Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=911270898986368&id=207119789401486
Andri Kusmayadi ke Sinar Agama
Salam
Afwan Ustadz, bisakah disimpulkan bahwa pembagian muslim, mukmin, dan
kafir itu hanyalah pembagian lahiriyah di dunia saja, tidak mencerminkan
hakikat keselamatan di akhirat. Seorang muslim yang taat tp dengan
sengaja tidak meyakini imamah tetap saja tidak akan selamat di akhirat.
Begitu juga seorang mukmin (syiah) tidak akan selamat juga kalo dia
tidak mengamalkan ajaran syiah dengan baik. Sebaliknya, orang kafir
tidak pasti masuk neraka kalau dia merupakan seorang kafir yg taat dan
dia belum mendapat informasi yg benar tentang Islam.
Syukron
Salam
Afwan Ustadz, bisakah disimpulkan bahwa pembagian muslim, mukmin, dan kafir itu hanyalah pembagian lahiriyah di dunia saja, tidak mencerminkan hakikat keselamatan di akhirat. Seorang muslim yang taat tp dengan sengaja tidak meyakini imamah tetap saja tidak akan selamat di akhirat. Begitu juga seorang mukmin (syiah) tidak akan selamat juga kalo dia tidak mengamalkan ajaran syiah dengan baik. Sebaliknya, orang kafir tidak pasti masuk neraka kalau dia merupakan seorang kafir yg taat dan dia belum mendapat informasi yg benar tentang Islam.
Syukron
Afwan Ustadz, bisakah disimpulkan bahwa pembagian muslim, mukmin, dan kafir itu hanyalah pembagian lahiriyah di dunia saja, tidak mencerminkan hakikat keselamatan di akhirat. Seorang muslim yang taat tp dengan sengaja tidak meyakini imamah tetap saja tidak akan selamat di akhirat. Begitu juga seorang mukmin (syiah) tidak akan selamat juga kalo dia tidak mengamalkan ajaran syiah dengan baik. Sebaliknya, orang kafir tidak pasti masuk neraka kalau dia merupakan seorang kafir yg taat dan dia belum mendapat informasi yg benar tentang Islam.
Syukron
Komentar
Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Iya bisa disimpulkan seperti itu. Memang hal itulah yang saya terangkan selama ini.
Sinar Agama Bahkan
seperti hormat menghormati seperti orang tua dan semacamnya. Bukan
berarti kalau seorang muslim diwajibkan menghormati orang tua atau guru
lalu orang tua dan gurunya pasti masuk surga dan dirinya tidak masuk
surga atau kalau masuk surga, surganya tidak setinggi guru atau orang
tuanya. Semua itu hanyalah kewajiban di dunia ini sedang masing-masing
individunya tergantung amal mereka masing-masing.
Andri Kusmayadi Iya kesimpulan itu ana dapatkan dr tanya jawab ana dengan antum...Syukron Ustadz...ahsantum....
Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Iya bisa disimpulkan seperti itu. Memang hal itulah yang saya terangkan selama ini.
Sinar Agama Bahkan
seperti hormat menghormati seperti orang tua dan semacamnya. Bukan
berarti kalau seorang muslim diwajibkan menghormati orang tua atau guru
lalu orang tua dan gurunya pasti masuk surga dan dirinya tidak masuk
surga atau kalau masuk surga, surganya tidak setinggi guru atau orang
tuanya. Semua itu hanyalah kewajiban di dunia ini sedang masing-masing
individunya tergantung amal mereka masing-masing.
Andri Kusmayadi Iya kesimpulan itu ana dapatkan dr tanya jawab ana dengan antum...Syukron Ustadz...ahsantum....
0 comments:
Post a Comment