Sunday, March 6, 2016

on Leave a Comment

Kalau boleh saya ingin tau koq Syiah sangat sedikit ada di indonesia .. ?? dan Apa beda Syiah dengan Wahabi?


Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=873129179467207&id=207119789401486

Assalamu alaikum pa ustad .. Kalau boleh saya ingin tau
KO Siah sangat sedikit ada di indonesia .. ??
Apa bedanya shiah dgn wahabi?
Terus ciri sunni itu yg bagaimana?
Apa di indonesia ini ada sunni ?
Makash pa ustad ma'af ganggu waktunya ( mohon jawaban nya pa ustad sinar agama )
Komentar

Sinar Agama Ass wr wb dan terimakasih pertanyaannya:

1- Syi'ah sedikit di Indonesia karena Syi'ah yang masa sekarang ini dimulai dari setelah tahunya rakyat Indonesia akan adanya madzhab Ja'fari/Syi'ah ini, yaitu setelah terdengarnya revolusi Islam Iran.

2- Wahabi itu sama dengan Sunni di selain hal-hal yang dianggap menyimpang, seperti taqlif, maulid, baca Qur an untuk orang mati apalagi di kuburan, tawassul kepada para nabi dan wali, berbicara dengan orang mati di kuburan dan di mana saja, membaca ushalli dalam niatnya, sedekapnya dalam shalat di bawah pusar atau di samping pusar, bermadzhab, pakai kemenyan, tahlilan, haulan, dan semacamnya.

Tapi selain dari yang di atas itu, Wahabi sama dengan Sunni, seperti shalat limat waktunya, kitab-kitab haditsnya, dan semacamnya.

Tapi kalau dengan Syi'ah, maka jauh sekali beda Wahabi ini. Justru Syi'ah dekat dengan Sunni. Di masalah-masalah yang dianggap menyimpang oleh Wahabi seperti di atas itu, yakni yang ada di madzhab Sunni, ada juga di Syi'ah. Bedanya hanya pada sebagian obyeknya. Misalnya kalau tawassul dengan para wali, maka yang diutamakan di Syi'ah pada obyek-obyek makshum, yaitu Ahlulbair as walau, tetap bisa bertawassul dengan siapa saya yang disukui Allah seperti para wali yang lain, Qur an, Ka'bah, alam semesta, syari'atNya dan semacamnya.

Jadi, Wahabi itu jauh beda dengan Syi'ah dan lebih dekat dengan Sunni, walau Sunni ini, di mata Wahabi tidak lain hanya diyakini sebagai penghuni neraka karena berbagai bid'ah dan kesyirikan seperti dalam obyek-obyek yang sudah disebutkan di atas itu. Bahkan Sunni ini yang telah menjadi korban pertama kebengisan Wahabi ketika Jazirah Arab dijajah Wahabi (Aalu Sa'uud) yang dimulai di Najd (sekitar 7 suku Sunni dibantai) sebelum kemudian memperluas kekuasaannya dalam memberontak pada khalifah Sunni Utsmaniyyah, pada dua kota suci besar, yaitu Makkah dan Madinah. Ribuan Sunni digorok kayak kambing di lapangan kalau tidak kembali pada Islam murni dengungan Wahabi.

Walau demikian, Wahabi masih banyak kesamaan dengan Sunni seperti kitab-kitab haditsnya, khalifah-khalifah awal-awalnya dan semacamnya.

3- Di Indonesia kebanyakannya Sunni. Tapi nama Sunni ini juga diakui Wahabi untuk taqiah dan mempengaruhi Sunni yang sesungguhnya. Sunni adalah Madzhab dan aliran dimana dibid'ahkan di Wahabi. Sunni adalah menaqlidi salah satu empat imam fiqih dimana hal ini dibid'ahkan oleh Wahabi. Karena Wahabi (sesuai khayalan mereka) merasa hanya mengikuti Qur an dan Hadits. Karena itu, hati-hati dengan pengakuan Sunni atau Ahlussunnah. Sebab Sunni ala Wahabi artinya adalah mengikuti sunnah Allah dan Nabi saww. Artinya tidak boleh taqlid atau mengikuti imam madzhab manapun.

Karena itu biar orang bodoh dan tidak tahu bahasa Arab sekalipun, wajib berdalil dengan Qur an dan hadits sendiri dan tidak boleh mengikuti fatwa ulama yang spesialis. Karena itu Wahabi ini banyak diikuri anak muda yang bisa dibodohi. Padahal pada akhirnya mereka juga bertaqlid pada Abdullah bin Wahhaab di pendiri Wahhaabi ini. Jadi. cara kerja Wahabi, kaula muda ditipu dengan kewajiban hanya boleh mengikuti Qur an dan Hadits, lalu setelah itu dibawa ke aliran mereka sambil bersembunyi di balik Qur an dan hadits tersebut. Artinya, alirannya diatasnamakan keduanya.

Sunni dalam fiqihnya menaqlidi salah satu imam yang empat, Maliki, Hanbali, Hanafi dan Syafi'i. Dan di Indonesia, kebanyakan Syafi'i. Dalam aqidah/akidah Sunni mengikuti dua aliran, yaitu Asy'ariyyah (mengikuti Asy'ari) dan Mu'tazilah. Tapi di Indonesia kebanyakannya Asy'ari, karena mewajibkan beriman pada taqdir baik dan buruk dari Tuhan. Kalau di Sunni Mu'tazilah, sama dengan di Syi'ah, tidak boleh mengimani takdir baik buruk dari Tuhan ini. Karena kalau beriman padanya, maka sama dengan mengingkari akal, Qur an, Hadits dan keAdilan Tuhan. Habis, kalau sudah ditentukan siapa yang baik dan buruk dan siapa yang masuk surga dan neraka, lalu buat apa akal ini dicipta, Qur an diturunkan, para nabi as diutus, kita diperintah ini dan dilarang itu, penghisaban di padang makhsyar dan semacamnya??!!!


Ziwwa Aulia Oo bgtU .. kalau saya boleh tau ciri org2 shia itu apa ?
Sya liat wahabikan jidatnya hitam celananya cinkrang

kalau sunni suka pake sarungan pake songkok putiah dan hitam maulidan ziarahan

kalau org2 shiah ciri apa ??

Maaf merepotkan?
Mohon penjelasannya pa ustad


Sinar Agama Ziwwa Aulia, kalau di Indonesia sepertinya tidak punya ciri tertentu, sebab semua pakaian yang ada di kebiasaan Sunni dan Wahabi, kalau hanya pakaiannya, sama sekali tidak terlarang dipakai di Syi'ah. Hanya saja Syi'ah tidak mensyaithankan yang tidak cingkrang dan memukminkan seseorang yang hanya kecingkrangannya tapi dengan ketaqwaan dan kerahmatannya serta penyelasamatannya untuk alam. Karena dalam hadits dikatakan Muslim adalah yang menyelamatkan dan menyantuni orang lain. Muslim kata kerja dari menyelamatkan. Jadi, biar celananya cingkrang, tapi bengis pada orang lain, maka dia sama sekali bukan muslim yang hakiki dan lahir-batin.

Orang Syi'ah juga ada yang berjidat hitam. Di Indonesia atau di luar negeri. Apalagi kalau di Indonesia, sebagian Syi'ah dari bekas orang cingkrangan yang berjidat hitam.

JIdat hitam itu karena model sujudnya dipanjangkan., yakni jarak antara dahi dan lutut. Karena orang Wahabi meng-ontakan orang sujud yang pendek (antara jidat dan lutut) lantaran paha menyentuh perut, maka mereka memberikan jarak antara paha dan perut. Saya juga dulu ketika masih di Muhammadiah seperti itu. Akhirnya, tekanan badan lebih banyak pada jidat/dahi. Karena itu, tidak lama dahi kita sudah jadi hitam. Terlebih kalau di pergerakan-pergerakan wahabi. Karena sujudnya juga dipanjangkan dalam arti waktunya karena membaca dzikirnya secara pelan supaya lebih tuma'niinah/tenang. Nah, tekanan ke dahi yang teramat berat, ditambah bacaan yang berwaktu agak lama, maka dalam waktu sebentar saja dahi sudah jadi hitam. Saya dan bahkan murid-murid wanita saya dulu, berjidat/berdahi hitam.

Dulu kita mengira bahwa tanda sujud yang disebut dalam Qur an itu adalah warna hitam itu. Padahal bukan itu maksudnya, melainkan karena dulu di jaman Nabi saww sujud itu hanya ke tanah karena memang wajibnya ke tanah dan tidak boleh pakai tikar atau permadani, maka yang banyak shalat, dahinya jarang bersih dari debu dan pasir kecil yang menempel di dahinya. Jadi, bakas-bekas sujud yang dimaksudkan Qur an (QS: 48:29) secara lahiriahnya, adalah debu-debu dan pasir-pasir kecil yang sering ada atau selalu ada di dahinya karena banyak shalat, bukan hitam yang dikarenakan tekanan seperti di atas itu.

Sedang makna batinnya jelas sekali, yaitu memberikan ketentraman bagi yang melihatnya. Karena Islam dan muslim itu adalah rahmat bagi semua alam lantaran mengikuti Nabi saww yang secara hakiki merupakan rahmat bagi semua alam. Perhatikan QS: 21:107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

"Dan Kami tidak mengutusmu (MUhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.