Saturday, June 4, 2016

on Leave a Comment

Mohon tukilan fatwa atau riwayat tentang pembacaan doa Kumail di malam Jumat dan doa tawasul di malam Rabu?,

Link : https://www.facebook.com/shadra.hasan/posts/1008812959168610

Salam.
Mohon tukilan fatwa atau riwayat tentang pembacaan doa Kumail di malam Jumat dan doa tawasul di malam Rabu?
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sri Yanti Salam, nyimak

Jazuli Salam

Chaerul Salam

Achmad Yusuf Syahugi di mafatih ada...

David Dunn Ada di kitab joyoboyo kok

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Tentang doa yang dikenal dengan doa Kumail dimana aslinya adalah Doa Nabi Khidhr as, yang dibaca di malam Jum'at, maka ini riwayatnya:

قال السيد ابن طاووس: أقول: ووجدت في رواية اُخرى ما هذا لفظها: قال كميل بن زياد: كنت جالساً مع مولاي أمير المؤمنين (عليه السلام) في مسجد البصرة ومعه جماعة من أصحابه، فقال بعضهم: ما معنى قول الله عزّ وجلّ: (فِيهَا يفرق كُلُّ أَمْر حَكِيم) (الدخان/4)؟

قال (عليه السلام) : ليلة النصف من شعبان، والذي نفس علي بيده أنه ما من عبد إلاّ وجميع ما يجري عليه من خير وشر، مقسوم له في ليلة النصف من شعبان إلى آخر السنة في مثل تلك الليلة المقبلة، وما من عبد يحييها ويدعو بدعاء الخضر (عليه السلام) إلاّ اُجيب له، فلما انصرف طرقته ليلا، فقال (عليه السلام) : ما جاء بك يا كميل؟ قلت: يا أمير المؤمنين دعاء الخضر.
فقال: اجلس يا كميل، إذا حفظت هذا الدعاء فادعو به كلّ ليلة جمعة، أو في الشهر مرّة، أو في السنة مرّة، أو في عمرك مرّة، تكف وتنصر، وترزق، ولن تعدم المغفرة. يا كميل أوجب لك طول الصحبة أن نجود لك بما سألت، ثمّ قال (عليه السلام) : اكتب "اللّهمّ اني أسألك برحمتك التي وسعت كلّ شيء" إلى آخر الدعاء.

Ibnu Thaawuus meriwayatkan bahwa Kumail berkata:

"Aku duduk di dekat Amiru al-Mukminin as di dalam masjid Bashrah dan beliau as juga bersama dengan beberapa shahabat beliau as. Salah satu dari mereka berkata: 'Apa arti firman Tuhan (Pada malam itu diterangkan seluruh urusan dengan bijak -QS: 44:4).' Imam Ali as berkata: 'Malam pertengahan bulan Sya'ban. Demi jiwaku yang ada ditanganNya, sesungguhnya tidak ada suatu uruan bagi seorang hamba, baik itu baik atau buruk, melainkan dibagi pada malam pertengahan Sya'ban sampai ke akhir tahun di malam yang sama. Dan tidak ada seorang hamba yang menghidupkan malam itu dan berdoa dengan doa Khidhr as kecuali dikabulkan.' Ketika beliau as pergi aku membuntuti beliau as pada malam itu. Beliau as bertanya: 'Ada apa gerangan denganmu wahai Kumail?' Aku menjawab: 'Doa nabi Khidhr wahai Amiru al-Mukminin.'

Beliaupun as berkata: 'Duduklah wahai Kumail. Kalau kamu hafal doa ini maka bacalah dia di setiap malam Jum'at, atau sebulan sekali, atau setahun sekali dalam seumur hidupmu maka itu sudah cukup dan kamu akan mendapat pertolongan. mendapat rejeki dan tidak kehilangan ampunan. Wahai Kumail aku akan memenuhi permintaanmu dalam perbincangan panjang ini.' Kemudian beliau as berkata: 'Tulislah: Allaahumma innii as-aluka birahmatika al-latii wasi'at kulla syai-in (doa Kumail) ..... dan seterusnya sampai selesai.'."

2- Yang ke dua masih dicari. Untuk sementara, sepertinya karena malam Rabo itu malam yang kurang baik hingga tawassul yang mutlak yang bisa dibaca setiap saat itu, biasa dibaca pada malam Rabo.
Lihat Terjemahan
SukaBalas79 Mei pukul 16:10

Sinar Agama .

Tambahan:

a- Dengan mengucap puji syukur ke hadhirat Allah swt, setelah otak-atik kitab dan telpon kepada beberapa ulama, maka dapat saya pastikan bahwa pemilihan malam Rabo untuk pembacaan doa tawassul itu, diikutkan pada tabarruk dengan pemilihan waktu untuk mengunjungi dan menziarahi Masjid Sahlah di Iraq yang disunnahkan. Hal itu karena ada anjuran dari ulama abad 6 Hijriah untuk memilih malam Rabo kelau mau menziarahi Masjid Sahlah tersebut. Dan beliau mengatakan bahwa malam tersebut adalah afdhal dari yang lainnya. Beliau adalah Sayyid Ibnu Thaawuus ra.

Karena masa beliau ra lebih dekat dengan masa penulisan hadits, dan karena ulama tidak sembarang berpendapat dari dirinya sendiri, maka sangat dimungkinkan bahwa anjuran beliau ra dalam masalah menziarahi Masjid Sahlah tersebut bersandar pada riwayat yang tidak sampai kepada kita di jaman sekarang ini.

b- Berziarah ke Masjid Sahlah itu tidak mesti malam Rabo, sebab anjuran haditsnya mutlak seperti tawassul yang antum tanyakan itu. Tapi karena anjuran Sayyid Ibnu Thaawuus ra itu maka banyak yang melakukan pada malam Rabo.

c- Anjuran Sayyid Ibnu Thaawuus sebagai ulama besar itu, diterima juga oleh para ulama sepanjang masa. Karena itu, maka bisa jadi memang tadinya bersumber kepada riwayat, maksudnya tentang pemilihan waktu afdhalnya itu.

d- Ziarah ke Masjid Sahlah dan Tawassul, diriwayatkan secara mutlak, jadi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Karena itu, maka tidak mesti terikat dengan waktu malam Rabo.

e- Kalau mau melakukan malam Rabo, maka jangan diniatkan sebagai kesunnahan dari sisi waktunya ini, sebab yang sunnah hanya ziarah ke Masjid Sahlahnya atau Tawassulnya. Sedang waktunya yang malam Rabo itu belum tentu ada anjurannya dari riwayat hingga juga dihukumi sunnah.

Dengan demikian maka kalau mau melakukan di malam Rabo, niatkan sebagai Rajaa-an atau mengharap keridhaan Tuhan. Kalau memang sunnah dari sisi waktunya ini, maka alhamdulillah. Dan kalau tidak sunnah, maka tidak masalah sebab tawassul di malam Rabo atau ziarah ke Majis Sahlah di malam Rabo juga tidak dilarang agama.

f- Jadi, kalau memang ada anjuran haditsnya di malam Rabo maka dapat dua sunnah, yaitu sunnah dari sisi amalnya dan sunnah dari sisi waktunya. Dan kalau tidak ada anjurannya, maka hanya mendapat satu sunnah saja yaitu dari sisi amalannya.

g- Dari anjuran Sayyid Ibnu Thaawuus dalam menziarahi Masjid Sahlah itulah maka ziarah ke Masjid Jamkaran di Qom Iran juga dibiasakan di malam Rabo. Begitu pula pembacaan tawassul yang antum tanyakan.

h- Saya dari tadi sudah mendapatkan matan/tulisan riwayat tentang tawassul yang antum tanyakan itu, akan tetapi tidak seperti doa Kumail yang menyebutkan waktunya. Dalam doa tawassul tersebut tidak ada anjuran waktunya.

i- Kalau doa Kumail dan doa apa saja yang disertai anjuran waktunya dalam riwayat, maka waktu tersebut bukan pembatasan waktu hingga tidak boleh dibaca di waktu lain. Sebab semua doa bisa dibaca kapan saja dan dari sisi ini akan tetap mendapatkan fadhilah pahala kesunnahan, yaitu kesunnahan doanya, tapi tidak mendapatkan kesunnahan waktunya. Wassalam.
SukaBalas310 Mei pukul 15:24

Andika Allahumma sholl ala Muhammad wa Aali Muhammad..
SukaBalasBaru saja

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.