Wednesday, May 11, 2016

on Leave a Comment

Bagaimana cara bertobat dari dosa mengajarkan kebatilan di depan umum? dan Apa kelebihan orang syiah dibanding umat lainnya?

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=918544754925649&id=207119789401486

Salam
Semoga Ustadz selalu berada dalam rahmat dan rida-Nya. Afwan Ustadz mau bertanya soal2 berikut ini.
1. Kalo kita berbuat dosa di depan umum dan ada orang lain ada yg mengikutinya. Antum bilang bahwa dosanya akan menjadi dosa kita sampai kita masuk kubur sekali pun. Pertanyaannya bagaimana tobat dr dosa seperti itu agar tidak terus terbawa?
2. Kalo hak syafaat itu bukan hak eksklusif orang syiah, lantas apa kelebihan orang syiah dibanding umat lainnya? Kalo orang yg ngga meyakini adanya syafaat, apakah bisa mendapat syafaat juga?
Trims
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Sejauh yang bisa saya raba ada dua kemungkinan:

a- Cukup dengan taubat dirinya sendiri dan meminta ampunan pada Tuhan atas segala dosa dan efek-efeknya. Tapi kemungkinan ini lebih kecil adanya dari yang (b) di bawah.

b- Disamping berhenti dari dosanya, juga memberitahu yang lainnya yang menirunya itu untuk bertaubat dari dosanya.

c- Poin (b) di atas, sangat ditekankan bagi yang mengajar kebatilan (maksiat) pada audiennya atau lawan bicaranya.

2- Jelas berbeda sebab:

a- Yang Syi'ah akan masuk dalam keridhaan Allah dengan iman yang lengkap. Bisa saja dia sudah terampuni dosa-dosanya sebelum masuk alam kubur sebab ada riwayat yang mengatakan siapa yang mati dalam keadaan cinta Ahlulbait as maka terhitung mati syahid.

Orang Syi'ah selalu bertawassul dengan Ahlulbait as. Tawassulnya saja sudah mendatangkan pahala. Belum lagi isi tawassulnya seperti pengampunan dosa dan semacamnya. Jadi, orang Syi'ah bisa saja sudah diampuni dosa-dosanya sejak sebelum meninggalnya.

b- Sedang orang selain Syi'ah tidak memiliki keridahan itu dan hanya memiliki ampunan dan maaf Tuhan kalau tidak sengaja sebagaimana sudah sering dijelaskan.

Selain Syi'ah juga tidak punya kesempatan bertawassul dalam hidupnya kepada Ahlulbait as hingga menabung pahala dan bertawassul dalam pengampunan dosa.

c- Masalah ini tidak beda dengan masalah muslim dan kafir yang tidak sengaja dan belum didatangi agama Tuhan.

d- Orang Syi'ah mendapatkan banyak pelajaran yang benar tentang Islam sejak di masa hidupanya. Karena itu, bisa banyak melakukan ibadah kebaikan dan ibadah yang dapat mengampunkan dosa. Artinya lebih banyak memiliki kesempatan-kesempatan itu dari pada orang selain Syi'ah.

e- Kalau kita bicara soal cinta Allah swt secara murni dengan tanpa melihar surga-neraka, maka sungguh ajib kalau kita merasa tidak beda dengan orang yang tidak mengenal Ahlulbait as sementara ajaran Ahlulbait as adalah ajaran murni dan sejati. Artinya, kalau kita memang pencinta Tuhan tanpa embel-embel surga-neraka, maka mendapatkan jalan benarNya sudah pasti melebihi segalanya sekalipun surga itu sendiri.

Karena itulah maka di surga itu selain seseorang mendapatkan kenikmatan surgawi seperti makanan dan minuman, juga ada nikmat yang lebih dari semua itu. Yaitu rasa cinta dan bahagian karena diridhai Tuhannya, atau karena dicintai Tuhannya, atau karena dimaafkan Tuhannya. Laila yang gila pada Majnun, maka akan lebih memaknakan kesalingcintaan dan kesalingridhaan itu dari pada yang lain-lainnya. Karena itulah Tuhan mengatakan di QS:5:119:

قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

"Allah (di akhirat) berkata: 'Hari ini kejujuran orang yang jujur akan memberikan manfaat kepada mereka, bagi mereka surga-surga yang sunga-sungai mengalir di bawahnya, mereka berada di dalamnya selama-lamanya, Allah meridhai mereka dan mereka ridha kepadaNya, itulah kemenangan yang agung."

Jadi, selain kenikmatan surgawi ada kenikmatan maknawi di dalam surga yaitu saling ridha dengan Tuhannya.

Nah, mana ada orang berkata apa beda saya yang tahu Tuhan, Qur an, agamaNya, NabiNya saww, AhlulbaitnabiNya, jalan benarNya, jalan benar menyintaiNya, jalan benar mengamlkan agamaNya, jalan benar menuju ridhaNya dan seterusnya, dengan orang-orang yang tidak mengenal semua itu secara lengkap?

Atau bertanya, apa beda saya dan adik saya terhadap orang tua yang sama-sama tidak dimurkai dan sama-sama disantuni dengan biasaya hidup, dalam kedaan saya lulus Doktoral dan adik saya lulus sekolah TK?

Atau bertanya, apa beda saya yang sehat akal dan taat pada Tuhan dengan orang gila dari lahir yang kelak sama-sama akan diampuni Tuhan?

Bukankah Tuhan mengatakan dalam QS: 39:9:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

"Katakan (Muhammad): 'Apakah sama antara orang-orang yang tahu dengan orang-orang yang tidak tahu?'."

Atau bertanya, apa beda saya yang tahu jalan dengan yang tidak tahu jalan yang akan dimaafkan karena ketidaksengajaannya?

Jadi, yang tahu dengan yang tidak tahu itu jauh berbeda, karena kesempurnaan itu tidak ada batasnya, bukan sekedar diampuni kesalahan yang tidak sengajanya.

Andri Kusmayadi No. 1 yg point c. itu maksudnya yg mengajar itu bagaimana ustadz? No. 2 Syiah yg dijelaskan no 2 itu apakah yg hakikat atau secara lahiriyah saja?

Sinar Agama Andri Kusmayadi, :

1-c- Seperti mengajar mencuri, korupsi, menipu pembukuan, merayu, dan semacamnya.

2- Syi'ah yang hakiki adalah yang pastinya. Yaitu yang mengamalkan ajaran Nabi saww dan Ahlulbait as sebagaimana dulu sudah dijelaskan dan dinukilkan haditsnya bahwa Syi'ah itu adalah yang mengamalkan ajaran mereka as.

Andri Kusmayadi Syiah hakiki itu apa perlunya lagi terhadap syafaat? Toh mereka sudah mengamalkan ajaran Ahlulbait as. Tanpa syafaat pun mereka memang sudah layak untuk selamat. Yg membutuhkan syafaat itu kan para pendosa. Maksudnya syiah yg pendosa. Bagaimana Ustadz?

Sinar Agama Andri Kusmayadi, sepertinya antum membatasi derajat-derajat di surga dan di atas surga. Semoga tidak sampai membatasi Tuhan yang menjadi idaman para aulia, he he ...

Andri Kusmayadi Oh maksudnya gitu Ustadz. Tapi maksud saya bagaimana dengan nasib syiah pendosa. Apakah mereka berhak mendapat syafaat juga?

Sinar Agama Andri Kusmayadi, sudah tentu akan mendapatkan apakah sebelum masuk neraka atau masuk neraka dulu dan semacamnya.

Andri Kusmayadi Oh gitu ustadz...syukron ahsantum...

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.