Sunday, November 13, 2016

on Leave a Comment

Apakah Syiah terbagi menjadi banyak Mashab? Apa yang menjadi penyebab perpecahan tersebut?

Link : https://web.facebook.com/sinaragama/posts/1034575946655862


Assalamualaikum... ustd SA.. mohon di sherkan apakah syiah itu juga terpecah menjadi banyak mazhab syiah pak ustd ? lalu apa yg menyebabkan terjadinya perpecahan tersebut..? apakah mazhab mazhab tersebut juga mengakaui adanya 12 imam.. matursuwun atas pencerahanya..
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Saya sudah pernah menjelaskan hal ini sebelumnya. Syi'ah yang memiliki ayat dan riwayat, hanyalah Syi'ah 12 imam, yaitu yang mengikuti 12 imam makshum dari Ahlulbait Nabi saww. Selainnya, sekalipun memiliki kemiripan nama, maka mereka bukan Syi'ah, seperti Syi'ah Ismailiyyah, Waaqifiyyah, Zaidiyyah dan seterusnya.

Penamaan Syi'ah inipu datang dari Nabi saww sendiri yaitu pada yang mengikuti 12 imam makshum as.

Catatan berikut ini (no. 673) bagus disimak:

673. Macam-Macam Aliran Syi’ah Oleh Ustadz Sinar Agama
http://www.facebook.com/.../21057069.../doc/329729643738505/
Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 9 Februari 2012 pukul 23:04

Komariah Hermansyah: Ustadz saya masih bingung tentang perbedaan macam-macam aliran syiah? Tolong penjelasannya.
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Syi’ah dan sunnah itu banyak sekali persamaannya. Tetapi tidak dengan wahabi atau gradasi dibawahnya seperti Muhammdiah yang sebenarnya berpaham wahabi, selain menghalalkan darah muslimin. Tetapi dari pembid'ahan dan pensyirikan muslimin, bisa dikata sama saja.

(2). Beda Syi’ah dan selain Syi’ah itu yang terpenting ada di bab imamahnya atau kepemimpinannya setelah Nabi saww wafat. Karena kalau di Syi’ah, jangankan di jaman setelah wafatnya Nabi saww, di jaman Nabipun saww sudah ada imam yang berkedudukan sebagai wakil Nabi saww dalam menjaga syariat. Jadi, beda imam dan Nabi saww adalah hanya di satu masalah saja, yaitu bahwa hanya Nabi saww yang menerima syariat. Tetapi dalam tugas yang lain adalah sama, seperti menjelaskan dan menjaga syariat, memimpin umat ....dst.

(3). Imam penerus amanah Ilahiah itu ada 12 seperti juga banyak sekali diriwayatkan di Sunni dimana bahkan menyebut nama-namanya. Begitu pula di tafsir-tafsir Sunni.

(4). Imam-imam itu harus makshum. Karena kalau tidak makshum, maka ilmunya tidak 100 % lengkap dan tidak 100% benar. Kalau begitu, lalu bagaimana bisa menjaga agama? Begitu pula, kalau tidak ada yang makshum ini, maka jalan lurus yang tidak salah sedikitpun itu tidak mungkin terwujud dimana kalau begitu berarti Tuhan telah mempermainkan kita yang mewajibkan kita memintanya tiap hari dalam shalat ketika membaca surat fatihah dan meminta shiratulmustaqim.

Beda-beda yang lain juga masih banyak dan bisa ditanyakan satu-satu, atau sambil berkunjung ke tulisan-tulisanku.

Beda-beda yang lain:

- Tentang Tuhan, misalnya kalau di Sunni bisa dilihat dengan mata setidaknya di surga. Kalau di Syi’ah hal itu mustahil.

- Tentang Nabi saww, kalau di Sunni masih salah-salah hingga ditegur Tuhan dan dikritiki shahabat seperti Umar. Kalau di Syi’ah, hal itu mustahil karena nabi harus makshum segala-galanya.

- Tentang Qur an. Kalau di Sunni tidak disusun Tuhan, tetapi kalaudi Syi’ah mesti disusun Tuhan. Kalau di Sunni semua Bismillaah di awal surat selain fatihah tidak asli, tetapi kalau di Syi’ah semuanya itu asli.

- Tentang shahabat. Kalau di Sunni tidak bisa dikritik, tetapi kalau Nabi saww boleh. Kalau di Sunni mengkritik shahabat sudah bisa dikatakan kafir atau sesat. Tetapi kalau di Syi’ah shahabat itu tidak beda dengan manusia-manusia lain yang sama-sama tidak makshum. Karena itu harus diteliti untuk diambil haditsnya. Karena mereka saleng berperang dan jatuh korban puluhan ribu dalam serjarahnya yang juga ditulis banyak di Sunni. Jadi, shahabat seperti tabi’in atau orang lain.

Karena itu Sunni marah dan mengatakan bahwa Syi’ah mengkafirkan shahabat, padahal tidak begitu dan hanya mengatakan sama dengan manusia-manusia lainnya yang harus dilihat kelakukannya untuk dikatakan bahwa haditsnya shahih.

- Tentang hadis. Kalau di Sunni hadits harus merujuk ke Bukhari dan Muslim... dan lain-lain-nya dari kitab-kitab yang sudah disepakati dan merujuk ke kitab lain sudah bisa dikatakan sesat. Tetapi kalau di Syi’ah, kitab itu adalah seperti kitab hadits-hadits lainnya dan bahkan jauh lebih lemah, karena diriwayatkan dari sembarang shahabat seperti Abu Hurairah yang pernah dihukum cambuk oleh Umar karena korupsi sewaktu diangat menjuga gebernur untuk bahrain oleh Umar.

Syi’ah imamiah itu maksudnya berimam pada adanya 12 imam makshum as. AB itu artinya Ahlulbait as, yang maksudnya "Syi’ah Ahlulbait" dimana maksud Ahlulbait as disini adalah 12 imam itu. Jadi AB dan imamiah itu adalah sama. Memang, Ahlulbait di Indonesia ada dua arti: Di Sunni dimana artinya keturunan Nabi saww. Di Syi’ah artinya 12 imam makshum as ditambah hdh Fathimah as, atau bisa juga artinya seperti yang sudah diterangkan itu, yaitu 12 imam makshum as. Jadi, dapat dipahami tergantung korinah atau kontek pembicaraannya.

Sedang Rafidhah itu artinya menolak kekhalifaan Abu Bakar, Umar Utsman. Golongan ini lebih umum dari kedua istilah sebelumnya. Karena juga mencakup pengikut 12 imam makshum as, dan mencakup siapapun yang menolak kekhalifaan tiga orang itu, seperti Zaidiyyah, Ismailiyyah...dst.

Oh iya, kata "Syi’ah" artinya pengikut. Hal ini terus menjadi nama dari Syi’ah 12 imam as, karena bertabarruk dengan sabda Nabi saww. Karena ketika turun ayat yang berbunyi:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka merekalah sebaik-baik manusia.", Nabi saww bersabda kepada imam Ali as: "Ya Ali, mereka itu adalah KAMU DAN SYI’AHMU." Yakni kamu dan pengikutmu itulah yang dimaksud sebaik-baik manusia.

Hadits ini banyak di dapatkan di kitab-kitab Sunni seperti:
Syawaahidu al-Tanziil, jld. 2, hal. 356-366, hadits ke: 1125, 1126, 1127, 1128, 1129, 1130, 1131, 1132, 1133, 1134, 1135, ...1148; Kifaayatu al-Thaalib, karya Kanji al-Syaafi'ii, hal, 244, 245 dan 246; al-Manaqib, karya Khurazmi al-Hanafi, hal 62 dan 187; al-Fushuulu al-Muhimmah, karya Ibnu Shabaa' al-Maliki, hdl. 107; al-Shawaa'iqu al-Muhriqah, hal. 96; Tafsir al-Durru al-Mantsuur, karya al-Suyuuthii, jld. 6, hal. 379; Tafsir Thabari, jld. 30, hal. 146; ..... dan lain-lain-nya yang banyak sekali).

Jadi, Syi’ah itu sebenarnya bukan Syi’ah, akan tetapi Islam itu sendiri. Yakni Islam yang diajarkan Nabi saww dimana Nabi saww di Qur an dan di hadits-hadits beliau saww, mewajibkan adanya imam makshum as yang wajib ditaati yang berjumlah 12 orang seperti yang ada di shahih Bukhari hadits ke: 7222 dan 7223, dan shahih Muslim, hadits ke: 3393, 3394 ... dan lain-lain-nya yang seambrek banyaknya di Sunni sampai-sampai dikatakan di hadits-hadits kepemimpinan tersebut di Sunni (apalagi di Syi’ah) bahwa siapa saja yang mati, dia tidak tahu imamnya, maka ia mati bagaikan matinya orang-orang jahiliyyah.

Akan tetapi, karena banyak aliran setelah itu yang menamakan dirinya ahlussunnah lah, Syi’ah fulan lah, pengikut fulan lah, ini lah itu lah ..., maka Islam yang hakiki ini kemudian dikenal dengan nama "Syi’ah 12 imam" atau "Syi’ah imamiyyah" atau "Syi’ah" (saja) atau "Syi’ah Itsnaa 'Asyariyyah". Jadi, nama-nama ini adalah bukan lain dari Islam atau bukan nama baru dalam Islam. Tetapi Islam itu sendiri, tetapi supaya dapat dibedakan dari Islam yang aliran lain. Karena itu bertabarruk dengan hadits Nabi saww tentang penamaannya itu, yaitu "Ya Ali, mereka yang sebaik-baik manusia itu adalah KAMU DAN SYI’AHMU."
Wassalam.
Abim Dhien dan 5 orang lainnya menyukai ini.
Khommar Rudin:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
29 Mei 2014 pukul 14:30







0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.