Tuesday, April 5, 2016

on Leave a Comment

Carilah ilmu yang berhubungan dengan Agama dan dunia-akherat kita

Link : https://www.facebook.com/notes/andika/ahlak-mukmin-bagi-yang-syiah-harus-belajar-fikih-dengan-benar-dan-mengamalkannya/908985342498126

7 Maret 2015 pukul 22:43

Kontemplasi -Ust SA

Carilah ilmu yang berhubungan dengan Agama dan dunia-akherat kita 


Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Walaupun saya kurang tertarik mencarinya karena tidak berhubungan dengan dunia-akhiratku dan juga tidak berhubungan dengan keilmuan serta nasib manusia yang ditentukan sendiri oleh setiap insan serta ketetapikhtiaran manusia dan ketetapterbukaan untuk menjadi baik bagi semua individu, saya mencoba mencari di beberapa tempat tapi tidak berhasil menemukannya. Sebaiknya, riayat yang dari penampilannya saja sudah terlihat kelemahannya itu dan tidak terlalu berhubungan dengan agama dan keyakinan islam dan muslimin, diabaikan dan tidak perlu terlalu diperhatikan. Carilah ilmu yang kuat dan bersanad kuat serta argumentatif dan betul-betul berhubungan dengan agama dan dunia-akhirat kita.


Bagi yang syi'ah harus belajar fikih dengan benar dan mengamalkannya dengan benar

Sinar Agama Kalau saya urai isi jawabanku itu, maka antum dan aku akan menangis pilu dan sendu tanpa bisa dihentikan. Betapa tidak, karena kita sendiri tidak tahu ada di mana? Apakah Tuhan sudah ridha kepada kita atau tidak, maka tidak ada jawabannya. Kalau tidak ridha, betapa malangnya kita akan hidup selamanya di akhirat dalam duka dan siksa.

Kalau kita ini sok yakin dengan diri kita, maka sungguh hal itu adalah kejatuhan yang sangat dalam. Betapa tidak, karena kita tidak punya bukti apapun tentang ridhaNya kepada kita. Kalau ada Nabi saww, kita tinggal bertanya kepada beliau saww. Nah, dengan tidak adanya beliau saww, dan ghaibnya imam Mahdi as, maka dari mana kita tahu bahwa kita sudah diterima atau belum, hingga kalau tahu belum diterimapun dapat segera memperbaiki.

Dalam keadaan seperti ini, maka kalau kita masih meluangkan waktu untuk membahas hal yang tidak terlalu menyangkut diri kita, agama kita dan akhirat kita dan, apalagi dengan sanad-sanad yang di pemaparan perawinya saja sudah terasa tidak kuatnya dan juga tidak ada hubungannya dengan nasib manusia yang semuanya ditentukan diri mereka sendiri, maka betapa ruginya kita.

Untuk pemeracauan Umar terhadap Nabi saww maka hal itu memang bisa dibahas dengan bahasa ilmiah dan kita sudah rada sering membahasnya di fb ini. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah kita sebagai muslim atau syi'ah sudah tidak meracaukan fikih-fikih Nabi saww yang diajarkan seumur hidup beliau saww dan dibela dengan cincangan tubuh imam Husai as di Karbala itu? Apa bedanya meracaukan Nabi saww dengan kata-kata dan dengan amalan kita hingga meyakini tidak mesti berfikih, tidak mesti bertaqlid dan dan ...???!!!

Bagi yang syi'ah harus belajar fikih dengan benar dan mengamalkannya dengan benar. Sebab apa bedanya meracaukan sabda-sabda Nabi saww dengan lisan atau dengan amal kita dilihat dari esensinya??

Anak nabi bisa jadi penjahat yang kafir, anak Fir'un bisa menjadi nabi, istri Fir'un bisa menjadi wali agung. Islam tidak mengajarkan determinisme dan paksaan atau penurunan dosa dan kemaksiatan melalui genetika.

Sekali lagi, mari kita lihat diri kita apakah kita sudah benar-benar tidak bersenyawa dengan yang pernah melecehkan Nabi saww?

Tulisan ini hanya sekedar memberikan wejangan pada diri sendiri dan pada antum semua, bukan untuk menghentikan segala jenis pertanyaan. Tanyakanlah apa saja kalau antum mau, barangkali aku dapat membantu. Akan tetapi ijinkanlah aku untuk mengarahkanmu kalau menurutku harus diarahkan kepada yang lebih penting. Begitu.





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.