Thursday, July 21, 2016

on Leave a Comment

Apa yang harus dilakukan bila khawatir terkena SANTET atau guna-guna?

Link : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/957888714324586

Salam
Semoga Ustadz selalu berada di dalam rahmat dan rida-Nya. Ada beberapa pertanyaan yang ingin diajukan Ustadz.
1. Kalau kita kerja di suatu pulau kecil seperti batam atau tarakan yang pulaunya itu merupakan satu kota. Misalnya, tempat tinggal kita di Jakarta. Nah, ketika kita lebaran di Batam/Tarakan itu, dan sebetulnya misalnya kita belum waktunya lebaran, biasanya kan kita akan melakukan safar. Nah, kalau di pulau kecil gitu, safar yang dilakukan apakah harus ke luar pulau anyebrang pulau tetangga atau bisa bergerak masih dalam pulau tapi menjauh dari lokasi kerja kita? Kalau harus nyebrang pulau, apakah pulaunya itu harus berjarak 22 km dari pulau kita?
2. Kalau kita gosok gigi pada waktu puasa dengan menggunakan pasta gigi, itu kan suka terasa pasta giginya apalagi sekarang banyak yang mengandung mint. Apakah hal itu membatalkan puasa? Atau hukumnya makruh saja?
3. Jika ada seseorang yang mual-mual saja, terus setelah sekian lama, muntah2 ternyata keluar gulungan2 rambut gitu. Apakah itu masalah medis atau nonmedis? Kalau termasuk nonmedis, apa penyebabnya mengingat orang tersebut merasa tidak punya musuh dan bagaimana cara penyembuhannya?
Syukron
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimkaasih pertanyaannya:

1- :

a- Kalau pulaunya besar dan dan kota itu berkelompok dalam satu tempat walaupun hanya satu kota yang ada di pulau itu, maka bisa pergi menjauhi kota tersebut sejauh jarak musafir.

b- Kalau pulaunya kecil dan seukuran satu kotanya itu, dan secara uruf/umum, memang dikatakan satu kota, maka mesti keluar dari pulau itu sejauh jarak musafir.

2- Kalau rasa mint nya itu ditelan, maka bisa membatalkan puasa.

3- Biasanya non medis, dan obatnya adalah:

a- Tidak takut kepada selain Allah, tapi tidak sombong dan meremehkan siapapun.

b- Berdoa kepada Allah swt.

c- Bertawassul kepada Nabi saww dan Ahlulbait as.

d- Banyak shalawat dan istighfar.

e- Banyak membaca surat Faatihah, al-Naas dan al-Falaq.

f- Bertawassul kepada Imam Mahdi as secara khusus.

g- Memakan sedikit sekali tanah Karbala.

h- Diperciki air yang dicampur garam laut sambil berdoa, shalawat dan membaca Faatihah dan al-Naas serta al-Falaq.

Semoga diberi kesembuhan untuk taat kepada Allah swt, amin.
SukaBalas18 Juni pukul 22:19

Andri Kusmayadi Afwan saya ga paham maksudnya rasa ditelan? Biasanya yang ditelan itu kan zatnya?

Andri Kusmayadi ustadz, berkaitan pertanyaan pertama saya pernah mendapat penjelasan jika kita sedang dalam keadaan musafir, bukan muqim tapi karena kita di situ bekerja lebih dari 10 hari, maka untuk membatalkan puasa itu, cukup bergerak beberapa km saja, tidak perlu 22 km. Benarkah seperti itu Ustadz?syukron

Sinar Agama Andri Kusmayadi,:

1- Iya maksudnya zatnya atau bendanya atau rasanya. Kan ketika terasa pasti ada benda yang mebawa rasanya bukan?

2- Tidak benar.
SukaBalas19 Juni pukul 22:51

Andri Kusmayadi oh gitu ustadz syukron...satu lagi ustadz, saya pernah mendapat perkataan dari ikhwa kalau seorang syiah itu ga mungkin kena guna2, tapi kenyataannya bisa kena seperti yang saya tanyakan di atas. Apakah itu artinya untuk syiah yang hakiki yang sudah mengamalkan fiqih dengan benar? Bukan untuk setiap orang syiah ya ustadz?

Sinar Agama Andri Kusmayadi, tanyakan saja ke orang tersebut dia mengatakannya itu berdasar apa, marja' siapa, ayat apa atau riwayat apa? Kalau kata-katanya sudah syah/sah sebagai ajaran Syi'ah, baru kita bahas hal-hal berikutnya.

Andri Kusmayadi sebenarnya saya ingin tahu hakikatnya atau yang sebenarnya saja ustadz, tidak ada gunanya saya nanya ke dia karena dia bukan rujukan saya dalam beragama...

Sinar Agama Andri Kusmayadi, tergantung orang Syi'ahnya dan tergantung kekuatan guna-gunanya. Jadi, sangat relatif dan bergradasi. Kadang orang Syi'ahnya tidak terlalu kuat tapi pengguna-gunanya juga tidak terlalu kuat. Maka di sini bisa terbentengi. Tapi kalau Syi'ah hakiki, memang tidak akan terkena apapun guna-guna karena pasti sudah dilindungi Tuhan karena kehakikiannya tersebut.

Di antara teman-teman Syi'ah dieritakan bahwa satu orang kerasukan jin. Yang kerasukan orang Syi'ah. Dan dukun yang ingin mengobatinya juga orang Syi'ah katakanlah seorang ustadz.

Mungkin sudah berbagai cara dilakukan oleh sang ustadz. Terakhir dia menggunakan ziarah Asyura. Lalu si jin membentak pada si ustadz dengan berkata:

"Sudah-sudah, ziarah Asyura saja kamu belum hafal. Sudah diam, biar saya saja yang akan meneruskannya."

Dan si jin langsung dengan lancarnya meneruskan ziarah Asyura dengan lancar dan dalam hafalan tanpa teks.

Cerita itu saya dengan dari teman-teman dan rada masyhur (tekenal) di kalangan para asatidz.

Andaikan antum sering membaca tulisanku, maka hal sihir ini sudah bisa diatasi sebab saya sudah pernah bahas masalah tersebut di pembahasan yang berkenaan dengan penjelasan turunnya atau sebab turunnya surat al-Falaq. Coba cari-cari di catatan.
SukaBalas112 Juni pukul 3:55
Andri Kusmayadi oh gitu Ustadz...hehe...coba di situs sinaragama.orgya? atau di sini juga ada Ustadz?syukron
Islam Hakiki, Islam Relatif: Kajian & Diskusi
SINARAGAMA.ORG

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.