Monday, August 8, 2016

on Leave a Comment

Bagaimana sistim pengawasan makanan dan minuman di Iran?

Link : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/973261449453979

Ali Asytari ke Sinar Agama
4 Juli
Salam ustad....
skrng ini di negara manapun makanan dn minuman yg di komsumsi berbahan racuan/kimia.tdk sperti makanan orng kampung dulu.sangat alami.
Dn banyaknya orng di RS yg sakit (bkn kecelakan) adalah para pengkonsumsi bahan2 makan modern tsb.
Nah...bagaiman dg di IRAN ustad.apakh disana sdh ada pengantisipasian akan makanan2 kimia ygmenguntukn kaum kapitalis...??
Dn apa saran dan nasehat ustad..?
Trims...
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

Yang saya tahu dari berita-berita TV dan semacamnya, di Iran itu pengawasannya sangat ketat. Jadi, kalaulah pemakaiannya sudah di luar standar, yaitu yang bisa merusak kesehatan secara agak serius, maka di samping secara hukum sudah dilarang, juga diawasi dengan ketat dan diambil tindakan hukum yang tegas manakala ada pelanggaran.

Kalau campurannya merusak kesehatan tapi tidak termasuk agak serius, yakni efek samping yang ringan, maka sekalipun dibolehkan, akan tetapi di TV selalu disiarkan tentang makanan yang tidak sehat itu. Yakni selau ada penyuluhan di TV dan bahkan promosi untuk tidak makan makanan-makanan tersebut.

Jangankan makanan yang kimia yang bisa merusak kesehatan walau tidak termasuk agak serius, makan di restoran saja tidak dianjurkan dan selalu dipromosikan di TV bahwa hal itu tidak baik. Tentu saja dengan alasan ilmiahnya yang umum ada pada setiap restoran.

Di Iran itu banyak chenel untuk TV, salah satunya TV yang hanya berbicara tentang kesehatan dan kedokteran. Tapi promosi menjauhi yang tidak sehat itu, bukan hanya di TV kesehatan ini yang kalau tidak salah nama stasiunnya adalah "TV Salamat" (baca: TV Saloomat, yakni kesehatan), tapi di semua chenel atau stasiunnya.

Jadi, di Iran, bukan hanya agama yang dibahas tiap hari secara serius, tapi juga kesehatan, keilmuan, pemerintahan dan kritikan membangunnya, olah raga (sampai ada stasiun yang hanya olah raga saja), hiburan (sampai ada stasiun yang hanya memutar film dan serial, tapi yang juga mengandungi nilai pendidikan dan budaya), Karena itu di Iran sangat terbuka dan saling kasih mengasihi hingga perdebatan sengit merekapun tidak membuat mereka saling benci dan apalagi saling berpecah. Mereka cepat maju. Kemajuan ilmu di sana kalau tidak salah sudah mencapai tingkat ke lima di seluruh dunia. Kemajuan olah raga juga seperti itu, tidak jaran menjuarai bidang-bidang yang sebelumnya mereka sangat lemah di dalamnya, seperti taekwondo, tinju, tenis meja, bulu tangkis, dayung, judo, kungfu (wu shu), karate (sampai salah satu guru besar karate di Jepang, pencipta jurus Watanabegozoriyo bernama Watana memasuki agama Islam karena rajin dan akhlaknya murid beliau yang dari Iran, lihat vedio, semoga berhasil di upload), voli, apalagi futsol, dan seterusnya.

Semua di Iran dilakukan dengan niat dan semangat jihad karena Allah, apapun bidangnya baik politik, budaya, olah raga, pertanian, teknologi, dan semacamnya. Yakni selain agama itu sendiri tentunya.

Begitulah yang saya tahu dari balik awan tentang Iran. Wassaam.
SukaBalas14 Juli pukul 17:08

Sinar Agama Karena tidak bisa meng-upload vedio masuk Islamnya salah satu guru besar Karate itu di sini, maka saya buatkan di catatan atau status page, silahkan merujuk kesana.

Ali Asytari Trims ustad....
Berarti iran betul2 luar biasa memperhatikan berbagai bidang.




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.