Wednesday, May 11, 2016

on Leave a Comment

Seri Curhat : Ali Askari kepada Ustad Sinar Agama

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=919356364844488&id=207119789401486


Ali Askari ke Sinar Agama
4 April
Bgini ustadz : ( maaf ini real sy alami )
Sy bungsu dr keluarga besar ( kk kandung sy 8 org .dr 8 , 7 org wahabi , sdgkn 1 kk adl syii = saya ) . Sy dgn 3 kk wanita, juga 1 ponakan yg sdh married ,tinggal di perumahan yg sama ( berbeda rumah ) .
Bahkan sy bersebelahan rumah dgn kk wanita tertua.
Anak bungsu sy ( Maulana1,7 th ) sebaya dgn anaknya ponakan sy ( Aisyah1,5 th ).
Semua kk sy wahabi itu sangat menyayangi aisyah namun berbeda perlakuan mrk ke anak sy maulana.
Dlm WAG kelg.besar pun mrk sering posting ttg kebersamaan yg indah bersama aisyah. Maulana tdk pernah diajak . Kami sbg manusia biasa merasa diperlakukan tdk adil .
Sy msh khusnuzon bhw mungkin mrk tdk sengaja memamerkan perlakuan itu. ( tp klo dipikir, Jg tdk rasional klo mrk tdk sengaja .masa mrk tdk berpikir bgmn perasan saya terutama istri sy yg sakit tdk boleh beban pikiran ).
Jd pertanyaannya :
1.anggap sj mrk tdk sengaja berbuat itu , apa mrk berdosa ustadz ?
2. Apk dgn kemampuan intelektualitas mrk ( mrk sarjana semua ) , msh mungkinkah mrk tdk sengaja menyakiti perasaan kami ? bisakah itu diterima secara fiqih?
3. Bgmn seharusnya kami bersikap ? ( selama ini kami berdiam diri dgn bersabar )
Demikian ustadz smoga cukup jelas cerita sy . Kurang lbhnya mhn maaf . Mhn pencerahannya . Jazakallah khoiron katsiron.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Kalau mereka tidak sengaja, maka bisa dipastikan tidak dosa.

2- Bisa diterima dan bahkan harus diterima sekalipun anggap saja pada hakikatnya mereka menyengaja. Sebab kalau sakit hati sendiri tanpa disengaja disakiti orang lain, akan rugi sendiri. Atau kalaupun sengaja dan antum sakit hati, maka antum telah membantu mereka dalam menyakiti hati antum sekeluarga. Karena itu, sikap yang benar adalah tidak menganggap hal itu disengaja dan hatinya selalu bahagia karena memiliki anak yang akan dijadikan calon pencinta Ahlulbait as dengan mendidiknya dengan baik secara Islam melalui pengajaran Nabi saww dan Ahlulbait as.

Hati selalu bahagia seperti di atas merupakan syukur antum kepada Allah swt telah memiliki kehidupan yang terhidayahi kepada yang benar/haq dan dalam rangka memiliki anak yang akan menjadi penerus keimanan antum/kita tentang Ahlulbait as.

Betapa banyak orang yang sedih karena tidak punya anak yang bisa meneruskan cinta Ahlulbait as dan yang bisa mendoakannya kelak kalau sudah meninggal.

Rasa sedih yang dimanjakan dalam diri, yakni selalu diingat dan ditanamkan dalam hati, akan merusak semua nikmat yang telah diberikan kepada kita dan akhirnya akan membuat kita kurang syukur kepada Allah swt.

Anjuran saya kalau main postingan, kalau perlu ikut memeriahkan. Bilang saja, saya juga asyik ketika bersama 'Aisyah keponakan antum itu. Tapi jangan lebay atau berlebihan hingga mereka senang karena paham bahwa antum menulis itu hanya karena ingin mengimbangi dan menstabilkan perasaan antum.

Saudaraku, dunia ini benar-benar cepat. Dan akhirat itu kekal abadi. Semua orang tahu hal ini, tapi betapa sedikitnya orang yang dapat merasakannya setiap hari dan setiap saat. Duhai seandainya semua orang merasakannya, merasakan bahwa kematian itu di depan hidungnya seperti orang yang dalam satu jam lagi akan dihukum mati, merasakan bahwa pintu keabadian itu akan dimasukinya dalam satu jam lagi, maka sudah pasti tidak akan ada lara dan sedih untuk dunia ini.

Saudaraku, mengapa kita harus bermain-main dengan hidup dan perasaan ini? Karena itu fokus dengan belajar rajin terutama fiqih keseharian disamping terus memperdalam akidah.

3- Kurasa sudah saya jawab di poin (2) di atas. Semoga antum selalu diperhatikan Allah swt, Nabi saww dan Ahlulbait as. Begitu pula saya dan semua teman-teman facebook, amin.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.