Friday, March 11, 2016

on Leave a Comment

Mengapa syiah sering disebut mashab Jakfari bukankah Imam Jakfar as tidak pernah menulis kita fiqih, Bagaimana hukum mengikuti sholat jumat dan hukum mengucapakan salam kepada non muslim

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=882168131896645&id=207119789401486


Salam
Semoga Ustadz selalu diberi rahmat dan rida-Nya. Afwan Ustadz saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan berikut ini.
1. Kalo kita ikut salat jumat bareng sunni, itu kan rukun salat jumatnya itu mendengarkan khutbahnya juga. Nah, kalo kita datangnya telat, pada tengah2 khutbah atau bahkan pada akhir khutbah, apakah salat jumat kita sudah lengkap? Artinya kita sudah tidak perlu mengganti salat jumat kita dengan salat zuhur?
2. Kenapa syiah suka disebut mazhab jafari? Apakah bener tuduhan wahabi bahwa imam jafar tidak pernah menyusun kitab fikih seperti 4 imam mazhab di sunni?
3. Apakah hukum mengucapkan selamat kepada orang yg keluar dr islam dan masuk kristen dalam kasus artis indonesia yg pindah agama tersebut dan ada orang islam yg posting berita tersebut sambil mengucapkan selamat kepada artis tersebut?
Terima kasih
Suka
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Dalam keadaan seperti itu maka sebaiknya shalat zhuhur setelah shalat Jum'at atau shalat Zhuhur dulu sebelumnya.

2- Syi'ah dikatakan Ja'fariah karena kebanyakan haditsnya diriwayatkan dari beliau as. Karena pada masa beliau as itulah Ahlulbait dapat mengajar dengan baik, setidaknya lebih bebas. Mengapa?

Karena Bani Abbas sedang melakukan revolusi terhadap pemerintahan Bani Umayyah. Jadi, beliau as yang tadinya dipenjara dan/atau diawasi di rumah beliau as sendiri, oleh Bani Umayyah hingga tidak bisa bergerak banyak seperti imam-imam sebelum dan sesudahnya juga, maka ketika menghadapi pemberontakan Bani Abbas, pengawasan itu menjadi kendor. Kala itulah Imam J'far as memiliki kesempatan mengajar secara terbuka di masjid. Artinya sudah tidak sembunyi-sembunyi lagi dalam mengajar.

Murid beliau kala itu ribuan orang, baik Syi'ah atau Sunni. Pada masa itu terdapat ribuat kitab yang tertulis karena diktean beliau as. Tapi dari ribuan itu, yang sangat terkenal hanya 400 kitab yang dikenal dengan nama "al-Ushuulu Arba' Miah". Kitab ini akhirnya juga tidak bertahan. Tapi syukurlah pada abad ke 3, sudah dijadikan satu kitab hadits oleh ulama Syi'ah pada generasi itu, seperti al-Kaafii dan semacamnya.

Karena kebanyakan riwayat ditulis dari Imam Ja'far as, maka di ujung perawiannya selalu dikatakan "diriwayatkan dari Imam Ja'far as" atau "ruwiya 'an Ja'far" (diriwayatkan dari Ja'far as), maka karena selalu dikatakan "dari Ja'far", maka madzhab Syi'ah juga dikenal dengan madzhab Ja'fari as.

Jadi, si Wahabi itu mengatakan bahwa Imam Ja'far as tidak pernah menulis kitab fiqih, maka ribuan hadits yang beliau as ajarkan dan ditulis oleh ribuan orang murid serta yang bertahan empat ratus kita hadits itu apa?

Perlu diketahui bahwa Ahli Fiqih itu, pada masa itu juga dikenal dengan Ahlulhadits. Jadi, fiqih selalu diiringi dengan ayat dan hadits. Artinya, karena mudah memahami hadits, maka dari hadits itu dapat terpahami maksud fiqih dan hukum Tuhannya. Beda dengan sekarang yang sudah tidak mengerti lagi akan apa yang menjadi tolok ukur pembicaraan dan pendengaran kala itu. Artinya, sosial kita yang sekarang dengan yang dulu itu bisa saja terjadi perbedaan. Karena itu maka untuk memahami hadits di masa sekarang (baca: setelah masa imam-imam makshum as) diperlukan ilmu lain seperti Ilmu Ushuululfiqih. Kalau dulu tidak perlu. Karena mereka dengan bahasa Arab aslinya dan dengan hidupnya yang berdampingan dengan Nabi saww dan Imam-imam makshum as, maka mudah memahami. Karena itulah ulama mujtahid kala itu juga disebut dengan Ahlulhadits.

Kalau semua yang tidak menulis dengan tangannya sendiri tidak bisa disebut dengan menulis kitab, seperti kitab fiqih atau hadits, maka Nabi saww sendiri tidak pernah menulis. Karena itu apa bisa dikatakan bahwa rukun pemahaman Islam yang ke dua, yaitu Hadits, bukan buatan Nabi saww? Atau bahkan Qur an sendiri. Karena tidak ditulis Tuhan, maka bisakah dikatakan bukan kitabullah?

3- Kalau memulai mengucap assalaamu 'alaikum, maka tidak boleh. Kalau menjawab assalaamu 'alaikum-nya, maka jawabannya hanya "alaik".

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.