Monday, May 16, 2016

on Leave a Comment

Permasalahan rumah tangga, Suami Istri yang terjadi friksi dan pertengkaran


Link  : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=921362914643833&id=207119789401486

Shadra Hasan ke Sinar Agama
7 April
Salam,
Mohon bantuan penyelesaian sebuah masalah...
Ada sebuah keluarga yg sedikit ribet... karena permasalahan hutang.. dan akhirnya sering ribut..
Tanggungan hutang tiap bulan 2,4 jt..
Penghasilan istri 1,8/ bulan..
Penghasilan suami gaji pokok 1,6/ bln + lain lain yg tidak tentu ,tp gajian dirapel 3-4 bln br diterima..
Untuk angsuran ada tandon untuk 4 bln jd untuk penghasilan suami( rapelan) dikhususkan utk angsuran.... ( dgn kesepakatan istri)
Nmn setelah berjalan satu thn mulai ada friksi hingga pertengkaran dan istri mulai tidak bisa menerima dan menganggap suami tidak memberikan nafkah lahir... akhirnya jarang melayani suami baik diminta atau tidak....
Dan sekarang jarang bertegur sapa...
Bagaimana tinjauan dr hukum agamanya?
Apa yang dapat saya bantu mengingat saya jadi ujung keluh kesah warga[ rt ]
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Hal seperti ini memang rada repot, sebab kita tidak tahu dari kedua arahnya secara langsung. Untuk sementara diusahakan adanya penengah yang disegani oleh si istri. Kalau bisa diusakan dulu semacam kebetulan. Tapi kalau memang sudah parah, maka bisa dibahas secara serius dengan penengah yang disegani oleh kedua belah pihak. Orang tua si istri, bisa menjadi penengah yang bagus kalau memang beliau dapat menjadi PENENGAH, bukan pemihak.

Kalau tidak bisa dengan berbagai halnya, maka bisa saja guru ngaji yang disegani oleh istrinya. Atau siapa saja yang disegani olehnya.

Saya tekankan tentang istri, bukan berarti saya telah berpihak pada suaminya. Sebab bisa saja ada hal-hal lain yang menjadikan istrinya seperti itu. Yakni tidak melulu/hanya persoalan uang hutang itu. Jadi, sangat baik kalau suaminya juga instrospeksi dan kalau mendapatkan kekurang pada dirinya, berusaha memperbaikinya.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.