Thursday, March 3, 2016

on Leave a Comment

Apakah bermimpi bertemu (bersama) para imam maksum as adalah mimpi yang benar dan baik


Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=868787316568060&id=207119789401486

Ini Hilman ke Sinar Agama
12 Januari
Assalamualaikum ustad,bagaimana kabarnya ? Rindu ilmunya yang menyinari pikiran
Ijin bertanya ustad, apakah bermimpi bertemu(bersama) para imam maksum as adalah mimpi yang benar dan baik,sebab saya bermimpi bersama imam ali as dalam. Keadaan mencekam dan tiba tiba meloncat jadi sedang memperingati asyura, maaf kalau cerita nya nyeleneh.apakah mimpi seperti itu mimpi yg baik atau hanya kembang tidur saja,walau bagaimanapun me mimpikan tentang bertemu imam ali as adalah sesuatu yg sangat berkesan bagi saya
Mohon penjelasan nya
Trimakasih .
Suka
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Seingatku, saya sudah sering bercerita tentang mimpi ini.

2- Salah satunya adalah bahwa memimpikan Makshumin as yang bahkan Nabi saww sekalipun, sangat-sangat belum tentu mereka as. Memang syaithan tidak bisa meniru Nabi saww, tapi berbohong atas nama beliau saww bisa saja. Yakni menunjukkan diri dalam bentuk selain Nabi saww tapi mengaku sebagai Nabi saww.

3- Yang dikatakan Nabi saww "Kalau kalian bermimpi aku maka itu adalah aku karena syaithan tidak bisa meniru rupaku.", maksudnya adalah tidak bisa meniru wajah Nabi saww. Tapi kalau dengan wajah lain dan mengaku beliau saww maka bisa saja.

4- Karena kita bukan shahabat yang mengenali wajah Nabi saww, maka kalau kita bermimpi beliau saww sangat-sangat belum tentu beliau saww. Bisa beliau saww dan bisa juta tidak.

5- Anggap tentang Ahlulbait as juga seperti itu, maka memimpikan mereka as juga belum tentu mereka as.

6- Hasil yang paling bagus kalau bermimpi mereka as adalah menyukurinya. Sebab sekalipun hal itu khayalan, tetap saja khayalan yang baik. Karena yang dikhayalkan adalah Makshumin as. Syukur kalau betulan mereka as.

7- Akan tetapi, jangan sampai memasti-mastikan bahwa yang dilihat itu adalah mereka as. Apalagi memasti-mastikan bahwa maknanya adalah kebaikan buat kita dalam arti bahwa kita sudah baik dan diterima mereka as. Sebab sekalipun benarpun, maka bisa saja makna mimpinya itu menakutkan kita. Misalnya kita didatangi mereka karena kita masih melakukan maksiat, apalagi kalau besar dan terulang-ulang. Artinya, mereka as datang untuk memberikan peringatan. Hal ini akan lebih berat konsekuensinya ketimbang orang yang tidak pernah didatangi mereka as. Sebab sudah didatangi kok masih terus maksiat, misalnya.

8- Karena itu ambil sisi baiknya saja, yaitu dengan bresyukur walau tidak pasti, dan merupakan peringatan atau dakwah mereka as bagi kita. Dengan ini maka syukurnya tidak jelek karena syukur itu baik sekalipun anggap salah sangka, tapi sangka baik di sini bagian kebaikan. Begitu pula kalau dilihat dari sisi tidak memastikannya. Hal ini jelas baik. Begitu pula kalau dilihat dari sisi memahaminya sebagai peringatan dan dakwah untuk kita. Hal ini jelas baik karena akan membuat kita terus menerus mengoreksi diri dan meningkatkan ketaatan kita.

Sinar Agama .

9- Sedang rabaan maknanya adalah: Duka Karbala itu bukan hanya duka umat, akan tetapi duka Ahlulbait as dan bahkan Nabi saww. Saya sudah pernah menulis bahwa Nabi saww sudah menangisi peristiwa Karbala itu sejak Imam Husain as masih baru lahir dan baru diadzani oleh beliau saww.

Makna yang lain adalah keberdukaan kita mesti mewarnai kehidupan kita. Jadi, sudah semestinya kita terus menerus menaikkan taqwa kita dengan belajar akidah dan fiqih dan mengamalkannya dengan ikhlash.

Rasa mencekam dan berdiri meloncatnya Imam Ali as itu bisa dirabakan sebagai dekatnya datangnya Imam Mahdi as. Karena salah satu tafsiran dari keluarnya yang mati dari kuburan di hari akhir yaitu yang ada pada QS: 27:82 adalah keluarnya Imam Ali as dari kuburan dalam raj'ah:

وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ

"Dan ketika sudah diputuskan ke atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari dalam bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya orang-orang tidak meyakini ayat-ayat Kami."

Kalau tafisiran ini benar, maka sangat mungkin meloncatnya beliau as itu ditafsirkan sebagai meloncatnya dalam alam kubur dalam raj'ah ketika Imam Mahdi as datang. Allahu A'lam.

Ini Hilman jadi seperti itu, lalu apabila sudah muncul imam mahdi afj, apkah yang mengalami raj'ah seperti imam ali as dan yg lain nya,apa setelah selesai membantu imam mahdi as akan mengalami mati syahid atau hal yg lain nya,kiranya ustad bersedia menejlaskan nya, karena saya kurang paham tentang raj'ah

Sinar Agama Ini Hilman, biasanya kedetailan-kedetailan di hari yang akan datang itu, tidak bisa dipastikan dengan memantau hadits yang ada. Karena itu, kita serahkan pada masa datang saja. Karena biasanya juga para ulama hanya mengatakan bahwa kita hanya wajib percaya dan beriman pada raj'ahnya, akan tetapi detaildetailnya tidak wajib mengetahuinya karena memang sesuatu yang akan terjadi.

Kalau saya boleh mendekatkan maka persis seperti masalah akhirat itu sendiri. Yang penting adalah bahwa kita wajib percaya akan adanya, surga neraka dan semacamnya yang global-global. Tapi rincian hisab itu seperti apa, hakikat adzab di neraka dan hakikat nikmat di surga itu seperti apa, maka hal itu sama sekali tidak wajib diketahui.

Jadi, yang wajib diyakini dalam raj'ah itu hanya raj'ahnya, tapi detail-detailnya, kita serahkan ke masa itu sendiri.

Ini Hilman jadi seperti itu, ustad terima kasih atas pencerahnya

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.