Saturday, September 10, 2016

on Leave a Comment

Kepercayaan pd alquran merupakan keotomatisan percaya dr kenabian. Lalu knapa kprcayaan pd hari akhir masuk jg pd usuluddin bukan kah dg percaya pd kenabian dg qurannya sdh di sebutkan akan adanya hari akhir.....???

Link : https://web.facebook.com/sinaragama/posts/998023546977769


Salam ustad.....
Mohon penjelasannya...
Kepercayaan pd alquran merupakan keotomatisan percaya dr kenabian.
Lalu knapa kprcayaan pd hari akhir masuk jg pd usuluddin bukan kah dg percaya pd kenabian dg qurannya sdh di sebutkan akan adanya hari akhir.....???
Trima kasih
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Raihana Ambar Arifin Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Semoga antum bertanyanya ini setelah membaca satu dua kali catatan tentangnya, seperti "Pokok-pokok dan Ringkasan Ajaran Syi'ah".

a- Yang menjadi dasar dan tidaknya keimanan adalah bahwa kalau hal itu tidak ada atau tidak diimani, maka fiqih/syari'at tidak akan dilakukan.

b- Nah, kitab itu ada atau tidak, tidak menyebabkan beramal dan tidak beramalnya seseorang terhadap ajaran seorang nabi.

c- Lebih jelasnya, seandainya Tuhan menurunkan agamaNya tanpa kitabpun, maka kalau sudah jelas argumentasi kebanian seseorang itu, wajib diikuti dan akal mengatakan yang beriman akan mengamalkan agama atau syari'atNya. Kasarnya agama itu tidak mesti turun dengan kitab, bisa saja dengan wahyu tidak tertulis.

d- Tapi kalau akhirat, maka kalau belum diyakini, maka akan mempengaruhi keberamalan atau tidak keberamalan seseorang terhadap syari'atNya.

Ali Asytari Tp bagaimana mislnya klw dg perrktaan kita at perkataan nabi bahwa akherat itu ada.dimana tdk dijelaskan secara rinci at fiosofis dn hanya mengatakan adanya tanpa dalil akal at penejlasn...??

Ali Asytari Maksudnya apakah klw tanpa penjelasan itu bisa di katakan tdk taklid dlm usuludin

Sinar Agama Ali Asytari, kalau yang dilihat sebagai taqlid atau tidaknya, bukan kata-katanya, tapi apa yang ada di akalnya. Kalau kita mengatakan bahwa akhirat ada karena Nabi saww yang berkata dengan sabda beliau saww atau dengan Qur an yang beliau saww katakan sebagai firman Tuhan yang dibawakan beliau saww untuk kita manusia, maka ini masih terhitung taqlid dan belum sempurna imannya.

Ali Asytari Maaf ustadz....bukankah kita sdh meyakini nabi benar 100% perkataannya.lalu dg pekataan nabi bahwa akhirat itu ada dn kita yakin akan adanya akhirat dg dalil kebenaran yg 100% itu.wlpn nabi at kitab mengatakn ADA nya sj tanpa penjelasan yg akli/penjelasan rinci bknkah itu sdh bisa dijadikan dalil yg kuat dn bkn taklid.....?
Jd perbedaannya hanya rinci dn tdk rincinya.
Tdk rincinya cukup perkataan "ada".
Dn rincinya dg dalil2 akal.

Maaf nih ustadz......

Sinar Agama Ali Asytari, mengikuti Nabi saww dalam iman, sekalipun sudah diterima Islam, akan tetapi belum masuk dalam iman hakiki. Saya sudah merincinya di catatan "Pokok-pokok dan Ringkasan Ajaran Syi'ah". Iman terhadap obyek keimanan yang ushul/dasar mesti dan harus argumentatif dalam obyeknya itu sendiri, bukan argumentatif dalam masalah orang yang diikutinya. Jadi, ada dan rincinya tidak membedakan dalam hal ini, yakni hal tidak cukupnya taqlid pada siapapun sekalipun Nabi saww untuk meraih iman hakiki lahir batin.

Ali Asytari Maaf ustadz...

Mungkin analoginya, usuluddin itu sprti matematik yg kita tau jalan/rumus mendapatkan hasilnya,bkn cm tau hasil tanpa tau rumusnya ya ustad....???

Sinar Agama Ali Asytari, bisa begitu, walhasil dalil dan argumentasi yang membuat iman itu menjadi hakiki, yakni argumentasi pada obyeknya masing-masing, seperti Tuhan, keAdilan Tuhan, kenabian, keimamahan dan hari akhir/

Ali Asytari Trimakasih ustad.....







0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.