Thursday, August 4, 2016

on Leave a Comment

Apa yg di maksud dg pelaku BIDZZAT dan BIL ARADH...???

Link : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/971643639615760


Ali Asytari ke Sinar Agama
1 Juli
Salam ustad.....
Apa yg di maksud dg pelaku BIDZZAT dan BIL ARADH...???
Trimakasih sbelumx
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasi pertanyaannya:

- Bidzdzat (bukan bidzzat) adalah secara substansi. Bil 'aradh (bukan bil aradh) adalah secara aksidental.

Ali Asytari Maaf ustad....Apa contoh dr keduanya.....?

Sinar Agama Ali Asytari, apa yang antum ingin tahu

Ali Asytari Maaf ustad sinar agama....
Begini...
Aku baaca buku,para hukama membagi dua bentuk PELAKU/fail.

1.fa'il bidzdzat=adlah pelaku yg secara langsung di hasilkn dr dirinya.
2.fa'il bil 'aradh=pelaku yg pengaruhnya pengaruhx merupakan produk sebab lain,dn pekerjaan pelaku ini pun merupakan pekerjaan sebab lain,sperti melenyapkan pengalang.
Sbenrnya ia sedang menjelaskan pengaruh taqwa.
Nah...krn aku blm dapat kejelasan maka aku bertanya pd ustadz.spy bisa menjelaskan maksudnya.
Artinya,defenisi itu masih kabur buat sy ustad.

Sinar Agama Ali Asytari, kalau seperti itu maka mungkin dapat dijelaskan seperti ini:

1- Faa'il/pelaku bidzdzaat adalah pelaku yang melakukan apapun perbuatan yang disebabkan oleh keinginan dan ikhtiar si pelaku itu sendiri melakukan shalat dan kebaikan. Artinya dari awal sudah berikhtiar untuk melakukannya tanpa adanya sebab-sebab dari pihak lain.

2- Faa'il/pelaku bi al-'aradh adalah pelaku yang melakukan apapun perbuatan yang disebabkan oleh adanya pengaruh atau sebab dari pihak lain, seperti menepis serangan atau menghilangkan penghalang.

3- Secara lebih halus, mungkin begini (tapi semuanya tergantung apa yang diinginkan penulis buku yang antum baca itu, jadi tidak mesti seperti yang saya jelaskan):

Ketika seseorang berbuat suatu perbuatan kebaikan atau menepis kemudharatan, dilihat apa sebabnya secara hakiki. Kalau sebabnya adalah karena si pelaku ini sudah telah memiliki kesempurnaan dzat atau substansi yang kuat terhadap kebaikan dan kebenaran, maka melakukan kebaikan atau menepis keburukan itu keluar atau disebebkan oleh substansi atau dzatnya sendiri yang sudah menyatu dengan kebaikan itu hingga penyatuan dengan kebaikan itulah yang akan melahirkan perbuatan baik dan menepis perbuatan yang tidak baik.

Tapi kalau dzat atau jati diri atau substansi si pelakunya belum menyatu dengan kebaikan hingga bisa otomatis melahirkan pebuatan baik dan menepis perbuatan buruk, maka kalaupun si pelaku ini melakukan kebaikan atau menghindari keburukan, tidaklah disebabkan oleh dirinya sendiri melainkan oleh sebab lain, seperti takut Tuhan, takut neraka, takut penjara dan semacamnya. Allahu A'lam.

Ali Asytari Maaf ustad...
Yg aku pahami dr penjelasn buku itu ttng pengaruh taqwa mungkin pd bgn fa'il bil 'aradh,yaitu melenyapkan penghalang.sperti penghalang akal yaitu mislnya hawa nafsu.dg lenyapnya penghalang akal,mk akal dg sendirinya menjadi sperti perkatan imam Ali :"Akal mmbebaskn manusia dr segala perbudakan."

maaf ustad...mohon dii luruskan pemaham sy.dn bisa diperjelas lg.

Sinar Agama Ali Asytari, semuanya berpengaruh. Apalagi tidak ada aksidental (semacam sifat) yang bisa memberikan efek sementara dirinya bebas dari substansi (semacam dzat). Mana ada menghilangkan nafsu yang aksidental tanpa memiliki substansi kejiwaan yang tangguh? Aksiden tanpa substansi tidak mungkin wujud dan apapun aktifitas dari aksiden pasti diakibatkan oleh substansinya. Seperti manisnya buah yang tidak mungkin memberikan efek kalau tidak ada buah dan kemampuannya memberi manis.

Ali Asytari Mmng jelas tdk bisa..
Tp,(maaf ini yg sy pahami)...perbedaannya hanya langsung dn tdk langsung.
Yg langsung itu af'al bidzdzat,mislnya memebrikan kekuatan langsung pd akal.
Sdng af'al bil 'aradh itu penghalang/yg menghalangi akal yg dilenyapkan.mislnya nafsu yg menghalangi akal.bkn akalnya yg di beri kekuatan.krn klw akalnya yg di beri kekuatan brarti langsung.
Mmaaf ustad

Ali Asytari Maaf ustad...ini sy baca dr bukunya ayatullah mutahhari yg berjudul ceramah2.dlm membahas msalah taqwa pd bagian dua.

Sinar Agama Ali Asytari, kalau mau pastinya saya mesti melihat bukunya, afwan.

Ali Asytari Judul aslinya DAH GUFTOR,terbitan shadra qum,iran,

klw buku terjemahannya ceramah ceramah.
Penerjemah subandi penerbit PT lentera basritama





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.