Friday, April 8, 2016

on Leave a Comment

Sejauh mana ruh bisa mengetahui bahwa ia mendekati ajal?


Link : https://www.facebook.com/sang.pecinta.90/posts/973937879322785

Salam.
Sejauh mana ruh bisa mengetahui bahwa ia mendekati ajal?
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Herjuno Nyimak.apa ada tanda2nya secara fisik?kalo kata org tua dulu.40hr menjelang ajal bila di foto matax meliril ke atas.walahu alam

Hadi Jusuf Ruh itu ilmu. Kok bisa dikatakan menjelang ajal smile emotikon

Ina Hardiansyah Salam ..nyimak..

Isme Reni Assalamualaikum wr wb
Afwan nyimak smile emotikon

Dian Nurhadianti ikt nyimak jg smile emotikon

Al - Salam Salam...???

Reza Husain Ali Alam non materi itu : akal , pikiran , batin , jiwa dan ruh sedangkan Alam materi itu : panca indra atau indrawi

Reza Husain Ali mungkin semakin kita memikirkan kematian ,ajal semakin dekat tetapi manusia pun tak lepas dari urusan duniawi

Andika Salam..

Denny Priyanto salam.....ikut nyimak..

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Mati itu adalah kehidupan yang lebih tinggi. Karena beralihnya ruh yang non materi dari natural keterikatan penuh dengan materi badannya ke tingkatan keteritakan tidak penuh. Tapi belum lepas secera penuh. Karena itu diistilahkan dengan Barzakh dalam Islam. Yakni barzakh/tengah antara keterikatan penuh dengan materi dalam aksi dan tingkatan tidak terikat secara penuh.

Jangan lupa bahwa definisi ruh adalah non materi secara dzat dan materi secara aktifitas/aksi.

Kalau masih di alam materi maka terikat penuh dengan badan/materi dalam aksi, kalau sudah mati maka keterikatannhya tidak penuh tapi belum lepas sepenuhnya. Kalau sudah kiamat, maka terlepas penuh dari keterikatannya pada badan materinya. Inilah yang disebut dengan kebangkitan.

2- Dari penjelasan poin (1) di atas dapat dipahami bahwa semakin tidak terikat dengan badan materinya, maka ruh manusia semakin hidup. Karena itulah maka tidak derajat natural alamiahnya semakin tinggi.

Jadi, non materi itu akan semakin hidup kalau keterikatannya dengan badan materinya semakin melemah (ketika mati) dan apalagi kalau sampai terputus sepenuhnya.

3- Kematian di atas, bisa natural dan bisa ikhtiari. Yakni kekurangterikatan atau bahkan ketidakterikatan pada materi itu, bisa ditempuh dengan dua cara: Natural, yaitu ketika sampai pada sebab-sebab kematiannya. Ikhtiari, adalah yang mematikan diri dari kesukaan pada materi sebagaimana sudah sering dijelaskan yaitu dengan melakukan seluruh kewajiban dan meninggalkan seluruh dosa, lalu meninggalkan seluruh makruh, lalu meninggalkan seluruh kesukaan pada yang mubah dan apa saja selain Allah.

4- Dengan penjelasan di atas maka:

a- Yang sampai pada mati ikhtiari, bisa dikatakan tahu matinya kapan (baca dapat merasakannya).

b- Yang belum sampai kepada derajat itu, maka secara umum tidak tahu kapan matinya (baca: tidak merasakannya). Tapi secara umum ruh nya dapat merasakannya dengan ilmu Hudhuri tapi bukan Hushuli.

Penjelasannya adalah: Secara umum orang yang akan mati merasakannya. Karena ruh ketika sudah mendekati sebab-sebab kematiannya secara natural, maka dia merasakannya. Tapi perasaan ini perasaan Hudhuri. Jadi, bisa saja manusia itu tidak bisa membayangkannya. Membayangkan di sini adalah Hushuli. Jadi, secara bayangan atau khayalan, seseorang bisa saja tidak merasakan dan tidak menyadarinya. Artinya, dalam ruh paling dalamnya secara Hudhuri dia tahu kedekatannya pada kematian materi, tapi dalam ruh daya-rasanya tidak merasakannya.

Muhammad Nur Arief Allaahumma shalli 'alaa Muhammad wa aali Muhammad

Akmal Askari Salam. Nyimak

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.