Friday, April 1, 2016

on Leave a Comment

1. Bagaimana hukum barang temuan? 2. Hukum sujud di atas sajadah kain? 3. Hukum mennggalkan org tua untuk menuntut ilmu? 4 Tolong jelaskan apa arti wujud dan ada dalam filsafat? dll


Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=899407406839384&id=207119789401486

salam. semoga sehat selalu dan berada dalam hidayah Allah sekeluarga ya ustads. saya ingn bertanya tntg fikih dan filsafat. 1. bgmn hukum fikihnya barang temuan di Syiah, setahuku di sunni dlu hukumnya d unumkan dlu srtahun bru uang itu bisa digunakan.
2. saya kan sholatnya di atas sajadah ustads, nah inikan dr kain. bgmn hukumnya ustads. dn jika ingn ambl tanah tanahnya hrus diapakan. sy seting lihat org syiah bwa2 tanah bgt d tv. tp serius ustads sy tdk mngrti hrus tanah apa. tp sy mngrti maksudnya. bhkn tulisan ustads baiknya tanah karbala nah apa di Indonesia ada yg jual tanah itu. dn juga bagaimana jika sujudnya di tegel mesjid tanpa sajadah.
3. yaa ustads saya kan jauh dr org tua dn org tua itu tdk pnh mngidentifikasi dri sebagai sunni atau mazhab lainnya yg mteka tau ya mereka Islam dn jika ad aliran lain ya itu urusan mreka selama tdk mnggangu. nah ustads brrilah aku saran bgmn mngjk mreka u masuk k syiah juga caranya bagaimana.
4. apakah saya berdosa ustads jika saya mencri ilmu bgni. jauh dr org tua dn tdk merawat org tua yg sdh tua ditambah juga mash dlm tanggungan org tua.
5. tolong ustads jlaskn apa yg perbedaan dr "wujud" dan "ada" dalam filsafat. kmi dlunya mempelajari filsafat barat menganggap "ada" sm dengan "eksistensi" dn tdk mngenal istlah "wujud" bru dr ustads.
6. sebenarnya menurut ustads apakah beda dr esensi, sibstansi dan aksidensi itu.
itu dlu ustads tolong dijabarkan
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Ini saya nukilkan catatan sebelumnya:

127. Hukum Menemukan Barang, seri tanya-jawab Dharma Narendra dengan Sinar Agama

https://www.facebook.com/.../hukum.../284486258228596

by Sinar Agama (Notes) on Wednesday, September 21, 2011 at 2:44pm
Bismillaah: Hukum Menemukan Barang.

Dharma Narendra T P dikirim ke Sinar Agama:
Salaam !

1. Ustadz. bagaimana apabila saya menemukan barang di jalan apakah saya boleh ambil ? Kemudian apabila tidak ada yang merasa memiliki barang temuan tersebut apakah boleh diberikan ke orang yang sangat membutuhkan/ miskin ?

2. Apabila saya diberikan sesuatu yang setelah saya terima dan diketahui kemudian bahwa barang itu haram, sedangkan si pemberi tidak mau barang itu dipulangkan lagi, apakah boleh saya berikan barang itu ke orang lain yang menurutnya tidak haram ? Jazakumullah ya Ustadz. ....

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Mengambil barang temuan hukumnya adalah makruh. Mengambil di sini bukan memanfaatkan, tapi sekedar mengangkatnya.

(2). Kalau yang diangkat itu berharga satu Dirham atau lebih (sekitar Rp 10.000;), maka ada dua kemungkinan:

(a). Ada alamatnya, maka harus diberi tahu dan uangnya dikembalikan. Tapi kalau tidak ketemu, maka bisa dipakai atau disimpan -keduanya- dengan niat bahwa kalau nanti pemiliknya ditemukan, maka akan dikembalikan padanya (bisa juga disedekahkan dengan niat kalau nanti ketemu orangnya akan dikembalikan).

(b). Kalau tidak ada alamatnya, maka wajib (kalau tidak dilakukan maka dosa) diumumkan dan berusaha mecari pemiliknya selama setahun dengan cara yang nanti akan disebutkan. Kalau sudah diumumkan setahun tidak memberikan hasil maka bisa disedekahkan dengan niat pemiliknya. Tapi kalau nanti ketemu pemiliknya dan ia tidak rela, maka wajib mengembalikannya dan sedekahnya itu menjadi sedekahnya sendiri.

(3). Kalau yang diangkat itu kurang dari satu Dirham, maka bisa dipakai untuk dirinya atau diumumnya yang keduanya itu dengan niat, sampai nanti ketemu pemiliknya.

(4). Cara mengumumkan adalah setidaknya sehari sekali dalam minggu pertama, setelahnya seminggu sekali dalam tahun pertama. Dan diumumkannya itu di tempat yang biasa orang-orang berkumpul.

(5). Kalau yang ditemukan itu barang yang bisa rusak atau basi, maka harus diangkatnya lalu menyelamatkannya dari kerusakan sebisa mungkin, lalu mencari tahu berapa harganya, sebelum rusak, lalu barangnya itu dipakai atau dijual dan uangnya disimpan yang dalam melakukan keduanya itu harus dengan niat nanti kalau ketemu pemiliknya (dengan pengumuman-pengumuman di atas itu sesuai dengan takaran harga barangnya) akan dikembalkan.

(6). Kalau diberi barang dari barang haram yang diketahui kemudian, maka kembalikan saja dan taruh di tempat dia. Pengembalian itu tidak bersyarat harus dengan ridhanya dikembalikan padanya.


Sinar Agama .

2- Alas sujud itu harus dari tanah/bumi selain dari bahan yang bisa dibuat pakaian, makanan dan tambang. Karena itu, shalat di tegel itu tidak boleh karena ada catnya, tapi kalau murni dibuat dari semen atau lantainya dari semen, maka boleh (yang taqlid Rahbar hf).

Kalau antum tidak ingin repot, maka cari batu rata atau tembikar yang rata yang besarnya tidak boleh lebih kecil dari kuku ibu jari tangan, lalu bersihkan lalu jadikan tempat alas sujudnya dahi. Setelah selesai bisa dibawa ke mana-mana dan tahan rusah.

Kalau antum tinggal di Makassar, biasanya banyak teman yang menjual tanah Karbala yang sudah dipres. Tapi akalu kena air maka bisa hancur.

Paling afdhalnya tanha buat sujud adalah tanah Karbala. Mungkin karena sudah tersirami darah Nabi saww melalui cucu beliau saww yaitu Imam Husain as. Dan tentu masih banyak lagi hikmahnya.

Kalau sering dipakai, maka batu itu akan terlapisi keringat yang mengerting. Kala itu harus dibersihkan karena membatalkan sujud.


Sinar Agama .

3- Antum pelajari dulu dengan baik tentang dalil Imamah makshum yang 12 orang yang dikenal dengan Ahlulbait as. Kalau sudah bagus mengenali dalil-dalilnya, maka bisa memulai mengajak mereka. Dalam pada itu, antum harus rajin belajar fiqihnya.

Carilah buku fiqih Rahbar hf yang dipasarkan di toko-toko buku, biasanya di ikhwan-ikhwan ada yang menjualnya.

4- Kalau orang tua antum ridha, mengapa dosa? Tapi selalulah minta ridha dan doa mereka. Ketahuilah bahwa banyak sekali kunci-kunci kehidupan yang terbuka dengan lancar, kalau seseorang selalu mendapat ridha dan doa orang tuanya.

Antum juga terburu mengambil keputusan, sebab hidup itu tidak bisa dengan mudah bisa dilakukan secara mandiri. Jadi, harus punya topangan ekonomi dan semacanya.

5- Ada, wujud dan eksistensi memiliki makna yang sama. Ada bahasa Indonesia, wujud bahasa Arab dan Eksistensi dari bahasa Inggris.

6- Esensi itu adalah batasan wujud/ada/eksistensi. Esensi ini memiliki dua bagian:

a- Substansi, yaitu esensi yang adanya, wujudnya dan mengeksisnya tidak memerlukan pada penupang. Seperti manusia, batu, air, pohon, padi, ikan, nasi, udara, tanah, binatang, langit, bumi, dan semacamnya.

b- Aksidental atau aksiden adalah esensi yang adanya, wujudnya dan mengeksisnya memerlukan pada partner dan tidak bisa dengan dirinya sendiri, seperti sifat-sifat warna, rasa, bentuk-bentuk, beban, dan semacamnya. Misalnya, warna pohon, tinggi pohon, keras tidak nya pohon dan semacamnya.

Pembagian Substansi dan Aksiden:

a-a- Substansi dibagi lima: Benda/materi, Matter, Form, Ruh dan Akal (bukan akal manusia tapi non materi mutlak).

b-b- Aksident dibagi sembilan: Kwantitas, Kwalitas, Di Mana, Kapan, Posisi, Milik, Hubungan, Aksi dan Interaksi.


Arifuddin Syam oh begitu ya ustads. nanya lagi ya ustads. 1. apakah tanah liat yg dikeraskan bsa ustads? 2. apakah doa untuk org tua yg diajarkan di sunni itu sdh afdal tau kalau ada yg lebih afdal di syiah tolong dibagi ustads!!! 3. bgni ustads, kadang kalau sy sholat krtika baca ayat dan syikir biasanya sy baca terjemahannya ketika selesai membaca satu ayat atu dzikir tapi itu dlm hati. bgmn hukumnya ustads? 4. apkah jika wudhu itu harus air yg mengalir atau bisa diciduk karena selama ini sy melakukan kedua2nya dn juga u menyapu kaki apakah jari2 kaki jugq ikut disapu. 5. msh tntg sholat, sy jika lambat bngun subuh dan biasanya kepagian bngunnya sy lnsung sholat subuh ustads krn d sunni dlu dibolehkan walau trhtng dosa. nah klu di syiah gmn? apkah sama atau nanti d waktu dhuhur sebelum sholat dhuhur? 6. tentang filsafat, sy mash blm paham penjelasan ustads, tntg esensi, substansi dn aksiden itu. apakah setiap yg ada pasti memiliki ketiga2nya. seperti seumpama, manusia yg eujudnya ada manusianya, esensinya sebgai binatang rasional, trus substansinya ad bntuk manusianya dn aksidennya seumpama sarjana. tp klu mlht pnjelasan ustads, knp manusia masuk jg dicontoh substansi. trima kasih ustads, mhon bantuannya.

Arifuddin Syam atau kalau u no 6. klu bsa tolong jabarkan sekalian ustads. agar saya paham dn bsa bedakan!! karena setau ku ustads ketika bljr filsafat dlu sepwrti ini. 1. ada/yg ada/wujud/ itu berbeda dengan eksistensi, yg ada adalah apapun yg ada entah yg termatrilkan atau tdk yg tdk termatrilkan tp ad seperti perasaan dan pikiran. nah jika eksistensi hanya mengakui yg bersifat publik sj atau dialami oleh org lain. sehingga perasaan tdk diakui bereksistensi, sedangkan yg nyata beda lagi ustads. krn yg kupahami yg nyata adalah segala sesuatu yg ditangkap dalam tangkapan yg dapat dipercaya, contohnya ada mimpi itu reality/kenyataan tp ular dlm mimpi bknlah kenyataan. 2. esensi ad hakikat barang sesuatu, sedanglan substansi ad wahana bagi sifat2 sesuatu, sedangkan aksidensi adalah sifat. tolong diluruskan jika salah!!!

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Jelas bisa.

2- Apa saja doa yang baik untuk orang tua, sekalipun dikarang sendiri, adalah baik dan diterima Allah swt. Tapi kalau bisa awali bismillaah dan akhiri shalawat sebelum amin.

3- Tidak masalah, asal tidak diam terlalu lama. Kalau lama maka bisa putus shalatnya atau setidaknya wajib mengulangi satu ayat yang terbaca terakhir. Tapi yang demikian bukan kekhusukan.

4- Air mengalir atau kur itu dalam bahasan tahan tidaknya terhadap najis atau mudah tidaknya mensucikan najis. Tapi kalau wudhu' maka yang penting airnya suci dari najis dan halal. Bisa wudhu' dengan air secangkir kecil.

5- Kalau kesiangannya tidak sengaja, misalnya memang tidak bangun sama sekali, maka tidak dosa. Akan tetapi kalau mataharinya sudah terbit, niat shalatnya adalah Qadhaa-an. Dan boleh dikerjakan kapan saja.

6- Substansi itu selain yang sudah diterangkan bahwa kalau eksis tidak perlu kepada partner, juga memiliki arti bahwa jati diri atau unsur-unsur jati dirinya itu tidak bisa tidak, harus ada. Misalnya Binatang Rasional. Nah, manusia itu adalah esensi ringkas, sedang Binatang Rasional adalah esensi yang lebih rinci. Sedang Benda Berkembang Bergerak dengan Kehendak Rasional, adalah esensi yang lebih rinci lagi.

Nah, baik manusia, atau binatang (bagi manusia), atau rasional (bagi manusia), atau bergerak dengan kehendak (bagi manusia) adalah suatu esensi dan/bagian esensi. Yang disebutkan secara utuh walau global seperti "manusia" atau rinci seperti contoh di atas, atau disebutkan secara tidak utuh seperti "binatang", "benda berkembang" (bagi manusia), adalah substansi. Sebab baik secara utuh atau sebagian, hal-hal tersebut tidak bisa tidak, harus ada pada manusia. Jadi, esensi itu bukan badaniahnya, tapi batasan hakikatnya seperti "manusia" (kalau ringkas dan global) atau "Binatang rasional" (kalau lebih rinci).

Nah, esensi itu memiliki dua macam, ada yang substansi dan ada yang aksiden. Lihat penjelasan sebelumnya.

=====================

1- Wujud itu sama sama dengan eksistensi. Sepertinya ana sudah menjelaskannya. Kalau antum tidak sepaham, maka tidak masalah.

2- Sudah dijelaskan di poin 6.


Arifuddin Syam aduh sy masih bingung ustads membedakan esensi dan substansi

Arifuddin Syam yg kujelaskn tdk apa yg kupahami di mata kuliah filsafat dlu ustads itupun bukan dosen yg terangkan tp istilah itu sy pelajari sndiri dr buku2 filsafat setelh sy ketemu dgn istilah2 itu

Arifuddin Syam saya coba urai ya.. ustads. jadi esensi itu ada atribut yg ada pada sebuah wujud yg bsa dirasakqn atau dilihat dan menjadi batasan u wujud itu atau pembeda wujud itu dr yang lain. seperti manusia esensinya binatang rasional yg merupqkqn batasan dan juga pembeda dengqn wujud lain.

Sinar Agama Arifuddin Syam, esensi itu kalau wujudnya tidak perlu pada esensi yang lain, dikatakan substansi, seperti manusia, binatang, pepohonan dan semacamnya. Kalau memerlukan pada esensi yang lain, maka dikatakan aksident seperti warna-warni, bentuk-bentuk bidang atau volume, rasa-rasa dan semacamnya dari yang ada pada manusia, pepohonan, binatang dan semacamnya itu.

Kapas itu substansi. Karena itu akal bisa mengatakan bahwa kapas tidak perlu kepada putih untuk eksis/ada sekalipun kapas selalu putih. Karena itu warnanya bisa diganti yang lain. Tapi warna putih kapas, tidak bisa eksis tanpa tumpangan seperti kapas atau substansi lain seperti kapur dan semacamnya.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.