Wednesday, March 9, 2016

on Leave a Comment

Pokok-pokok dan Dasar-dasar Menjadi Syi'ah. Ustad saya sebagai syiah pemula apa yang harus saya lakukan terlebih dahulu?

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=879462742167184&id=207119789401486

assalamu 'alaikum ustadz. saya dulunya adalah seorang sunni, lalu sejak kuliah suka brljar filsafat dan akhirnya terlatih menggunakan akal untuk merenung dan berpikir serta meragu(skeptis) terhadap segala hal. akibatnya saya mempelajari semua agama. namun cm di dasar-dasar pembangun agama itu atau ushul lalu saya lakukan petbandingan terhadap agama Islam senditi dan menurutku tetap saja agama Islam lebih masuk akal dari segi ajaran. tapi tdk sampai di situ, sayapun juga bertanya2 apkah ada aliran Islam yang lebih baik dari sunni. dan akhirnya saya lebih tertarik ke wahabi maklum karena saya memang adalah seorang pecinta marx yang matealistis itu dan saya kira ajaran wahabi lebih masuk akal karena berusa melepaskan diri dari ajaran-ajaran ghaib dan taklid pada ulama sehingga baginya al quran dan hadits bisa ditafsirkan oleh siapapun. karena itu ustadz saya pernah masuk aliran ini. tapi ketika di dalam aliran ini sangat gemar mengkafirkan orang lain yg sangat bertentangan dengan ideologiku yang sangat cinta persatuan dan sangat benci pada kekerasan dan fanatisme. ketika di dalamnya saya lebih banyak mendengar mereka mengkafirkan "syiah" ketimbang aliran lain. bahkan di kampus sendiri mereka kerap membuat kajian ataupun seminar untuk mwmbuktikan kesesatan syiah. namun karena keseringannya mereka berbyat begotu saya jadi tertarik untuk mempwlajari apakah betul aliran ini sangat sesat. sangat membenci sahabat nabi, menuhankan Ali, komplotan yahudi, dllnya. dan akhirnya ya ustads setelah membaca beberapa kitab2 tulisan ulama2 syiah baik itu buku fisik atau digital sy diberi hidayah ustads. akal ini dapat membedakan dengan baik mana sebuah fitnah dan mana sebuah kebenaran. hati ini pun dapat merasakan lebih dekat kepada Nabi Saw dan ahlulbaytnya As. saya pun lebih merasa bebas dari junkungan akal yg selama ini lebih banyak dipenjarakan. dulu d sunni kami dilarang u memperdebatkan Tuhan, dulu di sunni kami disuruh pasrah menerima semua takdir Tuhan entah suka atau tidak. dlu di wahabi kami mala diajari mengimajinasikan wujud Tuhan, dlu di wahabi hati kami penuh dengan kebencian, dlu di wahabi saya sempat menentang keluarga karena keluarga sering melakukan "baca doang"(syukuran) tradsi org bugis. bhkn siaran kubur pun saya tentag habis2an, aplagi jk menyangkut masalh fikih di kehodupan sehari2. diri ini sdh yakin ustadz akan ajaran Islam yang sesungguhnya ini. hati ini sdh yakin telah menemukan "sirothol mustaqim" menuju Tuhan, namun ya ustadz diri ini masihlah awam tentang syiah. tolong bimbinglah sy ustadz. sebagai syiah pemula apa yang mesti saya harus lakukan terlebih dahulu. sy adalah mahasiswa Unhas Makassar. trima kasih. kebaikan bagimu dan keluargamu ya.. ustadz.
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih kepercayaan, curhatan dan permintaan bimbingannnya. Semoga antum membawa berkah sebagaimana disabdakan kanjeng Nabi saww kepada Imam Ali as:

"Ya Ali, kalau ada satu orang mendapatkan hidayah karenamu, maka itu lebih baik bagimu dari terbitnya matahari."

Siapapun yang membimbing antum kepada jalan lurus ini, tidak lepas dari bimbingan Tuhan juga, apakah ia sebuah buku, artikel atau seorang teman dan guru. Yang saya harap adalah semoga antum memang benar seperti yang digambarkan Nabi saww bahwa telah menerima hidayah dengan benar hingga lebih afdhal dari terbitnya matahari. Lebih afdhal dari terbitnya matahari yang kalau tidak terbit seminggu saja bumi akan menjadi es dan semua makhluk di dalamnya akan mati terutama manusianya.

Pokok-pokok dan Dasar-dasar Menjadi Syi'ah:

1- Mengimani adanya 12 imam makshum as setelah Nabi saww yang meneruskan misi kenabian selain menerima wahyu risalah karena wahyu risalah sudah berakhir dengan berakhirnya kanjeng Nabi saww.

Kedua belas imam itu dari Ahlulbait Nabi saww dan menjadi imam karena dipilih Allah sendiri yang disampaikan oleh Nabi saww kepada shahabat dan umat.

2- Tentu saja saya tidak membahas Tuhan dan Nabi saww karena antum dari Sunni yang sudah mengimani keduanya sebelum itu. Tapi karena takut ada yang salah paham, maka saya tulis di point dua ini. Jadi, menjadi Syi'ah mesti mengimani Tuhan, AdilNya, Kenabian dan Nabi saww, Keimamahan dan Hari Kiamat.

3- Adilnya Tuhan yakni tidak menentukan taqdir baik buruk bagi manusia. Adil juga bermakna tidak pernah berbuat aniaya pada makhlukNya sekalipun Dia Maha Kuasa berbuat apa saja. Adil juga bermakna meletakkan segala sesuatunya di tempatnya yang tepat.

4- Mengamalkan fiqih dengan benar, yaitu dengan memilih marja' yang akan dijadikan tempat rujukan fatwanya untuk diamalkan karena Allah. Merujuk atau taqlid kepada ulama/marja' ini adalah perintah Tuhan dalam Qur an dan perintah Nabi saww dalam hadits-hadits. Begitu pula dipahami akal sehat karena yang tidak spesialis sudah seyogyanya merujuk kepada spesialis.

5- Kitab Qur an yang ada ini juga mesti diyakini adalah asli dan tidak pernah mengalami perubahan. Susunan surat-suratnya juga disusun Tuhan, bukan Utsman.

Sinar Agama .

6- Tentang shahabat Nabi saww maka keyakinan Syi'ah adalah tidak memakshumkan mereka. Bagaimana mungkin memakshumkan mereka yang melakukan peperangan berkali-kali diantara sesama mereka hingga jatuh korban belasan bahkan puluhan ribu dalam sejarah Sunni yang diakui oleh semua ulama dalam kitab-kitab mereka.

Shahabat yang mengimani imam dan membela mereka sangat dihormati dan boleh dipanuti serta diambil riwayat-riwayatnya. Dan yang tidak mengimani dan bahkan memerangi, maka urusan mereka diserahkan pada Tuhan akan tetapi kita berlepas diri dari mereka (baraa-ah). Tapi tidak boleh mencela mereka tapi boleh membahas apa yang telah mereka lakukan yang telah ditulis dalam riwayat-riwayat atau dalam sejarah ulama Sunni sendiri.

Intinya, shahabat ini bukan masuk dalam bagian apapun dalam ajaran Syi'ah. Yakni tidak penting dan bukan ushuluddin atau rukun Islam. Bahasan biasa saja, tidak ada campur baurnya dengan ajaran agama. Agama tidak memerintahkan kita mengikuti mereka dan tidak pula memerintahkan memerangi mereka. Walhasil, beda dengan masalah kenabian atau keimamahan yang memang merupakan ajaran agama.

Shahabat kalau baik dari awal sampai ke akhir hayatnya, maka dia baik dan diridhai Tuhan. Dan yang tidak, maka sebaliknya. Allah swt dalam QS: 9:100, berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ

"Dan orang-orang terdahulu dari sebagian muhajirin dan anshar dan yang mengikuti mereka dalam kebaikan mereka itu, maka Allah ridha terhadap mereka."

Dalam ayat di atas secara gamblang dinyatakan bahwa hanya sebagian saja dari muhajirin dan anshar yang mendapat ridha Allah, begitu pula bagi yang mengikuti/meniru kebaikan mereka.

Sunni sendiri tidak menyatakan dari ayat di atas itu sebagai semua shahabat. Semua tafsir mereka menyatakan bahwa sebagian shahabat seperti yang beriman sebelum hijrah, yang berbaiat di bawah pohon dan semacamnya. Tentu kalau Sunninya yang beneran, bukan yang ngaku-ngaku seperti Wahabi.

Apapun itu, di Syi'ah, bahasan shahabat ini bukan bahasan agama yang menyangkut akidah atau fiqih. Dia hanya bahasan sejarah saja. Karena itu, tidak berkenaan secara dzati dengan agama Islam atau dengan madzhab Syi'ah.

Ayat di atas itupun telah mengisyaratkan dengan jelas bahwa yang termasuk diridhai Tuhan adalah yang mengikuti kebaikan mereka dalam beriman, ikhlash dan membela agama dan Nabi saww. Itu artinya, kalau orang-orang yang anggap saja sudah termasuk terdahulu tersebut, kalau berubah menjadi tidak baik, maka haram untuk diikuti. Karena yang diridhai Tuhan adalah yang mengikuti kebaikannya. Jadi, disamping ayat itu menyatakan bahwa tidak semua shahabat itu diridhai, juga ingin menyatakan bahwa yang diridhai sekalipun, bisa berubah setelah itu hingga menjadi tidak baik yang mana haram diikuti oleh generasi setelahnya dari shahabat lain dan tabi-in dan begitu seterusnya.

7- Kepercayaan dan keimanan-keimanan lain seperti beriman pada kitab-kitab Allah, malaikat-malaikat Allah, surga-neraka Allah, bidadari-bidadari dan jin-jin Allah, dan seterusnya, merupakan keimanan cabang. Yakni cabang dari keimanan ushul/dasar yang lima di atas itu (Tuhan, AdilNya, kenabian dan Nabi saww, imamah serta hari akhirat).

Jadi, yang meningkari hal-hal yang jelas dalam agama di atas itu, setelah datang padanya penjelasan yang jelas, sekalipun bukan ushuluddin, maka dia bisa menjadi kafir.

8- Keimamahan merupakan ushuluddin. Akan tetapi dia memiliki hukum tersendiri. Karena agama sendiri yang mengatakannya. Karena kalau tidak beriman pada imamah sekalipun sudah datang penjelasan yang jelas dan dipahami dengan benar tentang kebenarannya, maka tetap dikatakan muslim. Beda kalau tidak beriman pada Tuhan dan Nabi saww.

9- Kafir dalam istilah Syi'ah memilki banyak arti, seperti kafir dari Tuhan dan Nabi saww dimana hal ini maknanya kafir dari agama dan haram kawin dengan pelakunya. Ada kafir nikmat dimana hal ini hanya dosa dan orangnya tetap muslim. Ada kafir imamah dimana pelakunya tetap dikatakan muslim, wajib dihormati baik harta, nyawa atau kehormatannya dan juga dibolehkan kawin dengan mereka. Itulah mengapa para imam makshum as ada yang bahkan dibunuh istrinya sendiri, seperti Imam Hasan Mujtaba as dan Imam Muhammad Jawad as. Imam Ridha as sendiri bahkan mengawini anak dari penahan rumah dan pembunuh beliau as sendiri.

10- Syi'ah meyakini bahwa yang masuk surga adalah yang taqwa dengan agama dan madzhab yang benar. Sedang yang tidak beragama dan bermadzhab dengan benar, maka tetap bisa masuk surga dengan dua syarat:

a- Konsekuen melakukan kebenaran yang dipahaminya dengan ikhlash.

b- Belum sampai padanya penjelasan dan pemahaman yang benar tentang agama dan/atau madzhab yang benar.

Karena itulah maka orang Syi'ah rileks-rileks saja dalam hidup berlingkungan dengan agama dan madzhab apa saja. Bukan hanya rileks, akan tetapi bahkan meyakini kewajiban terhadap penghormatan dan kemenjagaan hak-hak orang lain yang beragama dan bermadzhab lain. Orang Syi'ah tidak bisa memastikan siapa yang masuk neraka. Sebab sekalipun penjelasan sudah datang pada orang yang beragama dan bermadzhab yang lain, akan tetapi barangkali belum dipahami dengan baik.

KARENA ITU, KALAU ADA SYI'AH TAKFIRI, MAKA HAL ITU SUDAH TERAMAT JAUH DARI AJARAN TUHAN, NABI saww DAN PARA IMAM MAKSHUM as ITU SENDIRI.

11- Orang Syi'ah juga kalau tidak taqwa tidak akan masuk surga.

12- Menjaga persatuan muslimin adalah ajaran asli dan dasar dari ajaran Tuhan, Nabi saww dan para Imam Makshum as, bukan ajaran taqiah, yakni bukan ajaran Islam yang diperuntukkan menepis keburukan dan bencana.

Mungkin saling menahan diri untuk tidak saling otot-ototan dan apalagi cela-mencela terhadap kepercayaan masing-masing, adalah ajaran yang berbau taqiah (walau hal ini juga merupakan ajaran Islam itu sendiri sebagaiman maklum di selain Wahabi), akan tetapi menjaga persatuan, bukan hanya ajaran Nabi saww dan Ahlulbait as, akan tetapi mereka as bahkan mencontohkan dalam hidup mereka as sehari-hari. Wassalam.

Arifuddin Syam Alhamdulillah, sangat senang mendegar perhatian ustads kepada saya dan juga penjelasan ustads. suhbhanallah, memang benar ustads. semua keyakinanku tentang syiah dimulai dari tahunya saya tentang sejaraha Ali as, Fatimah as, Hasan as, dan Husain as. dlu saya lebih banyak mendengar sejarah palsu tentang mereka as. selain itu memang sangat sedikit sejarah mereka di sunni menurut sepengetahuanku. yang lebih banyak itu Abu Bakar ra dan juga Umar Bin Khattab ra saja sehingga memang ya ustads saya dlu sangat mencintai mereka. tapi, setelah saya membca sejarah alternatif dari syiah sendiri tentang prilaku mereka pada keluarga Muhammad Saw diri ini menjadi merinding ya Ustads apalgi artikel dan buku yg kubaca memang menukil dari kitab sejarah sunni. saya juga sudah punya beberapa kitab syiah Ustads seperti Najh al balaghah terbitan Al huda dan juga Imam semesta dan Bebrpa yg lain tulisan ulama Iran seperti Ali Syariati dan Murthada Mutahhari. blog ustads sendiri saya dapatkan di google ketika searching blog-blog syiah yg bsa jadi rujukan dan menurut saya blog ustads yg tulisannya sangat moderat selain ABNS. kalu masih boleh bertanya ya ustads. sy ingin bertanya siapa2 saja ulama di syiah yg mencapai tingkatan marja dan mana yang terbaik menurut ustads yg wajib ditaklidi?

Sinar Agama Tambahan Kecil:

13- Keyakinan Syi'ah pada hadits dan penyikapannya. Hadits adalah kata-kata, perbuatan dan taqrirnya (diam dan persetujuan) Nabi saww dan Ahlulbait as. Ada beberapa poin yang perlu diketahui tentang hadits menurut Syi'ah secara global, seperti:

13-a- Hadits ini dibagi beberapa bagian, seperti shahih dan tidak shahih. Shahih bisa dilihat dari sanad dan bisa dilihat dari matan/isi.

13-b- Makna Shahih adalah bisa dijadikan sandaran, bukan berarti seratus persen sudah benar. Sebab bisa saja semua perawinya jujur dan tsiqah, akan tetapi bisa saja lupa atau salah paham. Karena itu, maksud shahih hanya bisa dijadikan sandaran. Artinya, kalau salahpun Tuhan pasti tidak akan mengadzab kita sebab dalam mengambil periwayatan sudah mengikuti petunjukNya dalam Qur an, yaitu mempercayai orang yang tidak fasiq (QS: 49:6).

Dengan demikian, maka makna shahih bukan pasti benar seratus persen, melainkan hanya bisa dijadikan sandaran.

13-c- Perlu diketahui bahwa kebanyakan perawian itu dilakukan dengan penukilan maksud dan makna, bukan kata-kata seperti Qur an. Persis seperti kalau kita saling menukilkan berita teman kita yang mana pasti yang dinukilkan hanyalah maksudnya, bukan perkata dan perharfiahnya. Begitu pula dengan hadits makshumin as yang diriwayatkan sampai kepada kita semua.

Dengan demikian maka perawian orang-orang tsiqah dan jujur itu bisa diterima dan dipercaya, akan tetapi belum tentu haditsnya benar seratus persen. Sebab bisa saja kelupaan dan salah paham atau salah dalam pengucapan.

14- Penghaditsan ucapan, perbuatan dan taqrirnya Ahlulbait as, bukan sebagai pensyari' atau pembuat syari'at, melainkan karena kemakshuman mereka as dan posisi mereka as yang sebagai penerus misi kenabian selain dalam menerima wahyu syari'at karena wahyu syari'at sudah berakhir dan wafatnya kanjeng Nabi saww. Jadi, karena Ahlulbait as itu adalah wakil dan penerus tugas kenabian yang dipilih Allah dan Nabi saww dan memiliki sifat makshum, maka apapun yang diucapkan, dilakukan dan ditaqrir oleh mereka as, sudah pasti benar sebagai ajaran Qur an dan Nabi saww. Karena itu, nilainya diatas perawian dan sejajar dengan hadits Nabi saww itu sendiri. Karena apa yang datang dari Ahlulbait as persis seperti yang diajarkan Nabi saww kepada mereka as. Jadi, semua isi ucapan, perbuatan dan taqrir Ahlulbait, sama persis dengan ucapan, perbuatan dan taqrirnya Nabi saww. Karena itu, bedanya hanya alamatnya saja, karena yang satu datang dari Nabi saww dan yang lainnya datang dari Ahlulbait as. Akan tetapi maksud dan kandungannya semuanya sama, karena semuanya bersumber dari Nabi saww.

Jadi, yang datang dari Nabi saww datang dari beliau saww secara langsung dan yang datang dari Nabi saww melalui Ahlulbait as, datang secara tidak langsung.

Sinar Agama .

15- Hadits yang tidak shahih, bukan berarti salah seratus persen. Sebab bisa saja perawinya ada yang tidak tsiqah dan tidak jujur, akan tetapi dalam periwayatannya dalam hadits yang disorot, benar dan jujur. Kan tidak semua orang yang suka dusta itu, pasti semua ucapannya dusta.

Jadi, hadits yang tidak shahih, tidak bisa seenaknya dicerca. Tapi tidak boleh dijadikan sandaran kalau tidak seirama dengan hadits lainnya yang shahih.

Begitu pula hadits yang shahih dari sisi sanad tapi sulit dipahami dari sisi matan/isi, juga tidak bisa seenaknya dimaknai, diambil, ditolak, dicerca, dan semacamnya. Biasanya ulama Syi'ah memilih jalan tawaqquf/bertahan/diam dan menyerahkannya kepada yang dapat memahaminya dengan baik di masa yang akan datang sesuai dengan perkembangan ilmu. Kadang Wahabi seenaknya mengambil hadits yang sekalipun shahih lalu menimpakannya kepada Syi'ah. Padahal ada sebagian hadits yang shahih sekalipun, yang hanya tetap dirawikan akan tetapi tidak dijadikan sandaran karena sulitnya menilai dari sisi matan/kandungannya.

Sinar Agama .
Penutup:
Untuk pertanyaan antum yang lainnya, sudah dijawab di dinding/status pertanyaan antum yang baru yaitu pertanyaan antum yang tertanggal 3 Februari 2016, tapi di pertanyaan lanjutan antum yang ada di kolom komentarnya. Saya sudah menjawab di sana. Wassalam.

Arifuddin Syam terima aksih atas bimbingannya ustadz. semoga ustads selalu diberi kemudahan. mohon selalu bimbingannya dan tolong janganlah lelah membimbing saya ustads. klu ada kesalahan tolong saya ditegur.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.