besar untuk mendelete efek samping dari orgasme itu (cinta dan melezati dunia) dan untuk merefreshnya kembali ketika mau menghadap Tuhan, baik dengan ibadah-ibadah khumus seperti shalat atau ibadah-ibadah umum seperti menjauhi dosa.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.