Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=956446107738629&id=207119789401486
Shadra Hasan membagikan kiriman ke Kronologi Sinar Agama.
Shadra Hasan
Salam.
Mohon konfirmasi tukilan di bawah ini
Kisah menarik ini diriwayatkan dari Imam Ja'far ash-Shadiq as. Dengan membaca kisah berikut ini, selain melihat kejahatan Iblis, kita juga dapat memahami asal muasal kita yang sebenarnya. Riwayat ini dapat menjadi bantahan atas riwayat-riwayat tidak jelas yang mengatakan bahwa dahulu putra Nabi Adam menikahi saudarinya sendiri, atau nikah silang, yang mana kisahnya juga bermacam-macam. Namun hal itu dibantah karena sesungguhnya dari sejak dahulu, Allah SWT tidak membenarkan perkawinan saudara dengan saudarinya. Karenanya saya merasa penting untuk menyadur kisah ini selengkapnya.
Nabi Adam dan Hawa hidup bersama sebagai suami istri, kemudian lahirlah seorang putri yang oleh Nabi Adam diberi nama Ataqah. Ataqah ini adalah wanita pertama dari rumpun manusia yang berbuat dosa. Karena itu, Allah mengirimkan seekor serigala sebesar gajah dan seekor burung sebesar keledai untuk membunuh Ataqah, lahir Kabil.
Ketika Kabil menginjak usia akil baligh, Allah SWT mengirimkan seorang wanita dari kalangan jin yang bernama Jehana dalam wujud manusia. Begitu Kabil melihatnya, Kabil pun jatuh cinta kepadanya. Lalu Allah SWT mendorong Nabi Adam Jehana dengan Kabil. Setelah itu lahir Habil. Ketika Habil dewasa, Allah SWT mengirimkan kepada Nabi Adam satu bidadari dari surga bernama Nazlah. Ketika Habil melihatnya, Habil pun jatuh cinta kepadanya. Lalu Allah menyuruh Nabi Adam untuk menikahkan Nazlah dengan Nabil. Nabi Adam pun menikahkan Nazlah dengan Nabil. Nazlah sang bidadari kemudian menjadi istri Hanik putra Nabi Adam.
Kemudian Allah menyuruh Nabi Adam untuk mempercayakan warisan kenabian dan ilmu kepada Habil. Perintah Allah ini pun dilaksanakan oleh Nabi Adam. Ketika Kabil tahu tentang hal ini, Kabil jadi marah. Kata Kabil kepada ayahnya, "Bukankah aku ini kakaknya yang lebih layak mendapat kepercayaan Allah?"
Nabi Adam berkata, "Wahai putraku! Urusan ini ada di tangan Allah. Allah-lah Yang memilih Habil. Jika engkau tidak percaya kepadaku, sebaiknya kalian berdua berkorban. Kalau yang korbannya diterima, dialah yang lebih patut. "
Selama waktu itu, api suka datang dan melahap korban-korban (seperti disebutkan dalam surah Ali 'Imran ayat 183). Kabil bekerja sebagai penggarap tanah (petani, peladang), sehingga korban yang dipersembahkannya adalah gandum yang buruk kualitasnya, sedangkan Habil bekerja mengurusi domba, sehingga korbannya adalah biri-biri jantan yang gemuk. Api melahap korbannya Habil saja (korban Habil diterima). Iblis mendatangi Kabil dan berkata:
"Wahai Kabil, apakah kalian berdua akan jadi banyak, keturunannya akan membanggakan diri kepada keturunanmu tentang karunia yang telah diberikan kepadanya oleh ayahmu dan tentang fakta bahwa api menerima korbannya dan menolak korbanmu. Kalau engkau membunuh dia, maka ayahmu tak punya pilihan lagi selain memberikan kepadamu apa yang telah diberikan ayahmu kepadanya. Karena itu, Kabil lalu membunuh Habil. Setelah itu Iblis berkata, 'Api yang menerima korban, sesungguhnya ia itu suci. Karena itu sucikanlah ia. Bangunkan bagi api itu sebuah rumah, dan tugaskan orang untuk menjaganya. Sembahlah dengan baik, dan uruslah dengan baik, agar korbanmu diterimanya, kalau memang ini yang engkau mau."
Kabil menuruti semua perkataan Iblis, sehingga Kabil menjadi manusia pertama yang menyembah api. Nabi Adam datang ke tempat pembunuhan Habil, dan menangis terus-menerus selama empat puluh hari.
Selama empat puluh hari ini pula Nabi Adam meratapi tempat yang menerima darah putranya. Di tempat inilah sekarang berdiri kubah masjid (utama) Basrah. Pada hari terbunuhnya Habil, istri Habil, Nazlah sang bidadari, hamil. Nazlah kemudian melahirkan seorang putra yang oleh Nabi Adam diberi nama Habil juga. Allah lalu menganugerahi Nabi Adam, setelah Habil, seorang putra lagi yang oleh Nabi Adam diberi nama Syeth. Tentang Syeth ini Nabi Adam berkata, 'Ini adalah hibatullah (karunia dari Allah)!' Ketika Syeth dewasa, Allah SWT mengirimkan kepada Nabi Adam bidadari lagi yang bernama Naimah. Bidadari ini datang dalam wujud manusia. Begitu Syeth melihatnya, Syeth pun jatuh cinta kepadanya. Lalu Allah menyuruh Nabi Adam menikahkan Naimah dengan Syeth. Nabi Adam pun menjalankan perintah Allah ini.
Naimah melahirkan seorang putri yang oleh Nabi Adam diberi nama Huriyyah. Ketika Huriyyah dewasa, Allah menyuruh Nabi Adam menikahkan Huriyyah dengan Habil 2.
Nabi Adam as pun melaksanakan perintah Allah ini. Umat manusia yang sekarang yang Anda saksikan ini merupakan buah dari perkawinan Huriyyah dan Habil 2. Ketika masa kenabian Nabi Adam berakhir, Allah SWT menyuruhnya mewariskan ilmunya dan pusaka kenabian kepada Syeth dan menyuruh Syeth bertaqiah (waspada dan berhati-hati), merahasiakan perkara ini dan tidak menceritakan perkara ini pada saudaranya, supaya saudaranya itu tidak membunuhnya, seperti Kabil membunuh Habil.
Bihar al-Anwar , jil. 11, hal. 226. Konsep Tuhan, hal. 318.
Trims ust Sinar Agama
0 comments:
Post a Comment