Monday, July 25, 2016

on Leave a Comment

Pertanyaan tentang : Dosa masa kecil, Sholat bersama sunni, Taqiya dan tentang Ghibah.

Link : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/958511170929007

Salam
Salam
Mudah-mudahan Ustadz selalu berada di dalam rahmat dan rida-Nya. Afwan ustadz, mau menanyakan beberapa hal.
1. Membaca status antum tentang puasa yaitu keharusan kita meninggalkan dosa, saya jadi teringat lagi tentang dosa kecil. Bisakah antum menjelaskan contohnya? Sebenarnya hal ini sudah pernah antum jelaskan tapi saya lupa lagi. Kalau memandang wajah lawan jenis dengan nafsu, apakah itu termasuk dosa besar atau kecil?
2, Ketika kita salat berjemaah dengan sunni dengan cara mereka dengan niat salat sunah mutlak, apakah akan ada pahalanya dari Allah Swt? Tentunya salat yang benarnya kita ulang lagi di rumah dalam kesendirian.
3, Apakah batasan taqiyah takut itu kita sendiri yang menentukannya? Kalau berdasarkan praduga kita, sah atau tidak taqiyahnya ustadz? Misalnya, menurut dugaan kita, kalau kita terang2an menggunakan tata cara salat kita, maka pekerjaan kita terancam dari tempat situ. Meskipun itu hanya dugaan belum tentu kejadiannya seperti itu.
4. Apakah ghibah seseorang yang menjadi teman kerja kita, karena urusan pekerjaan dibolehkan? Artinya, kalau kejelekannya ngga dibahas, akan berpengaruh jelek terhadap pekerjaan secara keseluruhan?
Syukron
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Dosa kecil yang tidak ada hukuman dunianya (seperti cambuk dan semacamnya) dan tidak ada ancaman nerakanya di akhirat (atau tidak disamakan dengan kafir, tidak dikutuk, tidak disamakan dengan binatang dan semacamnya).

Melihat bukan muhrim sebagian ulama mengatakan bukan dosa besar. Tapi ingat, kalau diulang-ulang akan menjadi dosa besar.

2- Pahala sebagai shalat maka tergantung pada sah dan tidaknya cara shalat yang dilakukan. Kalau dengan cara yang salah dan membatalkan shalat, maka pahala kesunnahannya tidak dapat. Akan tetap pahala dzikirnya pasti dapat, asal tidak ngarang-ngarang ibadahnya karena kalau ngarang maka bisa masuk dosa bid'ah.

3- Dugaan cukup sebagai pembolehan taqiah.

4- Boleh kalau tujuannya seperti itu dan apalagi kalau memang ada peraturan kerjanya dalam membangun perusahaannya misalnya. Asal membahasnya memang di tempat dan di orang yang memang berperan dalam memajukan perusahaan/pekerjaan.

Andri Kusmayadi Syukron ustadz, kalau boleh contohnya apa lagi yang termasuk dosa kecil itu selain memandang bukan muhrim? Untuk yang boleh taqiyah takut itu termasuk buka puasa bersama mereka dalam waktu mereka tentunya Ustadz?

Sinar Agama Andri Kusmayadi, melihat bukan muhrim yang bisa dikatakan dosa kecil itu yang masih belum terlalu melampaui batas seperti melihat wajahnya dengan lezat dan semacamnya. Tapi kalau melihat bagian dalam tubuhnya, maka saya dulu sudah pernah mengatakan bahwa sangat kuat kemungkinannya sudah termasuk dosa besar.

Jangan biasanya mengqiyas, atau mengenalisir permasalah. Puasa itu punya hukum tersendiri. Taqiah buka dalam puasa itu tidak boleh dikarenakan taqiah persatuan. Dan kalau taqiah keamanan, maka tetap wajib qadhaa' di kemudian hari. Saya khawatir memasukkan taqiah keamanan bagi taqiah yang dikarenakan takut dikeluarkan dari pekerjaan kalau masih bisa mendapatkan pekerjaan lain dengan mudah. Sebaiknya berhati-hati. Misalnya jangan buka di kantor, kalau diundang datanglah lambat-lambat dan semacamnya.

Andri Kusmayadi oh gitu ya ustadz, sebenarnya saya menginginkan contoh dosa kecil yang lainnya Ustadz? Soal buka puasa, iya Ustadz ana paham...ahsantum

Andri Kusmayadi poin saya ingin tahu dosa kecil, agar tahu bahwa dosa2 selain itu ternyata masuknya ke dosa besar...hiks...

Andri Kusmayadi Atau bisa jadi selama ini yang saya anggap dosa kecil ternyata masuknya dosa besar...

Sinar Agama Andri Kusmayadi, tahun 2013 antum sudah bertanya hal ini. Kalau tidak dicatat dan diulang-ulang membacanya, maka ilmunya bisa hilang. Ini saya nukilkan lagi pertanyaan antum sendiri:

787. Dosa Besar dan Kecil, seri tanya jawab Andri Kusmayadi dengan Sinar Agama
September 15, 2013 at 2:29am
Bismillaah: Dosa Besar dan Kecil
Andri Kusmayadi mengirim ke Sinar Agama:
(2-4-2013)

Salam.
Ustadz, ana mau nanya. Sebenarnya sebagian masih nyambung dengan pertanyaan ana sebelumnya, tapi takut kepanjangan dan ana cari-cari juga ga ketemu. Jadi, ana tulis lagi aja di dinding yang baru.

1. Ustadz, berhubungan dengan masalah waktu maghrib, sebelumnya kan ana ga tahu kalau kita harus meru’yat sendiri, kalau pun tidak, kita harus mencari orang yang adil yang sudah melakukan itu. Nah, kata antum kita kan harus mengkodonya shalat dan puasa yang kemarin-kemarin. Nah, yang ana tanyakan itu masalah kifaratnya. Apakah jika sebelumnya kita tidak tahu tentang hal itu, harus kifarat juga atau hanya kodo aja? Terus jika kita sebelumnya itu hanya ikut-ikut aja, tanpa tahu keadilan orang yang kita ikuti itu, apakah harus kifarat? (ana perjelas di inbox ustadz).

2. Setiap dosa yang sangkakan dosa kecil ternyata setelah ana tanya ke antum itu termasuk dosa besar. Nah, ana jadi pingin tahu contoh dosa kecil itu apa? Apakah mendengar musik yang haram dan bersalaman dengan bukan muhrim itu, yang termasuk dosa kecil?

3. Kalau habisnya waktu shubuh itu kan di buku fatwa rahbar disebutkan, ketika munculnya matahari, bukan tersinarinya cahaya matahari. Nah, kalau kita yang jauh dari pantai kan ga tahu kapan itu matahari muncul. Kira-kira tanda alam yang bisa kita lihat apa ya ustadz, untuk menandakan bahwa waktu shubuh sudah habis, atau sudah masuk waktu syuruq?
Syukron.

Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya:

1- Mungkin saya akan tanyakan lagi nanti untuk poin satu ini. Tapi saya ingat, bahwa saya sudah pernah bertanya untuk orang yang Sunni lalu masuk Syi’ah dan mengira bahwa hukum maghrib dan puasanya sama dengan Sunni lalu melakukan seperti Sunni, kewajibannya hanya qadhaa’ dan tidak kaffarah.

2- Dosa besar itu adalah dosa yang diancam neraka, disamakan dengan syethan, disamakan dengan orang kafir, dilaknat, dicela dan semacamnya. Dosa kecil yang dicontohkan ulama seperti, masuk masjid dalam keadaan junub, makan daging kelinci, menyiram tiga kali dalam wudhu, memakai cincin emas bagi lelaki......dan seterusnya....

Tentu saja, masih banyak dosa kecil lainnya dan, sudah tentu kalau diulang-ulang akan menjadi besar.

3- Tanda yang bisa dilihat itu seperti terlihatnya sinar matahari, bukan sinar ufuk yang sebenarnya itu bukan sinar terbit.
Andri Kusmayadi: Oh gitu ya ustadz Sinar Agama, syukron atas penjelasannya...jadi kalau yang ana contohkan di nomor 2 itu, termasuknya dosa besar ya? Berarti yang dilakukan Ahmadinejad dengan bersalaman dengan ibunya Hugo Chavez itu dosa besar dong Ustadz? Oh ya mengenai pertanyaan no 1 itu ana perjelas di inbox ustadz..afwan...

Andri Kusmayadi: Buat Sang Pencinta dan Muhammad Taufiq terima kasih jempolnya...

Sinar Agama: Andri: saya pernah menjelaskan tentang peristiwa tersebut, bisa dilihat di jawaban itu.
Wassalam.
SukaBalas112 Juni pukul 3:00

Andri Kusmayadi Oh iya Ustadz. Setelah di halaman ini saya sulit melacak tanya jawab saya dengan antum sebelumnya...kalau waktu di akun pribadi antum saya tinggal mengklik pertemanan, maka akan muncul tanya jawab saya dengan antuam saja..kalau ini antum lihatnya di situs sinaragama.org ya ustadz?btw, syukron atas penjelasannya kembali..ahsantum...
Islam Hakiki, Islam Relatif: Kajian & Diskusi
SINARAGAMA.ORG

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.