Sunday, August 14, 2016

on Leave a Comment

Bagaimana kita tahu jika Tuhan Redho dengan perbuatan kita? Apakah degan nyaman dan tenangnya hati maka kita tahu bahwa Allah swt ridh?

Link : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/979628138817310


Salam ...ustad Sinar Agama ,maaf mau nanya?
Lebih diutamakn mana antara mencari Ridho-NYA.....atau pahala-NYA. Atau mgkn klo Allah udh ridho pasti pahala juga didapat?
Bgaimn kita bisa tahu kalo yang Kuasa ridho atas perbuatan kita? Apakah degan nyaman dan tenangnya hati maka kita tahu bhwa Allah swt ridho ?
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
9 Komentar
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Mungkin lebih utama mencari ridhaNya. Tapi sangat dianjurkan juga untuk mencari pahalaNya. Mencari ridhaNya juga berpahala, sudah tentu.

2- Tanda ridha itu bukan tenangnya hati (sebab bisa tipuan syaithan yang sengaja tidak menggoda kita), melainkan sudah cocoknya amalan kita sesuai fiqih, baik secara lahiriahnya atau batiniahnya (seperti ikhlash dan tulusnya).

3- Kadang justru yang ketakutan selalu itu yang mungkin benar untuk ukuran umumnya umat Islam. Karena dia akan selalu mawas diri dan mencocokkan dengan fiqih dan keikhlashan. Di Qur an yang tidak takut itu hanya wali-wali Tuhan, QS: 10:62:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak merasa takut dan tidak merasa sedih."

Catatan Ayat:
Tidak takut inipun bukan berarti tidak takut kepada Allah swt, mereka hanya tidak takut kepada selain Allah dan tidak bersedih dengan apapun. Karena takut dan sedih mereka hanya kepada Allah.

- QS: 76:9-11:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا (9) إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا (10) فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا

"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terimakasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejrenihan (wajah) dan kegembiraan hati."

Catatan Ayat:
Ayat ke dua ini turun untuk Ahlulbait as ketika mereka as puasa tiga hari tanpa buka dan sahur kecuali dengan air. Akan tetapi lihatlah betapa mereka takut kepada Allah swt.

4- Tenangnya hati kalau karena problematika dunia, maka hal itu memang kebenaran kalau memenuhi syarat-syaratnya seperti sudah berjalan di atas fiqih yang benar, sudah berusaha ulet/keras dan istiqamah dengan profesional dan karena Allah, bukan karena cinta selainNya.

Akan tetapi tenang terhadap akhirat tanpa dalil gamblang seperti dituruni wahyu Allah swt, atau dikabari Makshumin as (Nabi saww dan Ahlulbait as), maka hal itu bisa jebakan hawa nafsu atau syaithan.

5- Untuk masalah ibadah dan akhirat, Islam bukan hanya tidak mengajarkan baik sangka pada diri sendiri, melainkan bahkan menyuruh buruk sangka. Tentu bukan hanya tidak boleh sampai putus asa terhadap rahmat Tuhan dan kemampuan dirinya, melainkan bahkan keburuksangkaannya itu untuk memicu diri untuk selalu mengoreksi benar-tidaknya semua amal dan niatnya dan untuk terus menerus melakukan peningkatan namun tanpa kemerasaan meningkat.

6- Penutup:
Saya ucapkan terimakasih karena antum telah memindah pertanyaan inbox antum ke dinding. Karena itu saya lebih bersemangat untuk menambah rinci jawabannya karena diharapkan bisa membantu yang lainnya dan demi memancing ampunan dan rahmat Allah.

Listi Melani Zahra Terima kasih kembali ustad atas semua jwbn2 nya,

Listi Melani Zahra Ya Ustad SA kata ini bikin saya bertanya..."demi memancing ampunan" dan Rahmat Allah? Apakah kita seharusnya setiap saat juga perlu pancingan tuk mendptkn Ampunannya?Apakah Rahmat Allah hanya diberikan kepada org yg baik2 saja ,
Apakah diluar kesadaran kita tanpa niat meminta Ampun dgn melakukan hal2 baik yg kadang kita gak sadar reflex misal saja membantu org lain yg susah ,itu jg merupkn bisa dibilang memancing ampunan Allah ? Krn yg selama ini kurang lebihnya yg saya tahu meminta ampunan hanya lgsg berdo'a (ibadah,niat) kepada-NYA?

Sinar Agama Listi Melani Zahra, tidak harus dengan doa saja, justru dengan amalan itu bisa lebih kuat untuk meminta ampunanNya, misalnya menjauhi dosa, menolong orang dan semacamnya. Akan tetapi mesti diniatkan karena Allah, bukan karena kasihan belaka (kalau menolong orang).

Listi Melani Zahra Trima kasih ustad Sinar,kebiasaan saja ustad dlm hal apa2 gak pernah diniatkan .....oups

Sinar Agama Linsti Listi Melani Zahra, niat itu cukup adanya perhatian dalam hati bahwa berbuat baiknya itu karena Allah. Dan niat ini penting karena segala amal tergantung niatnya.

Listi Melani Zahra In syaa Allah ustad SA. Trima kasih byk,

Ustad maaf tanya lg sebutan istri sholekah itu yg bgaimn apakah itu disebutkn oleh suami kita sendiri atau ketaatan ibadah sang istri kepada Agama Allah swt ?

Saya bertanya ke suami ? Saya ingin cantik di hadapan Allah( mgkn sya berkhayal/berlebihan), jwbn suami...belajar/perdlm fiqih , klo boleh tanya ustad adakah buku fiqih khusus wanita ,selain buku fiqih ibadah?Dan klo ada buku nya (buku fiqih khusus wanita)saya mau donk ustad...hehe maaf

Andika Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad..

Sinar Agama Listi Melani Zahra, :

1- Shalih yakni taat kepada Allah. Taat kepada Allah juga menaati yang disuruh taat oleh Allah karena Allah dalam batas-batas yang sudah ditentukan Allah.

2- Cantik di depan Allah yakni berakidah yang benar dan mengamalkannya, berfiqih yang benar dan mengamalkannya.

3- Fiqih wanita itu juga ada di fiqih yang biasa, jadi walau tidak memiliki fiqih wanita tersendiri, tapi sudah ada di fiqih yang umum itu.

Listi Melani Zahra Trima kasih.
ustad ats jwbnya





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.