Friday, July 14, 2017

on Leave a Comment

MUSIK yang boleh didengar dan MUSIK yang dilarang

Arief Budiman ke Sinar Agama
26 Mei
Assalamualaikum wa Rahmatullah wa barakaatuh allahumma shalli'ala Muhammad wa Aali Muhammad
Mohon sharingnya ust. ;
1.Musik apakah yang boleh kita dengar , Dan apakah ciri ciri musik yang tidak dilarang serta di larang ?
2.jika saya ingin bersenandung dengan alat musik ,jenis alat musik apakah yang boleh saya gunakan,dan lagu apakah yang boleh saya buat dengan kriteria yang diperbolehkan ?
Sementara ini hanya itu saja dahulu yang ingin saya tanyakan ,terimakasih atas perhatiannya semoga ust. Beserta keluarga dan para sahabat kian diberkahiNya serta senantiasa kita dipersaudarakan dalam Tuhan.
Wasalam
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
1
26 Mei pukul 15:19
Manage

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
1
26 Mei pukul 21:32
Manage

Sinar Agama Dalam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Musik yang bisa didengar adalah yang isi syairnya agamis dan lekukan suaranya tidak muthrib (tidak bisa dibuat joget, goyang, dansa dan buang-buang waktu -tidak serius menghadapi hidup dan akhirat- atau juga yan
g biasa dipakai di pesta-pesta sia-sia seperti di night clup dan semacamnya). Begitu pula kalau ada iringan musiknya, maka syaratnya seperti lekukan suara atau nada suara di atas.

2- Alat musik semuanya haram. Tapi kalau untuk mengiringi lagu-lagu di kriteria di nomor (1) di atas itu, maka sepertinya masih diperbolehkan.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
1
27 Mei pukul 10:42
Manage

Arief Budiman Terjemahan bebas / bahasa Indonesia dari MUTHRIB itu sendiri apa ya ust. ?
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
1
27 Mei pukul 11:14Telah disunting
Manage

Sinar Agama Arief Budiman, : muthrib (tidak bisa dibuat joget, goyang, dansa dan buang-buang waktu -tidak serius menghadapi hidup dan akhirat- atau juga yang biasa dipakai di pesta-pesta sia-sia seperti di night clup dan semacamnya). Ditambah tidak menyesatkan.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
1
28 Mei pukul 14:16
Manage

Arief Budiman Bolehkah dengan cara Fokus tujuan membuat musik dan lagu dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan,dengan niat dari nurani,serta memang menjadi tugas diri ,membuat dan menyanyikan lagu tersebut dengan syarat seperti yang ust. Jabarkan ,membuat lagu untuk meningkatkan spiritual dan juga membuat lagu untuk perang membela risalah.
Apakah yang demikian diperbolehkan ust. ?
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
1
29 Mei pukul 6:46
Manage

Sinar Agama Arief Budiman, dulu sekali Rahbar hf pernah berkata bahwa dengan musik tidak bisa mendekatkan diri kepada Allah swt. Maksudnya mendekatakan diri kepada Allah swt secara hakiki, yang tidak riya' seperti lahiriah penyanyi yang selalu ingin menyanyi supaya orang mengagumi dan terpana dengan lagunya, yang tidak perasaanis seperti merasa taqwa seperti para pendengarnya yang dengan mendengar musik merasa khusyuk (tentu kekhusyukan khayali dan bukan hakiki), yang tidak khayali dalam segala hal seperti jihad, keberanian, cinta Tuhan, cinta Nabi saww, cinta Ahlulbait as dan seterusnya. Contohnya, cinta Tuhan tapi gedek-gedek atau goyang-goyang kepala sambil hanyut menyanyi lalu setelah itu lezat dalam makan-minum dan semacamnya yang jangankan jihad dan mati syahid akan dilezatinya, shalatnya saja tidak sampai seatom lezatnya dari mendendangkan lagunya. Biasanya kehidupan penyanyi fokus pada orang dan perhatian orang lain. Artinya fokus bagaimana lagunya diasyiki, bukan bagaimana supaya pendengarnya menjadi asyik pada Tuhan jauh melebihi senandung lagunya.

By the way, kalau antum mau buat, bisa buat dengan kreteria di atas. Dan boleh dengan niat seperti yang antum katakan itu. Tapi jangan terlalu banyak mengharap hal itu akan terjadi. Kalau bisa, tambahkan juga niat seperti: "Dari pada dunia musik dipenuhi yang maksiat dan jelas-jelas melenakan ke jurang keasyikan musik dan jurang kemaksiatan yang terang-terangan seperti cinta, pacaran, joget, dansa, dan semacamnya, maka sebaiknya diisi juga yang Islami yang barangkali bisa mengerem semua itu atau mengurangi semua itu." Dan tambahkan juga niat seperti ini: "Barangkali dari cinta Tuhan, cinta Nabi saww dan cinta Ahlulbait as serta cinta-cinta kebenaran yang lainnya yang dengan musik yang pasti tidak hakiki dan hanya khayali ini, bisa memicu kepada cinta hakiki dengan pengamalan konsekuensi-konsekuensinya."
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
2
29 Mei pukul 10:36
Manage

Arief Budiman Terimakasih ust. Saya rasa cukup sementara ini kajian tentang musik dan lagu.trimakasih atas semua waktu dan ilmunya ust. Mungkin nanti ada pertanyaan lain yang akan dibuka pada waktu,kesempatan dan topik yang baru.
Semoga ust kian diberkahiNya.
Wasalam
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
2
29 Mei pukul 12:23



Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1273110002802454




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.