Mohon konfirmasi film yang katanya dari kisah nyata, terkisah Soraya difitnah telah berzinah oleh suaminya sehingga di hukum rajam karena suaminya ingin menikah lagi.?

Link : https://web.facebook.com/shadra.hasan/posts/1033160983400474

Shadra Hasan

18 Juni · 

Salam.
Mohon konfirmasi kejadian yang konon di Iran ini
https://www.youtube.com/watch?v=NdDpXXvXZNw&feature=youtu.be

Kisah ini benar terjadi di Iran pada tahun 1986 dan difilmkan pada tahun 2008...

Terkisah Soraya tidak mau diceraikan oleh suaminya yg bernama Ali, sementara Ali ingin kawin lagi dan tidak mau lg memberi nafkah dua istri..
Dg muslihat licik,jahat dan kejam,Ali bekerjasama dg Mullah di kota itu memfitnah Soraya telah berzina dg Hashem..

Hukuman rajam dijatuhkan pada Soraya,seluruh penduduk kota itu menghujani Soraya dg batu2 hingga ringsek kepala dan tubuhnya..

Jasadnya tidak boleh dikuburkan,dan kmdn habis dimakan anjing..

Herannya,Hasheem yg dituduh berzina dg Soraya sama sekali bebas dari hukuman rajam...

Kisah Soraya Mutcheri ini bukanlah satu-satunya kisah yg terjadi di negara2 yg menempatkan perempuan sbg warga kelas dua...
Manusia yg dianggap sbg budak laki2...
Ada lebih dari 8ribu perempuan yg mengalami nasib seperti Soraya...

Pada negara-negara yg melakukan kekerasan pada perempuan, berlaku semboyan..
"Perempuan dalam kondisi dan alasan apapun selalu di pihak yg salah, dan laki2 dg alasan apapun tidaklah pernah bersalah.."

Dan dalam banyak kasus, kaum perempuan sendiri sering bersikap tidak peduli pada sesamanya...

Trims ust Sinar Agama

The Stoning of Soraya M.

Descrição- English subtitled.

YOUTUBE.COM

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan

KomentariBagikan

39 Komentar

55Fahri Ar Ridho, Sarah Soraya, dan 53 lainnya

1 kali dibagikan

Komentar

Lihat 2 komentar lain

Hadi Alamsyah Penjelasan ini yg di tunggu2

Suka · Balas · 18 Juni pukul 10:13

Niyar Khatun .

Suka · Balas · 18 Juni pukul 10:14

Sirozi Paiton nyimak

Suka · Balas · 18 Juni pukul 10:26

Aif Al Akif Salam

Suka · Balas · 18 Juni pukul 10:27

Bagaskara Poetra film propagandakah utk mendiskreditkan Iran?
Sinopsis kisahnya kok rada2 berbau propaganda

Suka · Balas · 18 Juni pukul 10:35

Hendry Hafizh salam

Suka · Balas · 18 Juni pukul 10:41

Adlimi Lamsuan Salam

Suka · Balas · 18 Juni pukul 10:48

Okky Van Suryo .

Suka · Balas · 18 Juni pukul 10:48

Sarah Soraya nyimak

Suka · Balas · 18 Juni pukul 11:08

Agus Susmoro .

Suka · Balas · 18 Juni pukul 11:15

Delima Sorga Rithe Slm

Suka · Balas · 18 Juni pukul 11:29

Ummu Salamah slm

Suka · Balas · 18 Juni pukul 11:46

Trizuly Muftiarini Nyimak

Suka · Balas · 18 Juni pukul 12:07

Indarto Prijo W Salam

Suka · Balas · 18 Juni pukul 12:12

Haydar Haydar Salam..

Suka · Balas · 18 Juni pukul 12:24

Sholeh Noah salam

Suka · Balas · 18 Juni pukul 12:25

Efran Haidar Hadir

Suka · Balas · 18 Juni pukul 14:20

Irsavone Sabit Ikut

Suka · Balas · 18 Juni pukul 14:40

Putra Rafidi Salam

Suka · Balas · 18 Juni pukul 16:00

Ikhwan Abduh Test...

Suka · Balas · 18 Juni pukul 17:09

Yulis Kapita ..

Suka · Balas · 18 Juni pukul 17:10

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya atau permintaan konfirmasinya:

1- Yang saya perhatikan dari film itu, jelas dibuat oleh orang asing (baca: bukan Iran).

2- Poin (1) di atas itu disimpulkan dari nama produksi dan lain-lainnya seperti editor dan semacamnya. Hanya satu dua orang yang dinamakan dengan nama-nama Iran.

3- Pemastian poin (1) itu dikuatkan lagi dengan tidak pakai hijabnya wanita yang di awal-awal menit-menit awal filmnya.

4- Ketika sudah tersimpulkan bahwa film itu dibuat di luar negeri Iran dan oleh para musuh Iran, nah sudah pasti sak kareppe dhewe (semaunya sendiri).

5- Tempo hari ada orang barat membuat film Nabi saww, apa kita mau terima. Bahkan banyak muslimin yang ingin membunuh pembuat film dan pemainnya. Nabi saww yang begitu agung dari segala sisi terkhusus akhlak, dalam film itu digambarkan seperti barbarian (orang terbelakang dan kasar). Pakaian tak senonoh sampai kelihatan aurat, makan seperti orang Indian tempo dulu, dikejar-kejar 'Aisyah dengan ancaman dipukul pakai sandal karena telah tidur dengan wanita/istri lain di rumahnya dan seterusnya, telah menyakitkan hati seluruh kaum muslimin di dunia ini. Begitu juga karikatur-karikatur yang selalu dibuat oleh mereka para kafirin yang ingin menjelekkan Islam dan kenjeng Nabi saww yang agung.

6- Dengan semua itu, apakah kita masih mau mempercayai kafirin yang selalu membuat propaganda, baik kafir barat atau kafir Iran, baik kafir total atau kafir dari pemerintahan Islam dan hukum-hukum Islam seperti rajam, dan seterusnya?

7- Kan lucu sekali orang melakukan penilaian terhadap sesama muslimin dengan menyandarkan pada film buatan kafirin dengan dua penghalalannya: Pertama, di film dikatakan sebagai "kisah nyata". Ke dua, hanya karena Iran negara Islam dan lain madzhab. Kok bisa, kan aneh.

8- Jangan lupa Iran itu juga penduduknya banyak Sunninya, antara 10-20 juta. Mereka bukan hanya menjadi pembela bagi negara Islam akan tetapi merupakan salah satu tulang punggungnya. Mereka memiliki wakil di parlemen dan mereka menjabat di pemerintahan dengan jabatan-jabatan yang tinggi sesuai kemampuan mereka. Hukum di kota atau profensi yang mayoritas Sunni dibolehkan pakai fiqih/hukum Sunni, kalau ada perbedaannya dalam satu dua permasalahan fiqihnya. Asal yang diberlakukan adalah hukum Islam.

9- Barat yang membantai kaum muslimin sampai detik hari ini seperti di Iraq, Suriah, Yaman, Palestina, dan membantai manusia lainnya di seantero dunia ini, sama tidak layak sok membuat film membela hak-hak asasi manusia atau wanita.

10- Islam datang justu ingin meninggikan martabat manusia dan begitu pula wanita. Kurang apa ketika dalam hadits yang sering kita dengan bahwa Nabi saww menjawab pertanyaan siapa yang harus didahulukan antara ayah dan ibu, beliau saww menjawab (seperti yang sering kita dengar atau baca): Ibumu. Ditanya lagi dan dijawab dengan jawaban yang sama sampai tiga kali.

Atau kurang apa ketika Nabi saww dalam hadits yang kita sering dengar atau baca yang mengatakan bahwa "Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu."

Suka · Balas · 12 · 18 Juni pukul 17:36

Sinar Agama .

11- Nah, Islam di Iran itu seperti itu. Sebab Iran negara Islam bukan negara kerajaan yang diIslam-Islamkan seperti Saudi. Di Iran itu ada musyawarah seperti pemilu presiden, pemilu wali faqih (pemimpin tertinggi), pemilu ini dan itu. Semua dimusyawarahkan dengan rakyat, tidak seperti barat dan raja-raja Arab yang semuanya ditentukan dengan pewarisan lalu diatasnamakan Islam dengan istilah khilafah. Kan ra'syih.

12- Salah satu hukum pemuliaan bagi orang zina muhshan (yang punya keluarga tapi masih berzina) itu sesuai dengan hukum Islam adalah:

a- Tidak dianjurkan mengaku tapi diwajibkan taubat (yang jelas).

b- Kalau mau menghukumnya HARUS DISAKSIKAN OLEH 4 ORANG YANG MESTI MELIHAT MASUKNYA KEMALUAN KE DALAM KEMALUAN.

c- Penetapan kesaksian (atau pengakuan sendiri) itu harus dibuktikan dalam persidangan pengadilan yang adil.

d- Yang terdakwa bisa membela dirinya sebagai tidak bersalah. Misalnya membuktikan bahwa satu orang atau sebagian orang atau semua orang yang menjadi saksi itu telah melakukan dosa kecil atau besar hingga keluar dari sifat adil (tidak melakukan dosa besar atau kecil) yang mesti dimiliki oleh seorang saksi, hingga kesaksiannya menjadi gugur.

e- Medis dan teknologi (seperti film porno) tidak berlaku.

f- Kalau penetapan rajamnya melalui pengakuan, maka yang dihukum hanya dirinya sendiri dan bukan lawan zinanya, kecuali kalau lawan zinanya ini juga mengakuinya dan/atau disaksikan oleh 4 orang adil (tidak melakukan dosa besar dan kecil).

g- DILIHAT DARI POIN-POIN DI ATAS ITU SAJA sudah hampir dipastikan bahwa tidak akan ada atau sangat minim adanya orang yang bisa kena hukum rajam (dibunuh dengan dipendam separuh badan dan dilempari batu sampai mati, ini rajam dalam zina muhshan/besar).

h- Kalaupun masih harus dirajam karena terbukti dengan semua pembuktian yang sebegitu rumit dan sulitnya itu, maka penghormatan Islam terhadap hak-hak manusia yang melakukan maksiat zina muhshan ini adalah:

h-a- Orangnya yang mau dihukum rajam disuruh mandi besar dulu sebagai mandi jenazah. Sebab nanti ketika badannya sudah penuh luka dilempari batu, maka sudah tidak mungkin dimandikan sebagai mandi jenazah.

h-b- Setelah itu dikafani dengan baik.

h-c- Setelah itu dipendam separuh badan.

h-d- Setelah itu atau sejak awal dianjurkan untuk ikhlash menerima hukuman agar kelak tidak tersiksa lagi. Dan dari awal sudah dianjurkan untuk bertaubat kepada Allah.

h-e- Setelah itu baru dilempari batu sampai mati sampai mati.

h-f- Setelah itu dikuburkan sebagai mestinya karena DI FIQIH sudah dikatakan bahwa seorang muslim yang meninggal itu WAJIB dikuburkan dengan baik dan dengan cara Islam, siapapun dia dan sebesar apapun maksiatnya. Dan WAJIB di pekuburan muslim dan HARAM dikuburkan di pekuburan kafirin.

h-g- Kalau seorang muslim melewati pekuburan muslimin dianjurkan untuk mengucap salam pada ahli kubur dan mendoakan mereka. Nah, kalau kebetulan di pekuburan itu ada penzina muhshan yang telah mati karena dihukum rajam, maka kita termasuk yang mensalami dan mendoakannya.

h-i- Di Iran, kalau ada hukuman seperti cambuk dan seterusnya, selalu diiringi dengan takbir dan shalawat. Dan yang dihukum kadang sujud syukur karena kalau dia terima hukuman itu insyaaAllah sudah diampuni dosanya. Orang-orang juga sama sekali tidak membencinya dan bahkan mendukungnya untuk taubat secara sungguh-sungguh.

Saya pernah melihat film nyata hukum cambuk di Iran. Orang tidak diikat karena takut luka tangannya kalau bergerak-gerak kesakitan. Jadi, dia dalam posisi berdiri dan tangannya dipegangi oleh dua orang yang berposisi di atas (waktu yang dipakai adalah mobil truk yang terbuka bak-nya, jadi yang memegangi tangannya itu ada di atas kepala truknya). Lalu dicambuk. Kalau terpanting karena sakit, kedua pegangan itu lepas dan yang dicambukpun jatuh ke lantai bak trum. Nah, saya lihat yang mencambuk itu dengan sabar dan menasihati dengan lembut (tidak bentak-bentak) agar supaya yang dihukum itu mau berdiri dan melanjutkan pencambukan. Begitu pa deng, bukan main hajar dan ini dan itu.

Semua itu karena dosa itu bisa diampuni Tuhan. Mungkin setelah itu yang dicambuk itu akan lebih mulia dari yang mencambuk di mata Tuhan kalau taubat secara sungguh-sungguh dan meningkatkan taqwanya.

Suka · Balas · 15 · 18 Juni pukul 17:36

Sinar Agama .

i- Dengan semua penjelasan itu maka dapat dipastikan bahwa:

i-a- Film itu adalah propaganda dan bukan diangkat dari kisah nyata.

i-b- Kalau diangkat dari kisah nyatapun, maka yang diangkat hanyalah sejarah adanya wanita yang dihukum rajam, yakni hanya itu saja, seperti siapa dan tanggal berapa. Tapi detail-detail cerita seperti penetapan hukum, kisah-kisah ceritanya, pengadilannya dan penghukumannya sampai kepalanya dimakan anjing, maka semuanya adalah palsu dan propaganda.

i-c- Tujuan propaganda itu jelas, yaitu ingin menjauhkan muslimin terutama para nasionalis dan/atau muslimin sosialis dari hukum Islam dan negara Islam. Juga ingin menjauhkan manusia yang beragama lain dari agama Islam dan apalagi dari negara Islam.

i-d- Poin (i-c) disebabkan sudah banyak orang jenuh pada propaganda barat tentang kebenaran dan kesalahan, tentang hak-hak asasi dan semacamnya. Karena semua yang diteriakkan barat dan PBB nya juga pada banyak sekali kepalsuan dan pemutarbalikan. Jadi, dunia baik muslimin dan kafirin, sudah pada jenuh dengan semua kepalsuan para kapitalis dan ortodok raja-raja yang selama selalu memunculkan diri sebagai Zorro, Superman, Penyelamat, Batman, dan semacamnya. Yakni memunculkan diri sebagai JURU SELAMAT bagi manusia.

Yang lucunya adalah umat manusia yang tertindas itu ditindas oleh mereka, tapi yang dijadikan penindas oleh mereka adalah kelompok yang diinginkan, lalu yang diinginkan ini yang diperangi. Misalnya, Suriah, Afghanistan, Iraq dan Yaman. Mereka membuat membuat pasukan teroris, lalu menyerbu sasaran yang diinginkan, lalu mereka terang-terangann menyerbu yang diserbu para teroris itu demi menyematkan para tertindas yang mereka buat, yaitu para teroris itu. Jadi, yang diberitakan ke dunia (karena semua pemberitaan dunia itu milik mereka di seluruh dunia) adalah bahwa sasaran mereka itu yang anti hak asasi manusia, lalu terorisnya pembela hak asasi hingga wajib dibantu mereka atau disokong PBB.

Yang paling lucu, kaum muslimin dunia ya sik percaya saja sama mereka para kafirin itu seperti yang dicontohkan juga pada pembuatan film di atas. Kan teramat sangat dalam kera'syihannya.

i-e- Poin (i-c) di atas itu disebabkan sudah banyak orang yang melirik kepada Islam hakiki yang dicontohkan Iran walau Iran digempur terus oleh kafirin dan para wahabi serta Syi'ah pengaku seperti SMS. Dunia (muslim dan kafir) melirik pada Islam hakiki yang dicontohkan Iran, karena dunia melihat dengan jelas bagaimana keadilan Islam yang meliputi segala bidang dengan melihat contoh kongkrit dalam kehidupan nyata DAN TERBUKA (di Iran). Semua orang boleh datang dan membuat liputan tanpa pembatasan asal jujur dan meliput apa adanya, baik kafirin barat atau apalagi muslimin.

Dunia melihat berulangnya sejarah baru Islam di masa Nabi saww pada jaman yang modern ini di Iran. Karena itu sudah banyak sekali para ahli hukum dan hak-hak asasi manusia yang sudah mulai paham bahwa hak-hak politik dan kemanusiaan itu sebenarnya hanya ada di Islam, bukan di kezhaliman yang diatasnamakan demokrasi dan apalagi khilafah dan kerajaan. KAERNA DALAM ISLAM ITULAH YANG SEBENARNYA TELAH TERJADI DEMOKRASI YANG HAKIKI DAN PENGHORMATAN PADA HAK-HAK ASASI MANUSIA, BUKAN DI DALAM SISTEM DEMOKRASI BARAT, LIBERAL, SOSIALIS DAN NASIONALIS.

Suka · Balas · 12 · 18 Juni pukul 20:17 · Telah disunting

Sinar Agama .

i-f- Karena poin (i-e) itulah maka semua kafirin dan raja-raja telah kebakaran jenggot dan cepat-cepat mengambil aksi dan reaksi. Iran segera dikurung dari berbagai penjuru, dari utara Azarbaijan, Turki, negara-negara Arab (tapi gagal di Iraq), Afghanistan dan lain-lain tempat. Begitu pula dibuat masalah besar seperti peperangan di sembarang tempat untuk mengurangi fokus Iran pada pemajuan negara Islamnya.

Di bidang propaganda apa lagi. Di Iran saja ada ratusan situs palsu yang mengatasnamakan Iran dan rakyat Iran (saya pernah melihat pemberitaan pemerintahan Iran yang pada waktu itu telah mengamanlan sekitar 300 lebih situs palsu di dalam Iran yang didanai dan ditraining Amerika sampai langsung ditraining Presiden Bush yang juga didokomenterkan dalam bentuk video dan file-file rahasia mereka yang berhasil dibongkar Iran), baik tampil dengan wajah nasionalis, liberal, sosialis dan semacamnya, atau bahkan ada yang tampil dengan wajah muslim revolusioner yang kerjanya dengan halus memelintikan Islam dan Iran yang Islam. Buku-buku seperti SMS itu, di Iran sudah biasa. Sok Islam dan sok Syi'ah, kadang sok revolusioner, tapi menghancurkan dengan halus (kadang kasar kalau mendapat kondisi yang dianggap bagus) dan dengan ayat dan riwayat yang diplintirkan, nilai-nilai Islam yang hakiki bahkan dari yang paling dasarnya sampai ke ranting-rantingnya.

Kalau SMS baru muncul dan meragukan kenegaraIslaman Iran (atau menolaknya sama sekali, bisa lihat di tulisannya tentang negara Islam Iran) dan memangkal habis ludes dasar keIslaman seperti hak Imamah Makshumin as, taqlid dan wali faqih, maka di Iran sudah lama sejak awal-awal revolusi walaupun dalam bentuk dan obyek yang bisa saja beda. Beberapa tahun yang lalu saja sekelompok sangat kecil anti revolusi yang menari-nari di jalanan waktu demo pas di hari sepuluh Muharram.

Jadi, kalau para penulis SMS atau penerbitnya dan pendukung-pendukungnya, nanti dengan nama Islam dan Syi'ah, menghauli (peringatan kewafawan) atau menahlili (tahlil) para khulafa' yang telah mengkudeta hak-hak Makshumin as (sesuai keyakinan Islam riwayat Ahlulbait as tentunya dan kami tetap menghormati saudara Sunni yang tidak meyakini hal yang sama dalam hal ini), sangat-sangat tidak mengherankan. Wong hak Makshumin as dalam memerintah dengan hukum Islam yang hakiki di dunia ini sudah tidak diakui dan bahkan diingkari dengan pemelintiran hadits (lihat diskusi-diskusi sebelumnya tentang buku SMS).

Ketika dalam SMS itu hak Imamah itu dibatasi dengan hanya pada masalah urusan-urusan vertikal (keagamaan), dan horizontalnya yakni pemerintahan aktualnya secara politik sudah tidak diimani dan diingkari serta diperangi sehingga para pendukungnya DIKATAI sebagai tukang otot-ototan (dimana berarti termasuk para Imam dan bahkan Nabi saww yang dikatai seperti itu lantaran mereka yang mengajarkan dan bahkan Tuhan itu sendiri yang menurunkan banyak ayat pemerintahan imam makshum), dan meyakini bahwa para khalifah selain Imam Makshum as itu sebagai sah dalam Islam dan Syi;ah (Islam dan Syi'ah plintiran tentunya, yakni Syi'ahnya SMS), maka sudah tentu kalau nanti ada haul dan tahlil untuk para khalifah itu sudah tidak mengherankan lagi.

i-g- Iran sebegitu bijaknya menanggapi dengan baik semua buku-buku itu tanpa melakukan kekasaran. Karena saking bijaknya, dulu ada seorang pemuda yang sudah tidak tahan pada orang-orang seperti itu. Akhirnya dia ambil pistol dan menembak dagu pemelintir kebenaran itu.

Akhirnya Iran terpaksa menangkap anak muda itu. Dalam salah satu pernyataannya dalam sidang anak muda itu mengatakan (+/-):

"Saya telah menembak dagunya yang banyak bicara dan memalsu kebenaran itu karena sudah tidak tahan lagi, dan saya tidak menyesal serta siap dihukum apa saja."

Iran dan para ulama selalu berusaha menjawab ilmu dengan ilmu, tidak dengan tindakan badani. Beda kalau sudah masuk pada pemelintiran badani seperti teroris, maka akan dihadapi dengan tindakan pertahanan yang juga badani.

i-h- Nah, dengan semua itulah maka Iran dengan hukum negara Islamnya yang hakiki itu, bukan hanya tidak menambah antipati dan ketakutan dunia seperti di awal-awal revolusi Islam Iran lantaran probaganda barat, melainkan bahkan semakin cantik, menarik dan menawan, baik bagi kaum muslimin yang selama ini terkecok dengan Islam plintiran (plintiran muslimin sosialis, nasionalis, liberalis, SMS-is dan is is yang lainnya), atau bahkan bagi kafirin barat terutama kalangan kaula mudahnya. Bahkan mereka -kafirin barat- sudah mulai banyak melakukan pergerakan anti demokrasi ala sistem yang sudah dianut ratusan tahun di barat itu. Bahkan telah berani melakukan demo-demo hak asasi manusia sampai syi'arnya yang ternekal itu selalu diabadikan, yaitu "We are the 99%", yakni demokrasi yang selama ini berlaku dan diberlakukan oleh pemerintahan barat seperti Amerika, yang mengajarkan demokrasi ke seluruh dunia sampai ratusan atau ribuan jilid buku, sebenarnya adalah demokrasi yang palsu. Karena pada hakikatnya mereka hanyalah 1% saja tapi mengatasnamakan 99% rakyatnya.

SEMOGA PADA AKHIRNYA DUNIA INI MENEMUKAN KEADILANNYA, YANG TIDAK ADA DI SELAIN ISLAM YANG PENUH KETEGASAN, DISIPLIN TAPI SEKALIGUS PENUH RAHMAT DAN SANTUN WALAU PADA PENDOSA DAN BAHKAN SELAIN AGAMA. Wassalam.

Suka · Balas · 17 · 18 Juni pukul 20:18 · Telah disunting

Sinar Agama Elok Zaa, singkatan dari nama buku yang berjudul Syi'ah Menurut Syi'ah.

Suka · Balas · 5 · 18 Juni pukul 20:08

Apit Sanjaya Salam bertanya ustadz. Mohon maaf lahir bathin sebelumnya karena bulan ramadhan :D. Umpama ada sepasang pemuda pemudi bukan muhrim berzina dalam selimut. Tapi tidak disaksikan keluar masuknya kemaluan, namun peluk pelukannya disaksikan. Nah untuk mereka hukumannya apa? Mohon pencerahannya Ustadz.

Suka · Balas · 1 · 18 Juni pukul 20:12

Tanto Iwan Mantap ust kupasannya...bener2 dikuliti habis....maaf suasana hati berbunga..salam.

Suka · Balas · 18 Juni pukul 22:36

Sinar Agama Apit Sanjaya, :

1- Pertama, hukum rajam itu seperti cambuk dan semacamnya itu, mesti di negara yang berhukum dengan hukum Islam.

2- Kalau tidak tersaksikan masuknya, secara umum di fiqih dikatakan bahwa belum sampai ke batas penjatuhan hukuman. Kecuali kalau mengaku dan semacamnya.

3- Mungkin saja ada mujtahid yang berpandangan lain, seperti asal sangat meyakinkan walau tidak melihat masuknya kemaluan ke dalam kemaluan, maka sudah dianggap cukup. Tapi mungkin saja ada mujtahid yang demikian.

Suka · Balas · 4 · 19 Juni pukul 0:09

Apit Sanjaya Iya ustadz saya setuju kalau tidak dirajam. Namun karena tetap amoral saya mengira mungkin ada hukuman lain yang bisa diterapkan di syariat islam.

Suka · Balas · 19 Juni pukul 9:11

Muhammad Rizal salam

Suka · Balas · 19 Juni pukul 7:04

Kurnia Lusiana Oww....

Suka · Balas · 19 Juni pukul 13:45

Sinar Agama Apit Sanjaya, sudah tentu ada hukumannya. Masak sudah di dalam selimut bertelanjang bulat tidak ada hukumannya? Tapi hukumannya bisa tidak dirajam (kalau zina muhshan) dan/atau dicambuk seratu kali (kalau zina biasa). Dalam Islam ada dikenal namanya Ta'ziir, yakni hukuman cambuk yang tidak ditentukan jumlahnya oleh syari'at dan diserahkan sepenuhnya kepada Nabi saww, Imam Makshum as atau para marja' yang memimpin negara Islam (wali faqih) yang bisa saja mewakilkan pada mujtahid lain dalam mengusut suatu perkara di pengadilan.

Nah, ta'ziir itu nanti diputusi oleh hakim syar'iinya sesuai dengan keadaan. Misalnya kalau baru saja dalam satu selimut dan belum telanjang bulat, dan anaknya memang nakal, maka 50 cambukan dan kalau tidak nakal sebelumnya tapi terjatuh pada maksiat yang belum sampai zina itu misalnya 30 cambukan. Begitu seterusnya disesuaikan dengan keadaan, baik lama tidaknya, telanjang bulat atau tidaknya, lama tidaknya, punya keluarga tidaknya (suami-istri), di bulan suci Ramadhan dan tidaknya, dan seterusnya. Begitu saudaraku.

Suka · Balas · 4 · 19 Juni pukul 16:29 · Telah disunting

Razai Razak Maaf..silap dan tak sengaja..asyik membaca ulasan Ustaz SA..tak sedar tertekan..maaf byk2 ustaz..Lihat Terjemahan

Suka · Balas · 21 Juni pukul 8:23

Sinar Agama Razai Razak, kalau antum tahu apa yang ana rasakan di dadaku ini, maka mungkin antum tidak sanggup mengetahuinya. Semoga duka dan tekanan kita ini mendapat perhatian Allah swt dan Makshumin as serta para aulia dan syuhada', amin.

Suka · Balas · 2 · 21 Juni pukul 16:10

Sarah Soraya Zahrotur Riyad, silahkan simak penjelasan gamblangndr ustad Sinar Agama melalui komen2 diatas

Suka · Balas · 30 Juni pukul 11:44

Faizal Arifin salam

Suka · Balas · 17 Juli pukul 18:46

Raihana Ambar Arifin salam

Suka · Balas · 17 Juli pukul 18:47

Share on Facebook

Share on Twitter

Share on Google+

Share on LinkedIn