Thursday, March 10, 2016

on Leave a Comment

karena saya masih baru di syiah saya mau bertanya tentang kewajiban rutin muslim sehari2 yaitu sholat. setelah membaca beberpa Fikih tntg sholat di syiah akhirnya saya tahu ustdz ada yg sangat berbeda.

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=880517358728389&id=207119789401486


Salam ustadz!!! karena saya masih baru di syiah saya mau bertanya tentag kewajiban rutin muslim sehari2 yaitu sholat. setelah membaca beberpa Fikih tntg sholat di syiah akhirnya sata tahu ustdz ada yg sangat berbeda. namun masih ad yang bikin saya bingung ya ustadz yaitu, 1. bgmn cara duduk iftirasy dan atau duduk tahiyat apakh dydyk di sunni sama dengan di syiah. seperti telunjuk dijulurkan dan jg duduk tahiya akhir kaki kiri tdk diduki lagi dan berada dibawah kaki kanan. jg apakah jari2 kaki kanan ditegakkan. 2. bagaiman dengan bacaan "rabbanalakalhamdu" di syiah apakah dibolehkan. 3. apakah salam di syiah juga harus menghadap ke kanan pas mengucapkan salamnya. terima kasih ya ustads
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya. Sebelum saya menjawab pertanyaan antum, perlu saya ucapkan s'lamat untuk antum dan teman-teman yang sudah menerima hidayah Islam melalui perawian Ahlulbait makshum as.

1- Duduk dalam istirahat antara dua sujud, atau duduk dalam tahiyyat, bebas-bebas saja. Bisa tegak lurus bertumpu rata pada ke dua kaki, bisa miring kiri dengan bertumpu di atas kaki kiri atau sebaliknya.

Tapi dalam tahiyyat tidak perlu menjulurkan jari telunjuk.

2- Bacaan sunnahnya hanya "Sami'allaahu liman hamidahu". Sedang bacaan lainnya, sejauh ini tidak disunnahkan. Tapi kalau mau dibaca dengan niat dzikir mutlak, yakni dzikir yang dibolehkan di setiap tempat, maka tidak masalah.

3- Tidak harus. Tapi boleh saja asal bukan di bacaan "Assalaamu 'alaika ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakatuhu". Sebab salam ini belum menutup shalat. Tapi sebaiknya menoleh kanan kirinya itu (kalau mau melakukannya juga) setelah semua salamnya selesai. Sebab salam pemutus shalat itu adalah "Assalaamu 'alainaa". Dan kalau salam ini belum selesai maka shalat belum selesai. Dan ketika masih dalam keadaan shalat, tidak boleh menoleh ke kanan atau ke kiri dan bisa membatalkan.

Sebagian orang yang menoleh kanan kiri, sambil mengucap tiga takbir yang disunnahkan itu. Ini yang lebih selamat kalau mau melakukan tolah toleh tersebut. Tapi jangan diniatkan sebagai sunnah sebelum kita ketahui fatwanya.

Arifuddin Syam terima kasih banya ustads. salam kenal ustads. panggil sj sy arif. dr makassar. oh ya ustads post ku yg kmrin menghilang. knp ya ustads

Arifuddin Syam kemarin saya koment lagi koment dari ustads atas postku yg pertama tapi sekarag tdk ada lagi. saya ulang saja lagi ya pertanyaanku ustads. maaf merepotkan. 1. menurut ustads siapa marja yang balik untuk diikuti untuk saat ini ustads. 2. komunitas syiah mana yang paling baik menurut uatads yg ada di Indonesia ini? (karena jujur saja Ustads saya jg ingn punya teman sesama syiah yg dapat saling membantu dalam agama dan urusan dunia.

Arifuddin Syam 3. kitab-kitab syiah mana saja yg hrus(baca; sebaiknya) dimiliki agar pengetahuan Syiah kita paling tdk kumpuni? 4. ya Ustads hamba ini dlunya punya sifat bruk yaitu apa2 saja yg saya thu tntg agama selalu saja saya suka bagi ke orang lain. pdhl itu hasil bacaan saja dan pendapat orang dan seolah jadi pendapatku sendiri. aplgi waktu jadi wahabi dlu. sangat lah sok mengerti akan Quran dan Hadits padahal pandai bahasa arab pun tdk apaliga ilmu rijal. tp sungguh Ustads saya ingn sekali beljar bahasa arab dan jg rijal tp yah namanya jg dlu wahabi. thu sedikit tp bcr banyak. mngkin Ustads bsa kasi saran tentag penyakit saya ini. bhkn sekarang pun sbg syiah kadang sy berbuat sep itu. sok tahu tentag ahlul bayt lah, tafsir quran lah, hadits lah wah.. saya bru menyadari lalu itu salah ustads. tp u belajar sebnya ada bhkn sngt besar cm cri gurunya yang susah ya ustads. terima kasih sebelumnya. maaf ya ustads terkesan curhat nih

Sinar Agama Arifuddin Syam, :

1- Menurut saya Rahbar hf yang nama aslinya Ali Khamenei hf, yakni ayatullah 'uzhmaa sayyid Ali Khamenei hf.

2- Menurut saya tapi secara global (tidak perindividu) dan relatif, Syi'ah yang layak dijadikan teman dan lebih sedikit meragukan, adalah yang tidak termasuk takfiri, yang tidak fanatik ormas dan yayasan, yang tidak ikut ormas, yang jelas bertaqlid secara benar, yang berwilayatulfaqih dengan benar, yang tidak mengaku-aku lebih baik dari yang lainnya tanpa dalil gamblang dan tanpa dalil yang sudah diadu dengan dalil dari lawan-lawan pemikirannya, yang fiqihnya merujuk pada marja'nya dengan jelas melalui kitab-kitab yang benar-benar dipahami atau melalui ustadz-ustadz yang ahli dan tidak terombang ambing politik dan kepentingan politik seperti ormas dan partai dan semacamnya, yang tidak heboh mencari kepentingan dunia, yang tidak mengemis dunia demi kemalasannya, dan semacamnya.

Tentu saja, hal di atas itu hanya sebagai penyaring secara kasarnya. Karena tidak pasti bahwa yang disebut di atas itu tidak menjaga agamanya dan tidak pasti juga yang tidak disebut di atas itu menjaga agamanya.

Penyebutan hal-hal di atas itu, karena secara umum (bukan melihat individu tertentu) seseorang akan bisa terenfekksi hal-hal negatif dalam beragama manakala dalam beragamanya menyimpang atau merugikan kepentingan dunianya seperti yayasan, ormas, partai, harta, posisi sosial dan semacamnya. Kita bisa melihat hancurnya beberapa orang dan mungkin banyak orang dalam membela islam dan Ahlulbait, gara-gara hanya kepentingan sebuah ormas yang bergaya menonjulkan nama Ahlulbait as. Ahlulbait as telah dijual dengan harga yang teramat murah dan sedikit. Semoga Tuhan sudi menolong mereka dan kita semua hingga menjadi penaat hanya padaNya, amin.

3- Kitab-kitab yang dikarang ulama Syi'ah. Hindari baca kitab/buku yang dikarang orang Indonesia sebelum antum yakin dia sudah mencapai derajat ulama dan taqwa hakiki, sebelum antum penuh terisi dengan buku-buku yang dikarang ulama Syi'ah seperti ayt Muthahhari ra, Imam Khumainir ra (tapi hindari buku yang diatasnamakan beliau ra yang dikarang oleh Wahabi), Imam Ali Khamenri hf, ayt Thaba Thabai ra, ayt Bahesyti ra, ayt Makaarim Syirazi hf (tapi hindari yang atas nama yaitu buku yang dikarang Wahabi tapi diatasnamakan beliau hf), ayt Subhani hf (tapi hindari buku yang diatasnamakan beliau hf), dan lain-lain ulama.

4- Kalau penyakit seperti itu, maka tinggal direm saja. Bicaranya tetap saja bisa dilakukan sebab berbicara tentang ilmu itu termasuk ibadah. Tapi ilmu, bukan khayal. Ilmu yakni berargumentasi dengan gamblang dan telah diadu dengan yang lainnya. Apalagi kalau ilmu Kalam tidak boleh taqlid. Nah, dalam hal akidah antum bisa terus berdiskusi dengan siapa saja. Syaratnya tidak congkak dan tetap mendengarkan dengan bijaksana dan benar terhadap apa-apa yang dibicarakan lawan diskusi antum. Kalau yang diutarakan lawan diskusi antuk itu terasa kuat dalilnya maka mesti diterima dan didukung. Kalau tidak kuat, maka dibantah dengan santun dan argumentatif.

Kalau ilmu-ilmu lain maka dilihat sejauh apa yang antum sudah pelajari, maka sejauh itu pula antum bisa berbicara. Akan tetapi jangan bergaya lebih dan/atau menyampaikan lebih. Sebab tidak akan merugikan siapa-siapa selain diri antum sendiri. Tentu saja, Islam akan dirugikan dengan keburukan tingkah laku kita, na'udzhubillah. Tuhan memang akan menolong agamanya, tapi siapa yang akan menolong kita kalau merugikan Islam dan kemanusiaan?

Sinar Agama Catatan:
- Mungkin saja ada orang beryayasan dan bahkan berormas, akan tetapi semuanya hanya dijadikan alat berbakti dan sama sekali tidak pernah menyintainya melebihi agama dan Ahlubait as hingga apa saja yang akan merugikan Islam dan Ahlulbait dari yayasan dan ormasnya, tidak akan pernah dilakukannya dan selalu menjaga taqwanya dan tidak melebihkan yayasan dan ormasnya di atas kepentingan agama dan Ahlulbait serta kemanusiaan. Orang seperti ini, walaupun beryayasan dan berormas, layak dijadikan teman beragama dan bersosial.

- Anjuran di atas dalam rangka menjawab pertanyaan antum yang ingin mencari pertemanan untuk diskusi dan saling mengisi tentang agama. Jadi, sekalipun anjuran saya itu sangat relatif dan juga kalaulah benarpun tetap tidak bisa digeneralisir, namun demikian tetap dibatasi maksudnya pada pertemanan yang ingin saling diskusi dan mengisi ilmu. Tapi kalu hanya untuk pergaulan biasa, maka jangankan sesama Syi'ah, dengan saudara Sunni dan kafirpun (yang tidak memerangi Islam), maka sangat dianjurkan selama tidak merusak agama dan ketaqwaan kita. Bahkan wajib hormat pada sesama muslim dan bahkan sesama manusia.

Arifuddin Syam wah sangat jelas penjelasan dari ustads. saya sangat senang ustads bisa mendapatkan ilmu yg menyejukkan hati dan pikiran dari ustads. kalau dalam bidang ilmu pengetahuan saya suka kok berdebat ustads. klu masalah filsafat sy juga sangat cinta. ok ustads. kapan2 sy tanya lagi ya. trima kasih bimbingannya. salam. kebaikan bagi ustads.

Andika Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad..
SukaBalas3 menit

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.