Salam.
Ada seseorang sebut saja A memberikan sejumlah uang kpd adiknya sebut saja B utk membeli rumah. Terjadilah transaksi jual beli dan sertifikat rmh atas nama B. B dan klrgnya menempati rmh tsb. Karna rmh tsb besar,rmh tsb dsekat utk dtinggali klrg B dan yg sebelahnya dtempati adik perempuan A&B (C) bersama suaminya dgn alasan drpd ngontrak mending mrmanfaatkan yg ada. Hampir 10th B menempati rmh tsb dan asumsi klrg besar(paman bibi) termasuk IBU A&B kalo rmh tsb memang dberikan A utk B dan selalu meyakinkan B kl rmh itu memang dberikan A sampai2 IBU marah besar ketika B bilang ingin keluar dr rmh itu dan ingin beli rmh sendiri. Sbg catatan A memberikan uang tsb saat msh single blm berkeluarga. 10th berselang,IBU A&B pun sdh meninggal,A sdh berkeluarga dan punya anak. Karena himpitan ekonomi A meminta rmh tsb djual atau dgadai dan hasilnya utk A. A mengatakan kl dia tdk prnh memberikan rmh tsb kpd B tp hanya meminta B utk mewakilinya btransaksi karena katanya kl B dberi rmh berarti A hrs membelikan rmh utk adik2nya yg lain tdk hanya utk B&C. Sampai akhirnya A meninggal dunia,status rmh tsb msh dlm penguasaan B yg dtempati bsama C.
Secara hukum negara itu legal milik B tetapi bagaimanakah hukum rmh tsb menurut Ahlul Bait karena skrng A punya ahli waris.
Terima kasih ust Sinar Agama
0 comments:
Post a Comment