Friday, May 27, 2016

on Leave a Comment

Tuhan itu jangan di fitnah!, Tanya Ustad apakah boleh ketika kehilangan sesuatu yang berharaga kita mengatakan Allah sedang menguji kadar keikhlasan kita? atau kita justru harus koreksi diri?


Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=933450693435055&id=207119789401486

Salam Ustad Apakah boleh kita mengatakan ketika kehilangan sesuatu yang berharga atau kehilangan barang kesayangan lantas disebut bahwa Allah sedang menguji kadar Keikhlasan kita?
Bukankan Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Apakah lebih baik ketika merasa kehilangan justru mengajari kita untuk lebih koreksi diri atas sebab akibat perbuatan kita selama ini ?
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Saya sudah sering memberikan penjelasan bahwa Tuhan itu jangan difitnah. Yakni jangan segala hal yang menyangkut diri kita dihubungkan dengan Tuhan. Kalau kita kehilangan dan mengalami kehidupan yang menyedihkan, mengapa Tuhan yang dijadikan tumpuan semua kejadian itu? Tuhan telah memberikan syari'at dan akal kepada manusia. Karena itu apapun yang mesti dipahai dan dilakukan manusia, merupakan hak penuh manusia untuk memilihnya. Ketika memilihnya, maka sudah pasti harus menerima konsekuensinya. Kalau memilih malas, maka bodoh adalah konsekuensinya. Kalau bodoh (afwan) maka jangan menyalahkan Tuhan.

2- Memang semua hal tidak bisa putus hubungan dari Tuhan, karena Dia Maha Sebab bagi semua makhluk yang merupakan akibatNya. Mana ada akibat yang bisa lepas dari sebabnya? Mana ada sinar lampu listrik yang bisa lepas dari arus listriknya?

3- Dalam keadaan yang bergantung pada Tuhan sebagai Maha Sebab bagi semua keberadaan makhluk itulah, Tuhan memberikan akal, agama dan ikhtiar pada manusia. Jadi, dalam kepemahaman dan keberaksian manusia dengan berbagai ikhtiarnya itu manusia tetap tidak bisa berpisah dari Tuhannya. Karena akibat tidak bisa lepas dari sebabnya selama lamanya.

4- Jadi, apapun yang terjadi pada manusia, dari kelahirannya sampai pada surga nerakanya, sama sekali tidak direncanakan Tuhan, melainkan direncakan dan dipilih oleh manusia itu sendiri, baik manusia itu sendiri (seperti dalam apa saja yang dipilih dalam kesahariannya) atau orang tuanya yang memilih kelahiran anaknya. Ringkasnya, tidak ada penasiban dan penaqdiran dari Allah. Semuanya dipilih manusia dan Tuhan mengijinkannya atau kadang tidak mengijinkannya.

5- Sudah tentu, apapun yang akan dipilih manusia dan konsekuensinya, sudah diketahui oleh Allah swt sejak sebelum alam ini diciptakan sekalipun. Akan tetapi mengetahui pilihan manusia dan konsekuensinya, sama sekali bukan menentukannya.

6- Jawaban Soal:
Dengan semua penjelasan di atas, maka kalau kita kehilangan sesuatu, maka:

a- Hal pertama, adalah tidak menfitnah Tuhan dengan meyakini atau mengatakan bahwa kehilangan itu sudah ditentukanNya.

b- Ke dua, meminta ampunanNya karena tidak menjaga dengan baik amanat rejeki (kalau sakit, berarti tidak menjaga amanat sehat) yang diberikan kepada kita. Permintaan ampunan ini harus setulus-tulusnya dan seyakin-yakinnya, bukan basa basi saja.

c- Mencari kesalahannya mengapa sampai kehilangan. Kalau sudah ketemu maka segera diperbaiki untuk ke depannya sambil memohon kekuatan keberhasilan padaNya.

d- Kalau sebab kehilangannya bukan karena dirinya dengan bukti yang nyata dan argumentatif, seperti dimasuki pencuri dalam keadaan sudah terkunci dan tidak sombong dan pamer pada orang tentang kekayaannya, suka menolong dan semacamnya, maka walaupun bisa sedikit lega bernafas padaNya dan bersyukur padaNya, akan tetapi tetap harus terus meneliti jangan sampai salah persepsi dan salah dalil serta harus meminta ampunanNya kalau ternyata di hadapanNya masih terhitung salah.

e- Ingat, menyintaiNya dengan dalil dan aplikasi adalah jalan yang bukan hanya benar melainkan terlampau indah dan tidak bisa dilukiskan. Dalil menyintaiNya adalah dengan berdalil dalam akidah dan belajar fiqih fatwa dengan benar dan mengamalkan semua itu dengan penuh keikhlashan dan istiqamah sampai hayat kita sudah tidak mengijinkan lagi.

Usahakan untuk selalu ikhlash. Dan kalau bisa kelak, maka dasarilah di paling dasarnya dengan cinta padaNya. Jadi, bangunannya adalah ilmu (yang argumentatif gamblang) dan amal, dasarnya adalah keikhlashan dan dasarnya dasar adalah cinta padaNya.

KALAU ANTUM SEMUA SUDAH SAMPAI DI SINI, TOLONG SYAFAATI SAYA ABANG ANTUM DENGAN DOA PADA ALLAH DAN PERMOHONAN AMPUNANNYA DALAM SAMUDRA TANGISAN ANTUM. SEMOGA SAYA JUGA BISA MELAKONI SEMUA ITU BERSAMA ANTUM DI BAWAH NAUNGAN BALASAN CINTA ALLAH, NABI saww DAN AHLULBAIT as, AMIN.

Imam Husain as menggetar semua langit dan bahkan 'Arsy dalam doa 'Arafah:

"Ya Allah, apa yang didapatkan seseorang yang kehilanganMu, dan apa yang terhilangkan dari seseorang yang mendapatkanMu?"

Wahai teman-teman, sampai di sini jantung ini terasa mau pecah. Ya Allah, bantulah kami semua mendapatkanMu yang tidak pernah hilang. MendapatkanMu yang selalu kami hilangkan sendiri. Mendapatkan dekatMu yang kami jauhkan sendiri. Amin. Wassalam.


Azzakiyah Perindu Syukron ustad penjelasan jawaban sangat mencerahkan. Semoga kita semua dalam kerihoan Allah Swt dan selalu dalam wilayah kecintaan Rasulullah serta Ahlulbait yang mulia. Salam Sholawat.

Azzakiyah Perindu Izin share ya Ustad.

Sinar Agama Sama2. Ok semua tulisanku di facebook ini adalah gratis.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.