Sunday, March 13, 2016

on Leave a Comment

Apakah ruh hewan mempunyai 3 daya yaitu kecualli daya akal? apakah akan di hizab? kemanakah ruh hewan setelah hari kiamat?

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=883104385136353&id=207119789401486


Salam ustd. Semoga selalu diberi kesehatan.maaf status yang dibawah salah kirim.
Saya mau bertanya,
1. Apakah ruh hewan mempunyai 3 daya yaitu keecualli daya akal?
2. Apa perbedaan daya hewani perihal ikhtiar pada hewan dan manusia?
3. Kalau hewan punya daya hewani yang ada unsur ihtiar apakah brarti hewan akan dihisab?
4. Apakah untuk tumbuhan dan benda mati nanti tidak akan ada hisab di hari akhir?
5. Kalau hewan tidak punya daya akal, lalau bagaimana dengan hewan yang penafsiran saya bisa berfikir walau berfikir jangka pendek. Misal kucing yang mencoba berbagai cara sampai akhirnya bisa mencuri ikan dalam meja makan.
Terimakasih
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Benar demikian.

2- Tidak ada bedanya. Yang membedakan hanya pada manusia terdapat akal yang bisa mengerti dan mengontrol kemana ikhtiarnya akan digunakan.

3- Tidak. Karena ukuran ikhtiar yagn dihisab manakala dibarengi dengan adanya akal, bukan ikhtiar semata. Tapi sering dalam ucapan dan penulisan tentang ikhtiar manusia, dimaksudkan bukan ikhtiar dalam bergerak, melainkan ikhtiar dalam memilih yang baik dan yang buruk. Jadi, sering penggunaan kata ikhtiar ini dipakai dalam dua tempat yang beda maksud. Karena itu, mesti perhatian pada konteks pemakaiannya.

4- Tidak akan dihisab. Karena ukuran hisab adalah akal.

5- Akal bukan seperti itu pengertiannya. Kalau seperti itu, maka pohon juga berakal, sebab akarnya di bawah tanah akan cenderung berkembang ke tanah yang lebih basah dan berair.

Akal, sebagaimana sudah sering dijelaskan, adalah kekuatan atau daya yang mampu menyimpulkan universal dan menerapkannya, bukan hanya memahami. Kalau hanya memahami maka semua binatang itu berakal. Sebab sudah pasti kalau ada api mereka paham harus menjauh.

Inti akal adalah kekuatan dalam menyimpulkan universal dan konsekuensi-konsekuensinya. Misalnya dengan melihat banyak orang dan manusia, akal mengerti bahwa manusia itu universal dan bisa diterapkan kepada ekstensi-ekstensinya. Dengan melihat beberapa kali api yang dirasakannya panas, akal dapat menyimpulkan universal, misalnya memahami bahwa semua api itu panas. Nah, penyimpulan universal inilah yang disebut akal.

Dari penyimpulan universal itu bisa berkembang kemana-mana seperti definisi, penerapan hukum universal kepada ekstensi-ekstensinya dan seterusnya.

Raihana Ambar Arifin Slm. Ustd. Lalu ruh makhluk selain manusia. Ktika sudah kiamat kemana atau substansinya brubah jadi apa ustd? Trims

Sinar Agama Raihana Ambar Arifin, sebagaimana sudah sering dijelaskan di catatan-catatan sebelumnya bahwa setiap esensi di dunia materi ini, memiliki malaikatnya sendiri yang dalam filsafat disebut dengan tuhan-species, yakni pengatur (tidak mandiri) species. Nah, semua ruh selain manusia, kembali ke wathan/negeri asalnya yaitu tuhan species itu. Sedang manusia, karena memiliki akal dan ikhtiar akliah itu, maka tidak bisa kembali ke wathan aslinya kecuali yang bertaqwa. Itulah mengapa kanjeng Nabi saww bersabda:

"Cinta negeri asal adalah iman."

Negeri asal adalah negeri kemanusian yang manusia yang merupakan sumber adanya manusia, yaitu yang berakal pahaman dan aplikasi. Nah, yang tidak mengikuti akal pahaman dan akal aplikasinya, maka tidak bisa kembali ke negeri asalnya. Mereka akan masuk ke negeri lain yang sejenis dengan perbuatannya, yang biasa disebut dengan neraka dengan bentuk barzakhi yang bermacam-macam seperti anjing, babi, keledai, monyet dan semacamnya.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.